Jangakan berbicara jaringan 6G, jaringan 5G di Indonesia bisa dikatakan saat ini belum tersedia secara menyeluruh.
Namun di negara-negara yang lebih maju teknologinya, penggunaan 5G telah lebih luas pemakaiannya. Tentu saja, adanya 5G tidak membuat para inovator puas dan berhenti meneruskan riset begitu saja.
Salah satu yang tetap melanjutkan riset dan pengembangan, adalah raksasa produsen elektronik asal Korea Selatan, Samsung.
Baru-baru ini dikabarkan bahwa Samsung mengumumkan akan mendirikan kelompok riset baru di Inggris, yang akan memfokuskan diri pada pengembangan perangkat dan jaringan 6G.
Proyek penelitian 6G Samsung tersebut akan berbasis di Samsung R&D Institute Inggris atau Samsung R&D UK (SRUK) yang berkantor pusat di Staines-upon-Thames.
Samsung menyatakan bahwa inisiatif baru di Inggris akan menjadi bagian dari proyek pengembangan 6G Samsung secara global.
Selain di Inggris, penelitian vendor asal Korea Selatan ini juga akan mencakup beberapa pusat penelitian di negara lainnya.
Presiden dan kepala Samsung Research, Sebastian Seung, menyatakan, “Kami membayangkan bahwa 6G akan memberikan kenyamanan terbaik bagi manusia dan seluruh bidang kehidupan melalui hiperkonektivitas yang lebih baik lagi, dan ide ini menjadi dasar dari visi 6G kami.”
Ia juga mengatakan, ““Kami percaya bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan 6G. Membangun jaringan 6G akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, seperti yang telah kita lihat dengan generasi sebelumnya, dan akan membutuhkan banyak diskusi dan kolaborasi di antara berbagai pihak di industri dan akademisi.”
Sementara itu, Sunghyun Choi, kepala pusat penelitian komunikasi lanjutan di Samsung Research berpendapat, “Persiapan untuk 6G akan menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Mempertimbangkan sejarah panjang kolaborasi di bidang lain termasuk standarisasi 5G, saya sangat dengan adanya SRUK sebagai anggota R&D 6G Samsung. Kami akan bekerja sama untuk menghadirkan pengalaman hyper-connected berikutnya ke setiap sudut kehidupan pelanggan kami di era 6G.”
Dalam sebuah wawancara dengan media RCR Wireless News sebelumnya, Sunghyun CHoi juga telah berkomentar tentang pengembangan jaringan 6G.
“Visi kami untuk 6G adalah menyediakan “Pengalaman Hyper-Connected Berikutnya untuk Semua. Kami percaya bahwa 6G akan dicirikan oleh ultra-wideband, ultra-low latency, ultra-intelligence, dan ultra-spatialization, yang akan memungkinkan adanya extended reality (XR) yang benar-benar imersif, hologram seluler dengan fidelitas tinggi, dan replika digital kapan saja dan di mana saja.”
Ia mengungkapkan bahwa pengembangan spesifikasi teknologi 6G dalam 3GPP diharapkan akan dimulai sekitar tahun 2025, sementara standar teknis 6G ditargetkan dirilis pertama pada tahun 2028.
Choi berpendapat, “Meski penting untuk mengembangkan teknologi yang luar biasa, penting juga untuk membentuk konsensus tentang teknologi 6G dalam proses standarisasi untuk berhasil mencapai 6G.”
Menurut sebuah white paper yang dirilis oleh Samsung Electronics pada tahun 2020, jaringan 6G awal dapat digunakan pada tahun 2028, sementara komersialisasi massal teknologi ini akan terjadi pada tahun 2030.
White paper yang berjudul “Pengalaman Hyper-Connected Generasi Selanjutnya untuk Semua,” itu menguraikan visi perusahaan untuk sistem komunikasi generasi berikutnya, yaitu jaringan 6G.
Bahasan white paper Samsung tersebut mencakup berbagai aspek yang terkait dengan tampilan 6G, yang salah satunya adalah kecenderungan besar pada gaya atau model mutakhir baik dari sisi teknis dan sosial.
Aspek-aspek lainnya, antara lain adalah tentang layanan baru, persyaratan, kandidat teknologi, dan garis waktu standarisasi yang diharapkan.