Beberapa waktu lalu, seperti biasanya saya berselancar di YouTube. Lalu saya tertarik pada sebuah video yang diunggah oleh salah satu youtuber yang saya ikuti, yakni Dr. Indrawan Nugroho. Beliau membahas tentang Metaverse, yang kalau saya jelaskan kembali disini pasti akan sangat berbelit dan panjang (dan belum tentu bisa dimengerti).
Singkatnya, Metaverse adalah dunia virtual. Itu menurut saya. Artinya, di dunia virtual tersebut, orang-orang bisa menjalankan “aktivitas” yang biasanya dilakukan di dunia nyata. Bahkan, mungkin saja orang-orang juga bisa menjalankan aktivitas yang tidak bisa dilakukan dengan mudah di dunia nyata.
Tidak, saya tidak akan mengungkapkan penjelasan-penjelasan yang rumit itu. Tapi, Metaverse mengingatkan saya pada buku Berjuta Rasanya karangan Tere Liye. Tepatnya, saya teringat pada Bab ke-9 yang berjudul “LOVE Ver 7.0 & Married 9.0”. Pada cerita itu, dijelaskan bahwa di sebuah kota yang maju, orang-orang tidak tertarik untuk menikah sehingga dikhawatirkan akan terjadinya penurunan populasi karena tidak ada pertumbuhan.
Pemerintah setempat memikirkan cara, dijelaskan pada cerita sebelumnya yaitu Cintanometer yang ternyata gagal. Dibuatlah Married 9.0, dimana orang-orang bisa berpacaran secara virtual tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari. Mereka bahkan tidak perlu berkenalan. Cukup memberikan sperma dan sel telur pada alat dan nantinya akan lahir seorang anak. Sedangkan mereka? Menjalani aktivitas masing-masing.
Metaverse jelas jauh lebih dari itu. Bukan hanya berpacaran dan menikah, disini pengguna bahkan bisa melakukan transaksi. Menarik, memang. Karena memang kata kuncinya adalah “dunia” walaupun virtual.
Saya menyoroti masalah percintaan disini. Karena Metaverse merupakan “dunia”, maka bukan tak mungkin ada yang akan jatuh cinta di dalamnya. Jelas ini menjadi solusi yang menarik mengingat jatuh cinta di dunia nyata sangat menyiksa. Untuk mengunjungi rumah pacar saja harus berkendara, bermacet-macet, padahal rumahnya dekat. Disini, jelas siapapun akan dengan mudah “bertemu” dengan orang yang bahkan lokasinya saja tidak terbayangkan.
Lalu bagaimana jika seseorang memiliki 2 pacar, nyata dan maya? Menurut saya ini sangat mengerikan. Dan disini, jelas akan membuat peluang untuk berselingkuh semakin besar. Tapi ada yang lebih dikhawatirkan lagi. Di Metaverse, kita bisa menjadi siapapun. Sebenarnya ini hal baik mengingat banyak orang yang tidak percaya diri untuk tampil di depan umum, di Metaverse dia bisa menjadi sosok yang berbeda. Tapi jelas hal itu bisa digunakan untuk berpura-pura menjadi seseorang.
Dan saya menyadari bahwa perkembangan teknologi memang mengerikan. Semakin dunia berubah, bukan hanya sistem pendidikan dan sistem pekerjaan yang harus diubah, melainkan sistem percintaan. Pandangan kita mengenai cinta, hubungan, dan pasangan. Itu semua jelas akan berubah jauh di masa yang akan datang.
Orang kolot akan menyebut manusia sekarang tidak normal. Orang sekarang akan menerima ini sebagai perubahan. Dan orang masa depan akan menganggap orang tua sebagai “aneh”.