Istilah pembajakan sudah tidak asing lagi di telinga kita, semua perangkat elektronik khususnya console game sudah kenyang melawan pembajakan yang selalu terjadi pada setiap generasinya. Saya masih ingat console Nintendo yang saya mainkan pada masa kecil bukan resmi keluaran dari Nintendo, melainkan sebuah console rakitan pihak ke tiga yang tidak resmi. Maju ke era console modern, kita sering mendengar istilah “Jailbreak”. Jailbreak merupakan proses memodifikasi kode program tertentu, dengan tujuan untuk menghapus pembatasan yang diberlakukan oleh produsen produk tersebut.
Sejarah telah mencatat semua console dari PlayStation memang sudah pernah ter bajak, jadi PlayStation 5 ini saya rasa tinggal menunggu waktu saja, karena memang tidak ada sistem yang sempurna, semua ada celahnya. Mari kita ikuti cerita singkat proses bobolnya setiap console mulai dari era PlayStation 1 hingga PlayStation 5 (hampir terjadi?);
PlayStation 1 (Terjual 120 juta unit)
PS1 di release pada 1994, di bobol 1 tahun setelahnya (1995). Hal ini karena sistem keamanan disk game dari PlayStation yang masih sangat buruk. Disk game PS1 saat itu menggunakan sistem keamanan yang di letakkan di tepi bagian dalam setiap disk game. Ini merupakan alasan di balik lapisan berwarna hitam yang terlihat cukup ikonik pada setiap disk original PS1. Namun dengan semakin maraknya industri copy disk / burn CD di pasar PC, membuat game PS1 bisa di copy dengan sedikit usaha ekstra oleh para hacker. Setelah ini mulai muncul modchips yang di pasang di hardware dari PS1, fungsinya sama, untuk bisa melewati sistem keamanan saat membaca disk game bajakan. Saya masih sangat ingat dulu pernah dapat demo game berwarna hitam terlihat benar-benar sangat unik.
Pada era ini saya rasa semua disk CD PS1 yang beredar di Indonesia merupakan game bajakan, dengan harga 7-10rb per keping. Saya juga masih ingat di era PS1 untuk bisa memainkan game, kita harus mengganti CD dalam keadaan berputar, atau istilahnya jaman dahulu adalah CD pancingan. PlayStation 1 menghentikan produksi consolenya pada 23 Maret 2006 (12 tahun).
PlayStation 2 (Terjual 155 juta unit)
PS2 di release pada 2000, di bobol setelah 1 tahun setelahnya (2001). Belajar dari kesalahan pada pengembangan disk PS1, PlayStation 2 mulai meningkatkan sistem keamanan mereka. PS2 boot logo pada layar TV yang sering kita saksikan sebenarnya tersimpan di dalam disk game yang di enkripsi dengan 16 bit sektor. Hampir sama seperti sistem keamanan disk PS1, DVD PS2 meletakkan sistem keamanan ter enkripsi pada logo PS yang ada pada permukaan disk. Tidak itu saja, sistem keamanan di tambah dengan tambahan product kode dari game yang di print terpisah dan diletakkan secara acak pada permukaan disk PS2, yang mana ini membuah disk game PS2 seharusnya akan lebih sulit ter bajak.
Pada tahun 2001 sebuah hardware modchip bernama Neo Key release di pasaran. Namun penggunaannya masih sedikit susah, di mana kita harus memasukkan DVD Action Replay GameShark terlebih dulu lalu baru memasukkan DVD game bajakan. Setelah era ini yang paling terkenal adalah modchip Mechacon yang di pasang di hardware dalam PS2. Chip ini berfungsi untuk mengontrol fungsi dari DVD drive, sehingga dengan mengendalikan chip pengontrol ini, maka hacker bisa melewati sistem keamanan dari disk game PS2 sekuat apa pun itu. PlayStation 2 menghentikan produksi consolenya pada 4 Januari 2013 (13 tahun).
