Dengan memanfaatkan kecanggihan dari teknologi mobile, tentunya GO-JEK telah berhasil merevolusi industri transportasi ojek. Berbagai fitur yang ditawarkan oleh GO-JEK, mulai dari pengiriman barang, berbelanja, bepergian di tengah kemacetan, hingga pesan antar makanan. Semua ide tersebut berawal dari Nadiem Makarim. Untuk mengetahui biografi lengkap si pendiri GO-JEK ini, langsung saja berikut pembahasan selengkapnya.
Masa kecil Nadiem Makarim
Nadiem Anwar Makarim sendiri lahir di Singapura pada tanggal 4 Juli 1984. Ia lahir dari pasangan suami istri yaitu ayahnya Nono Anwar Makarim dan ibunya Atika Algadri. Ayahnya merupakan seorang pengacara terkemuka dan aktivis yang berasal dari Pekalongan, keturunan Minang Arab. Sedangkan ibunya bekerja di bidang non-profit, putri dari Hamid Algadri, yang merupakan salah seorang perintis Kemerdekaan Indonesia. Nadiem Makarim sendiri mempunyai dua saudara perempuan.
Nadiem Makarim mulai bersekolah SD di Jakarta, lalu ia lulus SMA di Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya, di tahun 2002 Nadiem Makarim melanjutkan pendidikannya dengan mengambil jurusan International Relations yang berada di Brown University, Amerika Serikat. Selanjutnya selama setahun Nadiem mengikuti program foreign exchange yang ada di London School of Economics. Nadiem juga melanjutkan pendidikannya ke Harvard Business School, tepatnya di Harvard University dan lulus dengan menyandang gelar Master Business Of Administration (MBA).
Pernikahan Nadiem Makarim
Nadiem Makarim tak menampakkan adanya dukungan dari pasangan. Ia sadar bahwa dirinya tak akan bisa berdiri sendiri. Nadiem memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita bernama Franka Franklin. Keduanya menikah pada tahun 2014 lalu, tepatnya di pulau romantis, yang dijuluki pulau Dewata, Pulau Bali. Dari pernikahan ini, keduanya telah memiliki seorang gadis cantik bernama Solara Franklin Makarim.
Franka sendiri merupakan lulusan Belanda. Tak jauh berbeda dengan suaminya Nadiem Makarim, Franka ternyata juga mempunyai karir yang gemilang pada dunia bisnis digital. Saat ini, Franka sedang memfokuskan diri untuk bekerja sebagai Vice President (VP) merchandising serta pengembangan bisnis pada sebuah perusahaan fashion online ternama.
Perjalanan karier
Setelah ia menyelesaikan pendidikannya, diketahui bahwa Nadiem Makarim pernah bekerja di perusahaan Mckinsey dan Company yang merupakan sebuah perusahaan konsultan ternama yang ada di Jakarta. Ia bekerja di perusahaan ini selama 3 tahun. Diketahui pula jika ia juga pernah bekerja sebagai Co-founder serta Managing Editor di Zalora Indonesia. Setelah itu, Nadiem menjadi Chief Innovation officer kartuku. Karena memiliki pengalaman dari pekerjaan ini, ia kemudian memberanikan diri berhenti dari pekerjaan yang dilakukannya, dan kemudian pada tahun 2011 ia mendirikan perusahaan yang bernama GO-JEK.
Ide bisnis GO-JEK
Ide bisnis dari transportasi GO-JEK pada awalnya ia dapatkan ketika berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Ia sendiri sangat jarang menggunakan mobil dikarenakan mobilitasnya yang tinggi, sehingga ia lebih sering atau hampir setiap harinya menggunakan tukang ojek ke tempat kerjanya agar bisa menembus kemacetan Jakarta. Saat itu, ia masih bekerja sebagai Chief Innovation Officer kartuku dan Co-Founder serta Managing Editor Zalora Indonesia. Dari perbincangan yang dilakukannya dengan para tukang ojek inilah Nadiem Makarim telah menemukan kenyataan jika hampir sebagian besar dari tukang ojek ini menghabiskan waktunya hanya untuk menunggu pelanggan saja, bahkan sangat susah untuk menemukan pelanggan. Padahal, para tukang ojek akan memperoleh pendapatan yang lumayan jika memiliki banyak penumpang.
