Jajanan pasar atau jajanan tradisonal merupakan salah satu kekayaan kuliner yang dimiliki Indonesia. Lemper, arem-arem, dan lontong merupakan beberapa contoh jajanan tradisional yang cukup terkenal, mudah ditemukan, dan banyak penggemarnya. Ketiga jajanan tradisional tersebut memiliki tampilan yang hampir sama karena sama-sama dikemas dalam balutan daun pisang. Tidak sedikit pula yang sering keliru membedakan mana yang lemper, mana yang arem-arem, atau mana yang lontong.
Nah, supaya tidak keliru lagi, yuk simak beragam perbedaan antara lemper, arem-arem, dan lontong berikut.
1. Bahan Dasar
Perbedaan dasar antara lemper, arem-arem, dan lontong adalah bahan dasar yang digunakan. Lemper terbuat dari beras ketan putih yang dimasak bersama santan, sehingga akan memberikan tekstur yang lengket dan cita rasa yang gurih. Berbeda dengan lemper, arem-arem terbuat dari beras putih biasa yang dimasak bersama santan hingga pulen. Sama dengan arem-arem, lontong juga terbuat dari bahan dasar beras putih.
2. Isian
Selain bahan dasar, lemper, arem-arem, dan lontong memiliki isian yang berbeda. Pada dasarnya, lemper memiliki isian berupa serundeng atau abon sapi. Namun, isian lemper kini mulai beragam dan bervariasi. Agar terkesan lebih mewah, abon sebagai isian lemper diganti dengan cincangan atau suwiran daging ayam. Arem-arem memiliki isian berupa sambal goreng.
Sambal goreng yang digunakan sebagai isian arem-arem pun beragam, seperti sambal goreng tempe, kentang, daging ayam, hingga hati ayam. Berbeda dengan lemper dan arem-arem, lontong tidak memiliki isian. Lontong umumnya disajikan dengan menu pendamping lain, seperti sate, gado-gado, hingga opor, sehingga lontong pun tidak memiliki isian seperti lemper tau arem-arem.
3. Kegunaan Penyajian
Lemper biasa disajikan dalam acara hajatan. Tekstur lemper yang lengket karena terbuat dari beras ketan putih dan santan dipercaya dapat merekatkan dan menyatukan hubungan dan rezeki si pemilik hajatan. Tidak heran, lemper sering kita temukan dalam snack box di antara kue-kue tradisional lain dalam acara hajatan yang kita kunjungi. Jika lemper biasa kita temukan dalam acara hajatan, arem-arem lebih populer sebagai makanan untuk sarapan.
Nasi pulen dengan isian sambal goreng sangat mengenyangkan sebagai menu sarapan. Selain itu, karbohidrat, protein, dan aneka gizi lain yang terkandung dalam arem-arem sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan gizi harian sebelum melakukan banyak aktivitas. Lontong biasa digunakan sebagai pengganti nasi dalam hidangan-hidangan tertentu. Opor, sate, gado-gado, hingga ketoprak umumnya disajikan dengan lontong daripada nasi.
4. Tekstur dan Cita Rasa
Dari segi tekstur, lemper memiliki tekstur yang kenyal dan agak lengket karena terbuat dari beras ketan. Berbeda dengan lemper, arem-arem memiliki tekstur yang pulen dan lembut layaknya nasi, begitu pula dengan lontong. Dari segi cita rasa, lemper memiliki cita rasa yang asin dan gurih yang berasal dari campuran santan pada ketan dan abon atau suwiran daging pada isiannya.
Arem-arem memiliki perpaduan cita rasa yang gurih dan pedas. Rasa gurih pada arem-arem berasal dari santan yang dicampurkan pada nasi, sedangkan rasa pedasnya berasal dari isian sambal goreng. Cita rasa yang dimiliki lontong adalah gurih, tapi tidak segurih lemper. Rasa dari lontong tidak begitu kaya karena cita rasa yang dihasilkan justru dari hidangan pelengkap yang disajikan bersama lontong.
Itulah beberapa perbedaan antara lemper, arem-arem, dan lontong. Sekarang kamu sudah dapat membedakannya, bukan?