Dayok Nabinatur disematkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai makanan warisan, resep kuliner ini haruslah tetap terjaga. Berikut merupakan resep asli Dayok Nabinatur dari Simalungun, Sumatera Utara
Resep Dayok Nabinatur Khas Simalungun
Bahan-bahan :
- Ayam Kampung Jantan 1 ekor
- Sikkam (kulit batang daun salam) ukuran 5×30 cm
- Kelapa parut 1 buah
- Lengkuas 2 cm
- Jahe 1 cm
- Serai 5 batang
- Bawang merah 5 siung
- Bawang putih 2 siung
- Daun salam secukupnya
- Lada secukupnya
- Cabe merah/rawit secukupnya
- Darah ayam yang ditampung
Cara Membuat
Siapkan Hinasumba (daging halus)
- Rebus daging ayam hingga hampir matang
- Ambil daging dari bagian dada lalu cincang hingga halus
- Memarkan sikkam sampai halus, kemudian tambahkan sedikit air supaya bisa diperas.
- Peras sikkam dan ambil airnya saja
- Campurkan air sikkam dengan darah ayam (ketika ayam dipotong, darahnya ditampung).
- Campurkan daging cincang dengan darah dan air sikkam. Campuran ketiga bahan itulah yang dinamakan hinasumba
Siapkan Ayam
- Potong ayam dan kemudian bedah menurut anatominya, lalukan sesuai adat Simalungun.
- Sisihkan daging dari bagian dada untuk dijadikan hinasumba
- Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada) kecuali serai cukup dimemarkan.
- Tumislah bumbu yang telah dihaluskan di dalam kuali. Kemudian masukkan batang serai dan daun salam.
- Selanjutnya masukkan potongan daging ayam beserta bagian dalamnya. Masak hingga daging setengah matang.
- Ketika daging sudah setengah matang, bubuhkan kelapa parut yang sudah disangrai. Biarkan selama 30 menit sampai ayamnya benar-benar matang, lalu angkat.
Cara Penyajian :
- Susun ayam di atas sebuah piring lonjong atau talam. Susunannya mulai dari kepala, bagian dalam, sayap, paha hingga bagian buntut.
- Taburi hinasumba di sekeliling ayam yang sudah disusun tadi, lalu hidangkan.
Secara adatnya, orang yang memotong dan juga memasak dayok nabinatur harus jujur. Diharamkan menyicipi masakan saat masih dimasak dan tidak boleh menyembunyikan sepotong daging pun dari dayok nabinatur. Dayok Nabinatur ini sendiri disajikan disaat yang dianggap sakral, seperti pada acara-acara adat Simalungun, acara gereja (pembaptisan anak, angkat sidi, memasuki rumah baru), dan acara penting keluarga seperti perayaan ulang tahun, memberangkatkan anak merantau, atau mendapat pekerjaan, wisuda dan lainnya.