Namun, Nadiem Makarim melihat bahwa ketersediaan jenis transportasi seperti ini tidak sebanyak transportasi jenis lainnya, dengan begitu, seringkali cukup sulit untuk dicari. Nadiem Makarim ingin sekali tukang ojek tersebut bisa ada setiap saat ketika dibutuhkan. Jika dilihat bahwa di sisi lain kemacetan Jakarta yang semakin parah, tentunya sangatlah dibutuhkan layanan jasa transportasi yang cepat, hingga pengiriman yang cepat agar bisa membantu masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Nah, dari pengalaman inilah ia melihat adanya peluang dalam membuat suatu layanan yang bisa menghubungkan antara pengemudi ojek dengan penumpang.
Awal berdirinya GO-JEK
Pada tahun 2011, Nadiem Makarim telah resmi mendirikan perusahaan GO-JEK, yang kemudian menjabat sebagai CEO dari perusahaan ini. Awal berdirinya GO-JEK, ia hanya memiliki 20 driver ojek saja, dan sistem yang ditawarkan adalah via telepon call center. Nah, untuk pelanggan yang ingin mendapatkan driver ojek ini, mereka bisa langsung menghubungi call center yang telah disediakan. Pada saat itu, jumlah karyawan yang dimiliki oleh GO-JEK masih sangat terbatas, drivernya pun masih sangat terbatas. Tetapi keyakinan yang dimiliki oleh Nadiem terhadap perusahaan ini, telah membuat GO-JEK bisa bertahan sampai melaju pesat hingga beberapa tahun berikutnya.
Pendanaan
Layanan yang ditawarkan oleh GO-JEK adalah bisa memberikan kecepatan dan kemudahan dengan bekerja sama bersama tukang ojek. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa layanan yang ditawarkan oleh perusahaan Nadiem Makarim ini adalah jasa transportasi, jasa belanja, jasa pengantaran makanan dan barang. GO-JEK sendiri pertama kali memperoleh kucuran dana pada Juni 2015 dari NSI Ventures (besaran dana tidak dipublikasikan). Go-JEK kembali mendapatkan kucuran dana pada Oktober 2015 dari DST Global dan Sequoia Capital. Dan lagi-lagi besaran dananya tidak disebutkan. Namun, pada bulan Agustus 2016,secara resmi GO-JEK mengumumkan pendanaan sekitar Rp. 7,2 triliun atau senilai US$550 juta ari KKR, Farallon Capital, Capital Group Private Markets, Warburg Pincus, dan dari investor-investor sebelumnya.
Tentunya dengan adanya pendanaan ini, GO-JEK telah resmi berstatus sebagai unicorn pertama yang ada di Indonesia, yakni startup yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Saat itu, valuasi GO-JEK sudah mencapai US$1,3 miliar. GO-JEK semakin mengalami perkembangan, bisa dilihat bahwa pada bulan Januari 2018, melalui situs blog resminya, Google mengumumkan jika mereka sudah memberikan pendanaan bagi GO-JEK. Hal ini adalah investasi pertama yang dilakukan oleh Google kepada startup yang ada di Asia. Dalam pengumumannya, Google tidak merinci berapa besaran pendanaannya kepada GO-JEK, tetapi sebuah sumber dari Reuters menyebutkan jika total pendanaan yang diberikan adalah sekitar 1,3 triliun atau 100 juta dollar AS.
Tidak lama setelah Google, pada tanggal 12 Februari 2018, kembali Astra Internasional sebagai salah satu perusahaan otomotif nasional menginvestasikan pendanaannya kepada GO-JEK sekitar Rp2 triliun atau senilai US$150 juta. Suntikan tersebut adalah investasi terbesar yang dilakukan Astra sepanjang sejarah di sektor digital, bahkan yang terbesar di perusahaan GO-JEK jika dibandingkan dengan investor lainnya sampai saat itu. Djarum Grup di hari yang sama juga mengumumkan investasinya terhadap GO-JEK. Dalam pengumuman tersebut, mereka tidak mengungkapkan berapa kisaran dana yang diinvestasikan kepada GO-JEK.
