pengajian setelah isya’ Sudah menjadi tradisi di pondok pesantren nurul qarnain baletbaru-sukowono-jember, ditinjau dari segi tempatnya ada yang dimasjid ada yang dikelas, ada yang di aula, dan ada yang di asrama, pun pengajiannya juga berbeda-beda, kitabnya berbeda-beda, bukunya berbeda-beda, ustadnya berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu harapan terbesar pengasuh kepada santri dan santriwatinya “bagaimana kehidupan santrinya baik didunia sampai akhirat”, tepat malam senin salah satu ustad mengajar disebuah kelas dan kebetulan materi yang akan dibahas masalah perkawinan, setelah ustad itu mengajar biasanya ada pertanyaan, pertanyaan pun tiba-tiba datang dari seorang santri yang rupawan, namanya tukul..
ustad: silahkan yang mau bertanya..?
tukul: saya ustad! Dia mengacungkan tangan
ustad: silahkan!. Sambil tersenyum
tukul: bagaimana tolak ukur sebuah kriteria dalam memilih pasangan..?
kebanyakan orang itu memilih karena apa yang nampak oleh mata, semisal cantik, tampan, sehingga saya merumuskan ibarat ada sebuah kacang yang diperebutkan adalah kulitnya.. bijinya, isinya tidak..
ustad: baik dengarkan semua, ini pertanyaan yang bagus, ada 2 rumus untuk menjawab pertanyaan dari saudara tukul ini ada rumus biasa dan ada rumus yang tidak biasa, saya akan rumuskan rumus yang biasa (yang melegenda):
begini dalam memilih sebuah pasangan yang pertama adalah karena hartanya, karena wajahnya, karena nasabnya, karena agamanya, namun yang lebih baik karena agamanya.. sebenarnya karena cantik dan karena tampan itu juga benar, dengan syarat sudah mencakup yang empat diatas, tetapi orang sekarang gagal paham meretas apa yang dimaksud cantik dan tampan, sejak kapan sih cantik dan tampan harus hidung mancung, kulit putih, kalok laki-laki badannya tinggi kekar, kalok perempuan badannya tinggi, langsing dan sebagainya? Tahu gak!, cantik dan tampan itu relatif tergantung yang melihat, bisa jadi katamu cantik tetapi kata temenmu itu jelek.. kalok kamu mempunyai istri yang cantiknya katakanlah lebih semisal begitu, tetapi sering marah-marah, suka liat suami orang, atau kamu mempunyai suami yang jauh melebihi dari kata tampan tetapi sering memukul kamu, sering liat istri tetangga, sering marah-marah padahal urusan nafkah dia kadang memberi kadang tidak!
Lalu bagaimana engkau selaku istri atau suami yang memiliki kriteria pasangan diatas? Apakah akan bahagia?
Jadi kalok kamu hanya melihat cantik dan tampannya itu sangatlah kurang, yang benar itu syukur-syukur ibarat kacang kulitnya baik bijinya juga baik, fisiknya oke dimensi batinnya juga oke, yang mana telah memenuhi kriteria yang empat diatas.. ini rumus yang biasa..
Rumus yang tidak biasa:
Seseorang yang memilih pasangannya tidak menagih apapun, mau anaknya orang miskin, masalalunya kelam, yang penting saya cinta, yang penting mari kita sama-sama berjuang menjadi orang baik, mari kita sama-sama meraih menuju kesuksesan, suaminya mengatakan “aku yang bekerja dengan semangat sedangkan kamu yang mendoakanku dengan sangat”, mari kita kita sama-sama membuang apa yang tidak baik didalam diri kita, dan tetap merawat kebaikan-kebaikan yang telah tercipta..
karena suami yang baik/isteri yang baik bukanlah ia yang memiliki suami/isteri yang sholihah tetapi mereka yang mampu mensholehkan pasangannya, semiskin-miskinya kamu akan merasa cukup jika disertai sifat qanaah, (menerima apa adanya), dan sekaya apapun dirimu akan terus merasa kurang jika dirimu masih tamak.
Cobak tukul bayangkan mempunyai istri yang qanaah (menerima apa adanya)? Gajimu telat istrimu tetap tersenyum, dan mengatakan “yang penting sudah usaha mas, mungkin ini masih belum ada rezeki, kita masih diuji, berarti ini menandakan harus lebih semangat lagi) walah, walah, adem pokoknya..
Yang putri cobak bayangkan mempunyai pasangan yang qanaah (menerima apa adanya), ketika engkau telat menyajikan masakan buat suamimu, suamimu tetap tersenyum dan mengatakan “tidak apa-apa kok mah, yang penting mamah sudah berusaha masak”, atau kamu mempunyai kesalahan yang pada biasanya sangat fatal dimata para suami, tetapi suamimu tetap tersenyum merangkulmu lalu mengatakan jangan ulangin lagi ya mah, mamah harus belajar lebih baik lagi menjadi seorang istri, harus semangat.. wes adem pokoknya ..
Jadi tukul terserah mau ikut rumus yang mana, intinya memilih sebuah pasangan beda dengan memilih mainan ya..