Sejarah tanggal 6 Desember 1928 merupakan sejarah kelam yang tak terelakkan dalam peristiwa bersejarah atas kejadian genoside atau pembunuhan massal terhadap sekelompok buruh di perkebunan pisang terbesar di Kolombia.
Hal mengerikan dialami para demonstran yang mayoritas merupakan pekerja di perkebunan pisang, dimana Kolombia saat itu merupakan penghasil pisang terbesar sebagai eksportir pisang terbesar di dunia.
Tepatnya di daerah Cienagaz Magdalena, di Negara Kolombia, mereka bergerak secara serempak melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa menuntut hak mereka atas ketidak adilan yang mereka alami.
Peristiwra yany sering dinamakan tragedi pembantaian pisang, itu bermula atas perilaky ketidak adilan perusahaam bernama UFC atau United Fruit Company yang merupakan perusahaan terhadap para pekerja di perkebunan pisang yang mereka kelola, namun usaha para unjuk rasa berakhir tragis, justru Perusahaan menanggapi dengan upaya pembantaian atau pembunuhan secara massal para pekerja yang melakukan protes.
Penyebab aksi demonstrasi
Ada alasan yang melatar belakangi aksi mogok kerja dan demonstrasi besar besaran para pekerja atau para buruh pisang itu, diantaranya karena bayaran yang dinilai rendah atau kesejahteraan yang kurang.
Faktor lain karena tidak adanya jaminan terhadap kesehatan para pekerja, dan tak adanya asuransi bagi para pekerja atau dalam hal jika terjadi kecelakaan dalam kerja.
Pada akhirnya mereka melakukan protes secara massal dengan serempak melontarkan permintaan serta upaya agar diperhatikan oleh Perusahaan pada periode November 1928.
UFC sebagai pemegang kendali perusahaan yang mengelola usaha perkebunan besar pisang tersebut seolah tak menggubris niat baik para pekerja untuk menuntut hak haknya.
Namun justru yang terjadi, para pekerja mendapatkan hukuman dari para petugas militer Kolombia dengan sejumlah tembakan membabi buta kepada para demonstran yang akhirnya membuat korban jiwa berjatuhan.
Alih alih mendapatkan balasan atau persetujuan agar permintaannya dipenuhi, sebanyak 1000 lebih korban jiwa berjatuhan meninggal dunia dan peristiwa itu sering disebut pembantaian massal pada peristiwa perkebunan pisang yang selalu diingat khususnya di Kolombia.
Awal mula rentetan peristiwa
Awal mula protes juga disebabkan karena mekanisme perekrutan pekerja yang dilakukan oleh UFC selaku perusahaan yang mengekola para buruh, melakukan seleksi buruh yang akan dipekerjakam denga cara outsourching melalui pihak subkon yang secara nilai keadilan dirasa kurang.
Tujuan Perusahaan agar meminimaliasi upah para pekerja dengan merekrut banyak pekerja dengan upah yang seminimal mungkin untuk memangkas pmgeluaran perusahaan dan menambah profit atau benefit yang lebih besar.
Rupanya tindakan perusahaan tersebut sudah tercium oleh mereka yang telah lama dipekerjakan yang secara tidak langsung memperngaruhi kinerja dan rasa keadilan.
Kolombia memegang peranan penting atas kegiatan ekspor pisang, dengan mayoritas lahan di kota tersebut dikuasai oleh UFC pada tahun 1920 an, dan ada puluhan ribu hektar lahan yang digunakan untuk memghasilkan pisang dengan skala besar.
Namun didalam perjalanannya perusahaan justru tak mentaati perjanjian kerja yang diatur dalam regulasinya, dan juga undang undang tahun 1915 yang disahkan oleh Pemerintah Kolombia.
Peran UFC
Sebagai Perusahaan multi nasional, UFC berperan besar terhadap pengelolaan perkebunam pisang di beberapa negara, salah satunya di Kolombia.
Di negara lain seperti Kostarikaz Honduras, Guatemala, Kuba, Republik Dominika, dan Karibia atau masuk dalam wilayah Amerika Tengah, dan sebagai negara pengimpor seperti di negara megara di Eropa, AS menjadi ujung tombak kegiatan ekspor pisang dengan Kolombia pemegang peranan penting.