Produk dan daerah layanan GO-JEK
GO-JEK sendiri telah tersedia di negara Vietnam yang bernama Go-Viet. Sedangkan di Thailand bernama GET. Jika dilihat bahwa Nadiem Makarim telah membuat GO-JEK sukses besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan GO-JEK saat ini sudah tersedia di lima puluh kota yang ada di Indonesia, maupun beberapa kota yang ada di Thailand dan Vietnam. Beberapa kota yang ada di Indonesia seperti Bali, Balikpapan, Bandar Lampung, Banda Aceh, Banjarmasin, Bandung, Banyuwangi, Batam, Garut, Cirebon, Bukittinggi, Belitung, Jambi, Jakarta, Cilacap, Gresik, Kediri, Karawang, Jombang, Jember, Makassar, Madiun, Madura, Manado, Malang, Magelang, Medan, Mataram, Padang, Mojokerto, Pasuruan, Palembang, Pekalongan, Pematang Siantar, Pekanbaru, Pontianak, Purwakarta, Probolinggo, Purwokerto, Salatiga, Semarang, Samarinda, Sidoarjo, Serang, Sukabumi, Solo, Surabaya, Sumedang, Yogyakarta, Tegal, Tasikmalaya.
Beberapa kota yang ada di Thailand seperti Bangkok, dan sebagainya. Sedangkan beberapa kota yang ada di Vietnam seperti Ho Chi Minh dan Hanoi. Tentunya setelah perkembangan GO-JEK yang begitu pesat, Nadiem Makarim bersama timnya memberikan kemudahan kepada para pelanggannya. Jika sebelumnya para pelanggan langsung menghubungi call center yang telah disediakan, namun karena semakin berkembangnya GO-JEK, Nadiem kemudian menggantikannya dengan aplikasi berbasis Android dan IOS, pada tanggal 7 Januari 2015 yang lalu.
Para pelanggan bisa menggunakan aplikasi ini melalui smartphone saat memesan layanan GO-JEK. Tarif yang akan dibayarkan oleh pelanggan akan disesuaikan dengan jarak tempuh yang dilakukan, sedangkan pembayarannya bisa menggunakan credit (my wallet). Jika sebelumnya Nadiem Makarim hanya membawahi 20 tukang ojek saja, namun saat ini Nadiem telah mempunyai lebih dari 300 ribu tukang ojek yang sudah tersebar di berbagai wilayah yang ada di Indonesia, di bawah naungan perusahaannya.
Sebagai informasi lengkapnya, produk layanan yang ditawarkan oleh perusahaan GO-JEK meliputi:
- GO-SEND yang merupakan layanan untuk mengirim dokumen atau paket barang
- GO-FOOD yang dikhususkan untuk melayani pemesanan minuman dan makanan
- GO-RIDE yang merupakan layanan transportasi dengan mengendarai sepeda motor
- GO-BOX sebagai layanan servis dalam pengantaran barang yang berukuran besar
- GO-MART, layanan jasa untuk berbelanja
- GO-GLAM layanan berdandan atau kecantikan
- GO-TIX layanan untuk memesan tiket pesawat
- GO-CLEAN yang merupakan layanan untuk membersihkan rumah
- GO-SHOP layanan untuk berbelanja barang
- GO-MED layanan pembelian obat
- GO-BUSWAY yang merupakan layanan untuk mengantar penumpang ke halte TransJakarta
- GO-MASSAGE sebagai layanan pemijatan yang akan datang ke lokasi konsumen berada
- GO-PULSA layanan isi pulsa elektronik
- GO-PAT merupakan layanan digital
- GO-AUTO layanan montir, dengan begitu para pelanggan tidak perlu kebingungan lagi untuk mencari bengkel ketika dibutuhkan
- GO-DEALS merupakan layanan penawaran diskon
- GO-CAR layanan transportasi dengan menggunakan mobil
- GO-NEARBY yang merupakan layanan direktori
- GO-BILLS merupakan layanan berbagai pembayaran
- GO-BLUEBIRD adalah layanan transportasi dengan taksi reguler yaitu Blue Bird Group (kerjasama)
Kerja sama
Perusahaan yang didirikan oleh Nadiem ini telah mengumumkan untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan taksi yaitu Blue Bird pada bulan Mei 2016. Dari kerja sama Nadiem dengan perusahaan taksi tersebut, GO-JEK membuat aplikasi bagi pengemudi Blue Bird dan mulai bulan Januari 2017 para pengemudi Blue Bird dapat menerima pemesanan layanan dari GO-CAR yang dimiliki oleh GO-JEK. Kedua perusahaan ini meningkatkan kerja samanya pada bulan Mei 2017 dengan meluncurkan fitur GO-Blue Bird. Tentunya dengan adanya fitur ini pengguna dapat langsung memesan taksi Blue Bird pada aplikasi GO-JEK. Dan tidak akan memperoleh mitra pengemudi lain seperti halnya pada fitur GO-CAR.
Dampak
Sebuah riset yang telah dilakukan Lembaga Demografi dari Universitas Indonesia telah menyebutkan jika GO-JEK sudah memberikan kontribusinya untuk perekonomian Indonesia dari penghasilan mitra pengemudi yang telah dilakukan oleh perusahaan Nadiem sebesar Rp8,2 triliun. Selain itu, GO-JEK juga telah berkontribusi untuk perekonomian Indonesia dari penghasilan mitra UMKM sebesar Rp1,7 triliun per tahunnya. Penelitian yang melibatkan 3.315 orang responden pada Sembilan wilayah tersebut telah memperlihatkan bahwa rata-rata penghasilan mitra pengemudi telah mencapai Rp3,31 juta lebih tinggi jika dibandingkan UMK Sembilan wilayah tersebut yang hanya mendapatkan Rp.2,3 juta.
Kontroversi
Menjamurnya penggunaan dari jasa GO-JEK ini telah membuat adanya kecemburuan di kalangan tukang ojek pangkalan. Bahkan, karena kecemburuan ini, pada 9 Juni 2015 yang lalu seseorang dari akun Path menuliskan insiden jika pengemudi GO-JEK yang dipesannya telah diusir oleh tukang ojek pangkalan yang ada di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Hal ini dikarenakan tukang ojek pangkalan tidak terima jika rezekinya dirampas. Dua kali memanggil supir GO-JEK, maka dua kali pula pengemudi GO-JEK ini lari dikarenakan takut jika dipukuli oleh tukang ojek pangkalan.
Karena kejadian ini, akhirnya ia naik ojek pangkalan yang tentunya dengan tarif yang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan tarif supir GO-JEK. Jika dilihat bahwa tarif yang ditawarkan oleh GO-JEK terbilang lebih pasti karena tarifnya yang ditentukan melalui aplikasi, dengan begitu tidak perlu lagi tawar-menawar. Kontroversi antara tukang ojek pangkalan dengan supir GO-JEK terjadi karena terdapat perbedaan logika. Jika dilihat bahwa tukang ojek pangkalan sangat memegang teguh logika, yaitu “sopan santun”.
Di dalamnya terdapat banyak norma-norma sosial yang perlu dipatuhi. Misalnya saja harus antri saat akan mengambil penumpang, tidak diperbolehkan untuk mengambil penumpang di wilayah atau daerah yang bukan areanya. Namun hal ini berbeda dengan GO-JEK, logika GO-JEK merupakan logika korporasi yang semuanya adalah pasti dan harus serba teratur, mulai dari segi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, asuransi, hingga kisaran harga yang ditetapkan kepada calon pelanggan. Saat driver GO-JEK datang untuk mengambil penumpang, maka driver tidak perlu mengantri maupun mematuhi batas-batas wilayah. Tentunya hal seperti ini dianggap oleh ojek pangkalan sebagai tindakan yang memang tidak mematuhi norma sosial pangkalan. Sehingga hal ini membuat keduanya seringkali berkonflik.
Sebelum sukses bersama GO-JEK, Nadiem pernah mengalami kegagalan tiga kali
Nadiem Makarim yang merupakan pendiri dan CEO GO-JEK menyebutkan bahwa peluang sukses untuk perusahaan rintisan atau yang disebut juga dengan startup begitu kecil. Sebelum Nadiem merintis GO-JEK, ia mengaku bahwa pernah mengalami kegagalan sebanyak tiga kali ketika mendirikan perusahaan rintisan. Nadiem Makarim menyebutkan bahwa walaupun gagal, namun harus tetap dicoba kembali sampai berhasil. Karena pada dasarnya orang-orang yang gagal tetapi tetap berusaha, maka orang tersebut merupakan calon pengusaha sukses. Nadiem Makarim sendiri juga menyadari bahwa ia lebih banyak mengalami kegagalan. Dan untuk menuju kesuksesan dalam mendirikan startup, maka dibutuhkan kegilaan.
Namun, Nadiem sendiri tak pantang menyerah, ia melakukan segala inovasi, dan berkat kegigihan yang dilakukannya, bisnis yang dijalankan berkembang pesat, bahkan telah banyak diliput media sebagai perusahaan yang dapat merevolusi transportasi ojek. Karena kerja keras Nadiem Makarim yang merupakan pendiri GO-JEK, maka saat ini GO-JEK adalah salah satu perusahaan teknologi yang menawarkan jasa transportasi nomor 1 yang ada di Indonesia. Kini nilai kapitalisasi perusahaan GO-JEK telah mencapai lebih dari Rp 53 triliun.