Suatu ekosistem tidak lepas dari peranan ekologis para spesies yang menghuni suatu ekosistem tertentu.
Terutama pada ekosistem laut yang di dalamnya terdapat banyak biota laut yang saling berinteraksi untuk kelangsungan hidup mereka.

Salah satu biota tersebut berasal dari Echinodermata, salah satu filum yang akan dibahas peranan ekologinya pada artikel ini.
Echinodermata merupakan salah satu filum hewan invertebrata yang bertubuh kasar karena memiliki duri atau tonjolan pada permukaan tubuhnya.
Hewan yang tergolong dalam filum ini memiliki ciri morfologi yang khas, yaitu endoskeleton terbuat dari kalsium karbonat, memiliki sistem pembuluh air, memiliki pediselaria (modofikasi duri) seperti penjepit, alat respirasi berupa papula, dan tubuh berbentuk simetri radial.
Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu Asteroidea (bintang laut), Echinoidea (bulu babi), Ophiuroidea (bintang ular), Holothuroidea (teripang), dan Crinoidea (lili laut).
Dalam ekosistem laut, Echinodermata memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi di daerah terumbu karang dan pantai.
Hal ini terjadi karena larva Echinodermata dapat berenang dengan jarak yang jauh sampai ke permukaan laut untuk memperluas penyebarannya.
Kelompok hewan ini dapat dijumpai dengan jumlah yang melimpah karena keberadaannya dipengaruhi oleh ekosistem terumbu karang.
Selain itu, hewan ini dapat hidup di padang lamun dan kelompok karang-karang yang hidup atau mati.
Dilihat dari sisi ekologi, kelima kelas dari filum Echinodermata memiliki peranan tersendiri terhadap ekosistem laut.
Kelas Asteroidea dan Ophiuroidea berperan sebagai pelindung terumbu karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan.
Contohnya seperti bintang laut dan bintang mengular. Kelas Holothuroidea dan Echinoidea sebagai pendaur ulang nutrien. Contohnya bulu babi dan teripang.
Kelompok hewan Echinodermata dapat berperan sebagai bioindikator dalam ekosistem laut.
Bioindikator merupakan komponen biotik yang berperan sebagai indikator biologi, yang dapat menunjukkan kondisi alam, menilai kualitas lingkungan, dan mendeteksi perubahan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Echinodermata dapat dijadikan sebagai bioindikator ekosistem laut karena filum ini hanya dapat hidup pada kualitas perairan laut yang baik.
Selain itu, keberadaannya sangat mempengaruhi tingkat kesuburan substrat yang berada di dasar perairan karena Echinodermata memakan hewan-hewan laut yang sudah mati, organisme kecil (plankton), alga, dan partikel organik serta dapat mencerna pasir atau lumpur yang mengandung bahan organik.
Oleh karena itu, hewan Echinodermata berperan dalam membersihkan laut dari sampah organik spesies yang telah mati (detritus) agar keseimbangan ekosistem laut dapat terjaga.
Beberapa jenis hewan Echinodermata merupakan komponen penting dalam kelangsungan hidup spesies lain dalam ekosistem laut karena dapat berperan sebagai spesies kunci (keystone species) untuk mengatur keseimbangan komunitas terumbu karang.
Menurut National Geographic, spesies kunci akan berdampak besar pada perubahan ekosistem.
Jika spesies kunci itu menghilang atau punah, maka hal tersebut dapat menjadi akhir dari sebuah ekosistem, atau spesies invasif (spesies pendatang) akan menguasai ekosistem tersebut dan akan berdampak pada perubahan ekosistem baru.

Spesies kunci dari filum Echinodermata ialah bintang laut. Bintang laut memakan kerang agar populasi kerang tetap terkendali sehingga memungkinkan spesies yang lainnya untuk berkembang.
Ketika bintang laut menghilang, populasi kerang semakin tidak terkendali sehingga kerang bertindak sebagai spesies invasif yang akan mengambil alih habitat tersebut.

Selain bintang laut, bulu babi juga berperan sebagai spesies kunci bagi komunitas terumbu karang untuk mengendalikan populasi alga.
Alga bersaing dengan hewan-hewan yang ada di terumbu karang untuk memperebutkan sumber daya berupa cahaya matahari.
Ketika populasi bulu babi menurun, terumbu karang akan mati karena populasi alga meningkat yang menyebabkan rusaknya terumbu karang sehingga akan mengancam hewan-hewan di komunitas tersebut.
Itulah peranan penting sisi ekologi dari filum Echinodermata, sebagai filum yang dapat berpengaruh terhadap perubahan ekosistem laut serta menjadi indikator biotik untuk menandakan adanya penurunan kualitas dari ekosistem yang dihuninya.
Dengan adanya hewan Echinodermata membuat ekosistem laut lebih terjaga dan terpelihara keseimbangannya.