Pelajaran Bisnis Dari Film Filosofi Kopi

Irvan Yusuf

Pelajaran Bisnis Dari Film Filosofi Kopi

Para penggemar atau dikalangan anak muda biasa disebut anak senja pasti tidak asing dengan film .

Ya! Film yang telah rilis sebanyak 2 season ini menceritakan bagaimana jatuh bangunnya dua orang sahabat karib bernama Ben yang diperankan oleh Chicco Jerikho dan Jody yang diperankan Rio Dewanto dalam membangun bisnis kafe kopi kekinian.

Dalam film season 1, Filosofi Kopi yang berlokasi di Melawai terancam gulung tikar akibat Ben dan Jody terlilit hutang dan pemasukan dari penjualan kopi mereka yang turun.

Tiba-tiba datanglah seorang pengusaha yang menyambangi kedai dan memberikan tantangan sayembara yakni meracik kopi terenak untuk dipresentasikan ke klien pengusaha tersebut.

Atas negosiasi Ben dan Jody, mereka akan mensyaratkan hadiah 1 miliar jika kopi yang dibuat berhasil memenangkan sayembara.

Kemudian ben melakukan beberapa percobaan hingga menemukan kopi yang diklaim oleh Ben rasanya enak dan dinamakan Perfecto.

Sampai suatu saat, Perfecto yang diklaim sebagai kopi terenak terpatahkan oleh salah satu  reviewer wanita bernama El. Dia bilang bahwa kopi yang terenak adalah Tiwus.

Jody yang penasaran juga diliputi rasa khawatir dengan kesempatan 1 miliar yang mungkin akan lenyap. Akhirnya ia memaksa Ben yang sangat idealis untuk mencari kopi Tiwus tersebut. 

Setelah melalui konflik panjang akhirnya Ben, Jody dan El pergi ke tempat dimana Tiwus berada. Idealisme Ben berhasil diturunkan karena tersentuh setelah mengetahui bagaimana proses kopi tiwus menjadi kopi yang enak mulai dari proses menanam, merawat, memanen, hingga menyeduhnya.

Sekembalinya dari pencarian Tiwus ia pun meracik kopi perpaduan antara Perfecto dan Tiwus. Hasil racikan tersebut menghantarkan Ben dan Jody sebagai pemenang sayembara.

Uang 1 miliar pun didapat untuk kemudian digunakan melunasi hutang serta mengembangkan Filosofi Kopi.

Dari peristiwa tersebut dapat kita ambil hikmah dan pembelajaran dalam berbisnis bahwa sesuatu masalah yang ingin kita selesaikan ternyata tidak selalu mudah.

Harus ada pengorbanan, tidak meremehkan orang lain yang mungkin memberi masukan baik untuk kita, menghilangkan sifat egois dan selalu pandai melihat peluang.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi