CS gas atau gas CS, adalah salah satu lachrymators yang saat ini banyak digunakan. Istilah lachrymator dalam bahasa Indonesia dapat disebut sebagai lakrimator atau gas air mata.
Lachrymator atau alkrimator berasal dari bahasa Latin “lacrima”, yang berarti “air mata”.
Selain gas CS, lachrymator lain yang masih digunakan ataupun pernah digunakan adalah gas OC atau semprotan merica, nonivamide atau semprotan PAVA, gas CR, fenasil klorida atau gas SN, bromoaseton, xylyl bromide, dan Mace.

Meski memakai nama “gas”, sebenarnya gas CS adalah aerosol, atau partikel padat yang ada di udara maupun tetesan cair. Partikel padat di udara disebut juga dengan abu atau partikulat.
Gas CS adalah aerosol dari volatile solvent dan 2-chlorobenzalmalononitrile. Volatile solvent atau pelarut yang mudah menguap adalah zat yang melarutkan zat aktif lainnya dan mudah menguap.
Sementara, senyawa 2-chlorobenzalmalononitrile merupakan senyawa padat pada suhu kamar, atau suhu antara 20 hingga 22 derajat Celcius.
Gas CS merupakan bahan yang secara umum diterima sebagai bahan non-lethal atau bahan yang kurang mematikan.

Gas CS, pengganti gas CN
Sebelum gas CS digunakan oleh otoritas sipil dan militer, selama bertahun-tahun gas CN adalah bahan yang paling banyak digunakan sebagai gas air mata.
Namun, ketidakpuasan dengan efek gas CN dan ketidakstabilan kimia menyebabkan ilmuwan militer mencari agen alternatif.
Sintesis kimia CS pertama kali dilakukan oleh dua ahli kimia Amerika Serikat bernama Ben Corson dan Roger Stoughton, pada tahun 1928. Nama inisial CS diambil dari huruf pertama nama penemunya, Corson dan Stoughton.
Namun, baru tahun 1956 laboratorium CBW Inggris, Chemical Defense Experimental Establishment, mengembangkan dan menguji CS sebagai bahan gas air mata pengendali kerusuhan secara rahasia.
Mereka membuat uji coba pertama kali pada hewan, kemudian pada sukarelawan prajurit Angkatan Darat Inggris.
Laboratorium yang terlibat dalam pengembangan gas CS tersebut terletak di Porton Down di Wiltshire, Inggris.
Porton Down adalah rumah bagi dua fasilitas pemerintah Inggris, yaitu situs Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan atau The Defence Science and Technology Laboratory (DSTl) Kementerian Pertahanan.

Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan (DSTL) Kementerian Pertahanan dikenal selama lebih dari 100 tahun sebagai salah satu fasilitas penelitian militer paling rahasia dan kontroversial di Inggris.
Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan ini menempati lahan sekitar 7.000 acre atau 2.800 ha atau 28 km persegi.
Tempat ini juga merupakan lokasi bagi organisasi sains swasta dan organisasi komersial lainnya, dan juga dikembangkan untuk menarik perusahaan lain.
Digunakan sebagai pengendali kerusuhan
CS pertama kali digunakan oleh Inggris dalam kerusuhan di Siprus. Berdasarkan penelusuran penulis, ditemukan versi digital harian Singapura The Straits Times yang melaporkan penggunaan air mata di tahun 1958.
Harian The Straits Times bertanggal 17 Januari 1958, halaman ke 3, menyebut polisi Inggris dan polisi Turki menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Siprus. Harian tersebut dapat di lihat di link ini.
Kemudian pada tahun 1960, CS secara resmi diadopsi oleh Angkatan Darat Amerika Serikat untuk digunakan dalam penanganan kerusuhan.

Bentuk dan sifat kimia gas CS
CS dalam bentuk murni adalah bubuk kristal putih menyerupai bedak. Gas ini diklasifikasikan sebagai agen iritasi dan lakrimator.
Karena terbuat dari partikel padat, gas yang baunya agak menyengat ini harus dibawa melalui udara oleh agen atau dikeluarkan dalam debu halus.
Gas CS menyebabkan rasa terbakar dan lakrimasi pada mata serta iritasi pada kulit dan sistem pernapasan.
Efek terbakar pada mata dan kulit akan mirip dengan efek yang ditimbukan gas CN dan iritasi pada sistem pernapasan akan menyebabkan bersin.

Efek gas CS bisa memakan waktu 3 hingga 10 detik setelah mengenai sasaran. Gas CS paling terasa di iklim lembab dan pada permukaan kulit yang lembab.
Siapapun yang kehilangan indra perasanya karena pengaruh narkotik atau alkohol tidak akan terkena dampak gas CS.
CS adalah penghasil lakrimator dan bersin dengan kadar serendah 0,05 mg/m kubik. Serbuk CS disebut CS1 dan memiliki ketahanan yang jauh lebih lama daripada ketahanan bentuk aerosolnya.
Sebagai penyempurnaan lebih lanjut, CS1 dilapisi dengan silikon untuk memperpanjang ketahanannya hingga beberapa minggu. Dari pengembangan, ada juga varietas tahan cuaca yang disebut CS2.