Serial Netflix yang berjudul dengan In the Name of God: A Holy Betrayal telah menjadi banyak pembicaraan utama di media sosial.
Serial yang menceritakan kisah mengerikan dari empat pemimpin kultus di Korea dan mengaku sebagai nabi.
Salah satu dari mereka menjadi pimpinan dan menjadi pembicaraan nitizen yaitu Jeong Myeong Seok, yang juga memainkan JMS (Jesus Morning Star) atau juga Providence.
Ia menghadapi gugatan atas dugaan dari pelecehan seksual terhadap beberapa pengikutnya. Pengakuan korban yang terdapat di dalam documenter In The Name of God: A Holy Betrayal.
Profil Jeong Myeong Seok, In The Name of God: A Holy Betrayal:
Berikut merupakan profil dari Jeong Myeong Seok dari kasus pelecehan yang dilakukannya.
– Mendirikan Providence pada tahun 1980
Jeong Myeong Seok yang lahir pada 1945 dan pada tahun 198, ia mendirikan gerakan yang dari keagamaan The Providence. Gerakan tersebut berkembang dengan seiring pertumbuhan dari kumpulan tersebut dan dikenal juga sebagai JMS atau Jesus Morning Star dengan bertujuan untuk demografis yang lebih mudah dan membangun keanggotaannya.
– Pengikut kebanyakan adalah mahasiswa
Awal gereja ini berada di apartemen studio kecil di Sinchon di tahun 1980. Ia pertama kali melakukan penginjilan mahasiswa dan melanjutkan bisnis itu.
JMS mulai dengan kepopuleran mereka di tahun 1990-an saat mereka datang pada sebuah Universitas.
Saat itu belum ada gereja yang memiliki mahasiswa di dalamnya. Sedangkan JMS memiliki 200 hingga 250 gereja dan memiliki hampir 30 ribu anggota.
Mahasiswa yang tidak memiliki uang akan berkontribusi pada persembahan. Oleh karena itu pada saat jam istirahat JMS akan menggalang dana untuk fakur miskin.
Mereka akan menjual kacang dan kartu Tahun Baru agar menghasilkan uang untuk gereja.
– JMS dikenal sebagai gereja yang open minded
Dibandingkan dengan gereja yang konservatif lainnya, JMS memiliki sisi yang lebih pemikiran yang terbuka sehingga menjadi daya tarik bagi pengikutnya.
Para siswa merasa cara Jeong Myeong Seok mengajarkan Alkitab menjadi solusi yang praktis untuk semua permasalah negara.
Dalam JMS menganut Alkitab murni metafora. Sehingga JMS mengajarkan hal-hal yang lebih ilmiah. Selain itu, JMS membiarkan untuk para pengikutnya mengalami pengalaman mistis yang intens.
– Jeong Myeong Seok mengaku dapat melihat masa depan
Jeong Myeong Seok membuat ramalan untuk melihat siapa presiden selanjutnya.
Pada tahun 1987 ia meramalkan bahwa Roh Tae Woo akan memenangkan memilihan presiden dan ternyata hal tersebut menjadi kenyataan.
Jeong Myeong Seok juga menyadari pada pengikutnya bila sedang mengalami maat sulit.
Ia mengklaim bahwa Jeong Myeong Seok telah belajar pada dunia kedokteran selama 40 tahun, dan inilah cara dia menyembuhkan orang-orang.
Sehingga Jeong Myeong Seok akhirnya menyebut dirinya sebagai Mesias, dan para pengikutnya setuju akan hal itu. Pada akhirnya orang-orang menjadi berdoa kepada Jeong Myeong Seok.
– Melakukan pelecehan seksual
Naiknya kekuasaan Jeong Myeong Seok membuat banyak perempuan bergabung dengan JMS. Dilaporkan ada tiga prempuan tinggi dan cantik berada disekitar Jeong Myeong Seok kemanapun ia pergi.
Saat itulah ia mulai menggunakan pengaruhnya untuk melakukan pelecehan seksual kepada pengikut perempuan. Karna kepopulerannya ia menjadi semakin sulit untuk ditemui.
Walaupun sulit untuk ditemui, ketika banyak perempuan yang masuk dalam gerejanya ia melakukan sesi empat mata dan selama pertemuan ia akan melakukan aksinya.
Dengan mengatakan bahwa Tuhan memerintahkan untuk memeriksa wanita tersebut. Tak sedikit juga ia menyarankan untuk perceraian.
Jeong Myeong Seok dengan motif menyelamatkan dari korupsi dengan tidak membiarkan manusia berhubungan intim. Ia menjelaskan hal tersebut menggunakan konsep metafora yang mangacu pada kisah Adam dan Hawa.
Dia mempercayai jika ia bisa berhubungan dengan intim dengan wanita karena dia merupakan “Adam Sempurna”
In the Name of God: A Holy Betrayal merupakan film dokumentasi yang di khususkan untuk dewasa.
Tayangan tersebut banyak menampilkan kekerasan seksual kepada anak-anak, bunuh diri hingga ketelanjangann. In the Name of God: A Holy Betrayal ini sedang tayang pada Netflix.
Simak terus artikel dari Digstraksi lainnya, untuk mendapatkan informasi lain terkait tentang dunia dan masih banyak lagi! Kalian juga bisa mendapatkan info penting lain di Facebook resmi Digstraksi