Isu merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sedang ramai diperbincangkan.
Wabah ini mulai terdeteksi di Provinsi Aceh dan Jawa Timur dan menjalar dengan cepat ke wilayah lain di Indonesia.
Lebih dari 3 juta hewan ternak terinfeksi PMK dengan jumlah kematian 99 ekor (data per 17 Mei 2022).
Akibat wabah ini, peternak nasional merugi dan harga daging yang dikonsumsi diperkirakan naik drastis.
Sebagai konsumen, tentunya kita perlu waspada dengan PMK ini. Selain mempengaruhi segi finansial, wabah ini dapat berpengaruh negatif pada kesehatan lingkungan.
Mari kita simak fakta – fakta terkait wabah PMK berikut untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
1. Definisi dan Gejala PMK
Penyakit mulut dan kuku (PMK) berasal dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.
Virus ini sangat cepat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah atau genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing dan termasuk hewan liar seperti gajah.
Penularan PMK yang masif membuatnya menjadi penyakit hewan ternak yang paling ditakuti semua negara di dunia.
Hewan yang tertular PMK menunjukkan gejala dimulai dari demam hingga 410C, tidak nafsu makan, hingga keluar air liur berlebihan.
2. Bukan Penyakit Baru
Wabah PMK di Indonesia bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1887, wabah ini menjangkiti hewan ternak di Indonesia dan berasal dari sapi yang diimpor dari Belanda.
Setelahnya, Indonesia menghadapi beberapa kali wabah PMK akhirnya pada tahun 1983, program vaksinasi hewan berhasil memberantas penyakit ini.
Kini, PMK kembali muncul setelah lebih dari 30 tahun. Pemerintah sedang menginvestigasi asal muasal virus PMK yang menjangkiti hewan ternak tahun ini.
Sementara menunggu, pemerintah daerah menggencarkan disinfeksi dan menyiapkan vaksinasi pada hewan ternak.
3. Pengaruhi Supply Daging dan Susu
Penyakit PMK yang beredar luas dapat berpotensi mengganggu persediaan daging dan susu untuk dikonsumsi.
Hal ini terjadi jika laju penularan wabah tidak dapat ditekan dalam beberapa bulan mendatang.
Turunnya persediaan daging terjadi karena angka kesakitan penyakit ini bisa mencapai 100% dan angka kematian tinggi terjadi pada hewan muda atau anak-anak.
Di samping itu, hewan yang terinfeksi PMK umumnya mengalami penurunan produksi susu yang drastis.
4. Tidak Menular ke Manusia
Sedikit kabar baiknya, PMK bukanlah penyakit yang ditularkan ke manusia.
Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir karena daging dan susu hewan yang terinfeksi PMK dapat dikonsumsi.
Di sisi lain, penyakit ini dapat dengan cepat menular pada hewan peka lewat pernapasan, ingesti, perkawinan, hingga kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
Oleh karena itu, kita perlu memerhatikan cara pemotongan atau penyembelihan agar limbahnya tidak menjadi sumber kontaminasi atau penyakit.
5. Mengonsumsi Daging dan Susu dengan Aman
Proses pemanasan dan penyimpanan daging yang baik dapat menjamin keamanan konsumsi daging untuk kita.
Setelah dibeli, daging tidak perlu dicuci namun langsung dimasak secara mendidih selama 30 menit.
Pemanasan daging pada suhu sekitar 70°C selama 30 menit dapat mematikan virus PMK.
Untuk organ tulang, kepala, jeroan, dan bagian mulut, rebus daging secara mendidih selama 30 detik.
Sedangkan pada susu, dapat dilakukan pasteurisasi pada suhu 72°C selama 15 detik.
Penyimpanan daging dalam kulkas dapat dilakukan dengan merebus daging dahulu misalnya diungkep dahulu kemudian dibekukan.
Jika ingin menyimpan daging mentah dalam bentuk beku, maka sebelum dibekukan sebaiknya dimasukkan dahulu didalam pendingin selama 24 jam.