Buru, tidak hanya kayu putih saja yang harus kamu tahu. Lebih dari itu, Pulau Buru adalah sepenggal surga di Kawasan Maluku yang menyimpan banyak “harta Karun bahari” nan eksotis dan elok di pandang mata. Salah satunya adalah pantai Jiku Merasa.
“Jika kamu ada disana, kamu akan merasa tenang dan bahagia”.
Barangkali, sepenggal kalimat diatas adalah alasan Saya menulis tulisan ini kepada calon wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Buru. Wajib bagi kamu untuk rehat sejenak di Pantai Jiku Merasa, jika kamu datang ke Pulau Buru. yuhu, karena pantai ini masih tetap menawan sejak Pulau Buru diciptakan. Dulu hingga kini Pulau Buru bermekaran, pantai Jiku Merasa masih tetap dihati masyarakat dan mungkin juga kamu.
Jiku Merasa adalah kosa kata dari tutur asli masyarakat setempat. Saya pun tidak tahu apa arti dari nama tersebut. Jika tidak jeli membaca nama dari pantai ini, kita bisa membacanya menjadi “ jika ku merasa”. Itu sih kata teman saya. deuh, jadi baper.

Pantai Jiku Merasa terletak di Desa Jiku Merasa, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru (Utara). Lokasi pantai ini tidak terlalu jauh dari Kota Namlea dan Bandara. Berdasarkan hasil pengukuran dengan google map, jarak pantai ini dari Kota Namlea sejauh 17,8 km atau sekitar 28 menit berkendara dengan kendaraan pribadi atau umum. Sementara, jarak dari bandara ke pantai Jiku Marasa sejauh 6.9 km atau selama 12 menit berkendara.
Potret Pantai Jiku Merasa
Memiliki landscape yang unik, Jiku Merasa jika dibuat menjadi serpihan-serpihan puzzle, akan dibagi menjadi tiga serpihan, yaitu : bukit teletubbies, danau dan sungai air asin, dan pantai sepanjang garis pantai Jiku Merasa. Bebukitan teletubbies hijau berderet hampir mengelilingi desa. Bebukitan itu adalah bebukitan kayu putih alami. Sementara, dibawah bebukitan kayu putih yang hijau tersebut, tumbuh tanaman mangrove yang mengelilingi danau air asin. Danau air asin tersebut cukup luas dan dalam, serta terus mengalirkan air yang membentuk sungai yang lebar. Sungai dengan kedalaman sekitar 1-2 meter itu dinamakan sebagai sungai bom. Konon, sungai dan juga danau tersebut terbentuk karena adanya ledakan bom yang dijatuhkan dari para sekutu untuk menghancurkan pasukan Jepang di Pulau Buru.

Sungai air asin atau sungai bom diatas terhubung langsung dengan air laut dan sedikit membentuk muara. Muara tersebut sebagai penghubung air sungai dan laut, juga sebagai “jalan” bagi para nelayan untuk menangkap ikan di laut. Di sungai ini pengunjung dapat bermain “arus balik”, yang terjadi ketika air laut pasang.
Sungai bom tersebut kini masuk ke dalam area Pantai Baikolet. Sungai ini adalah spot andalan untuk berenang, karena airnya jernih, tidak terlalu dalam dan tidak berombak. Bisa dikatakan, sungai bom adalah kolam renang alami di Jiku Merasa.
Pantai Jiku Merasa
Pantai Jiku Merasa kini telah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : Pantai Ako yang terletak di dekat asrama TNI, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Baikolet. Dulu, ketiga pantai ini masih menjadi satu. Pantai-pantai tersebut bermunculan dengan nama baru diatas mulai dari tahun 2015. Pengelolahnya pun adalah pihak swasta, kecuali Pantai Baikolet yang dikelolah langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat.
Ketiga pantai diatas hanya bersebelahan dan dipisahkan oleh tanda nama dan sungai. Semua pantai tersebut unik dan cantik, namun yang banyak disukai oleh masyarakat, terutama para orang tua adalah Pantai Baikolet. Hal ini dikarenakan Pantai Baikolet dianggap “ramah anak” dan juga merupakan kolam renang alami untuk anak. Meskipun demikian, fasilitas pantai tersebut masih sangat sederhana.

Atraksi untuk pengunjung
yang dinikmati saat berwisata ke pantai Jiku Merasa itu, bukan hanya panorama pantai dan laut yang bersih dan indah saja, namun juga beberapa atraksi lain seperti: sunrise, sunset di danau air asin, lumba-lumba, perahu untuk mengitari danau dan melihat lumba-lumba, serta spot snorkeling.
Setiap pantai telah memiliki gazebo atau tempat untuk beristirahat. Selain itu, beberapa lokasi pantai tersebut juga sudah dilengkapi dengan tempat ganti baju dan WC Umum, warung makan, serta tempat bermain anak-anak. Jika para pengunjung ingin menginap di pantai Jiku Merasa, telah tersedia resort yang bisa di sewa untuk keluarga.
Biaya bertamasya ke Pantai Jiku Merasa
Untuk menjangkau lokasi ini, kita dapat menggunakan angkutan umum, dengan biaya pulang-pergi sekitar Rp 30.000 dari terminal pasar kota Namlea. Saya menyarankan Anda untuk menggunakan kendaraan pribadi atau motor. Tujuannya agar lebih mudah dan enak sepanjang jalan. Adapun, tiket masuk ke semua pantai jiku Merasa saat ini adalah Rp 5.000 per orang.
Jika pengunjung ingin menikmati keindahan panorama danau air asin dan melihat lumba-lumba lebih dekat, pengunjung dapat menyewa perahu dengan harga sewa sebesar Rp 85.000 per perahu. Perahu tersebut dapat memuat 5-8 orang. Adapun, jajanan yang masih tersedia di sepanjang Pantai Jiku Merasa adalah jajanan ringan seperti rujak, kelapa muda, gorengan, dan lainnya. Harga-harga semua jajanan dan makan tersebut tentunya bervariasi, yang dimulai dari Rp 2.000. Walaupun tersedia jajanan dan makanan di Pantai Jiku Merasa, pengunjung biasanya tetap akan membawa makanan dari rumah dan menyantapnya secara bersama-sama di tepi pantai. Sementara, seperti lokasi pariwisata lainnya, Pantai Jiku Merasa selalu ramai di kunjungi saat hari libur atau weekend.

Pantai Jiku Merasa, masih layak dikatakan sebagai pantai terbaik di Kabupaten Buru saat ini. Pantai dengan panorama lengkap, yang dimulai dari bebukitan, danau hingga sungai tersebut, patut dijadikan salah satu daftar travellng Anda. Semoga masyarakat bisa menjaga kebersihan dan kelestarian pantai Jiku Merasa selamanya.
Jadi, bagi kamu yang kangen jalan-jalan, cobalah datang ke Pantai Jiku Merasa saat corona mereda. Dijamin, Anda akan betah dan terpana.