Kecelakaan terbesar sepanjang sejarah pesawat terbang terjadi pada 12 Agustus 1985, Maskapai Japan Air Lines 123 Boeing 747 saat melakukan rute perjalanan dari Haneda Tokyo ke Osaka mengalami insiden mematikan saat pesawat tersebut jatuh dan menewaskan 502 orang, dengan empat orang berhasil selamat.
Pesawat tersebut kehilangan kendali setelah mengudara di ketinggian 7000 meter diatas permukaan laut. Pesawat lalu melandai di ketinggian sekitar 3.000 meter. Pilot terus mengirim sinyal darurat dan meminta untuk ditransformasi ke bandara Tokyo. Namun sekitar 45 menit setelah mengudara, pesawat itu dikabarkan telah jatuh di pegunungan Takamagahara, di dekat Gunung Osutaka.
Hampir seluruh penumpang meninggal dunia atas kejadian nahas tersebut, 502 orang meninggal dunia dalam insiden tersebut, dan empat orang tersisa masih hidup.
Menurut laporan Vintage News, empat korban yang selamat yakni Yumi Ochiai (26), lalu ada seorang pramugari yang sedang tak menjalani tugas, Keiko Kawakami (12) serta sepasang ibu dan anak perempuannya, Hiroki Yoshizaki dan Mikiko Yoshizaki.
Keempat korban selamat itu duduk di bagian barisan kiri paling belakang pesawat. beruntung karena di bagian teersebut kondisinya masih utuh, meski mereka sempat terlempar dari tempat duduknya dan akhirnya berada disemak-semak gunung dibawah puing-puing reruntuhan pesawat.
Setelah melakukan serangkaian penyeledikan, ditemukan fakta bahwa penyebab utama insiden tersebut adalah adanya kesalahan perbaikan ekor pesawat pada saat tahun 1978. Para teknisi terlalu mengabaikan kerusakan yang tak mendapat tindakan serius dari pihak maskapai, akibatnya ketahanan ekor pesawat melemah sehingga memicu insiden luar biasa ini.