PlayStation Portable (Terjual 81 juta unit)
PSP di release pada 2004, di bobol 2 tahun setelahnya (2006). Pada era ini kita mulai mengenal yang namanya Custom Firmware (CFW). CFW merupakan sebuah firmware original dari PSP yang sudah di otak-atik oleh para hacker, sehingga CFW ini bisa di install di perangkat PSP menggantikan Original firmware (OFW) bawaan. Dengan men install CFW ini tentunya PSP tersebut bisa memainkan game-game bajakan dengan sangat lancar.
Saya ingat PSP pertama yang saya beli langsung bisa memainkan game bajakan, saya malah tidak tau bentuk kaset original PSP yaitu UMD. Waktu itu saya tidak terlalu pusing dengan apa itu game bajakan, karena masih kecil. Anehnya pada era ini library dari game PSP sangat banyak walau pembajakan terjadi di awal masa kebangkitan PSP. PlayStation Portable menghentikan produksi consolenya pada 1 Januari 2014 (8 tahun).
PlayStation 3 (Terjual 76 juta unit)
PS3 di release pada 2006, di bobol 5 tahun setelahnya (2011). Kali ini PlayStation jauh lebih bisa meningkatkan sistem keamanannya. Sistem keamanan tidak hanya terletak di disk Blu-ray game tetapi juga ada dalam sistem firmware yang selalu di update oleh pihak PlayStation. PS3 merupakan console terlama yang baru bisa di bobol setelah 5 tahun kehadirannya. Keruntuhan sistem keamanan console ini di mulai tahun 2011, di pasaran muncul sebuah USB dongle yang berisi sebuah chipset yang memungkinkan eksekusi kode program yang tidak sah. Cara kerja chip pada USB ini adalah, dia akan melewati pemeriksaan sistem keamanan yang menggunakan eksploitasi memori lalu mengeksekusi kode yang tidak ditandatangani oleh sistem.
Kelemahan sistem PS3 mulai terjadi pada firmware 3.55, yang mana pihak PlayStation langsung mengeluarkan update firmware, sehingga lubang keamanan ini segera tertutup di firmware 3.66. Sejak saat ini, di mulai-lah lomba tutup lubang – cari lubang antara para hacker dan pihak PlayStation hingga akhir masa dari PS3. PlayStation 3 menghentikan produksi consolenya pada 1 Oktober 2016 (10 tahun).
PlayStation Vita (Terjual 16 juta unit)
PS Vita di release pada 2011, di bobol 5 tahun setelahnya (2016). PS Vita saya akui juga memiliki sistem keamanan yang sangat kuat, setelah 5 tahun bertahan akhirnya pada 29 Juli 2016 sebuah website bernama henkaku.xyz di publish. Website tersebut berisi sebuah Webkit yang bisa mengeksploitasi firmware 3.60 di PS Vita.
Dengan hanya mengunjungi website tersebut pengguna bisa dengan mudah menginstal semacam homebrew explorer yang fungsinya untuk menginstal file .pkg, file pkg ini merupakan game-game dari PS vita yang sebelumnya sudah di dump oleh para pengguna PS vita di seluruh dunia. PlayStation Vita menghentikan produksi consolenya pada 1 Maret 2019 (8 tahun).
PlayStation 4 (Terjual 116 juta unit)
PS4 di release pada 2013, di bobol 4 tahun setelahnya (2017). Proses eksploitasi dari PS4 sebenarnya sudah di mulai dari tahun 2014, namun hacker baru benar-benar berhasil mengeksploitasi PS4 pada tahun 2017 karena bantuan exploit Webkit model henkaku di firmware 4.55. Teknik yang di gunakan sama dengan model eksploitasi PS Vita, user akan mengunjungi sebuah website, di website tersebut ada beberapa tools WebKit yang akan di eksekusi oleh PS4. Setelah itu PS4 bisa melakukan by pass menjalankan program-program homebrew untuk mengistal game-game yang sudah di dump dari BD original yang sudah tidak memiliki sertifikat keamanan.
Karena tidak mau mengulang “kekalahan” yang sama di era console sebelum-sebelumnya, pada Juni 2020 PlayStation mulai membuka program “PlayStation Bug Bounty Program”, di mana PlayStation akan memberikan upah kepada siapa saja yang berhasil menemukan celah keamanan pada sistem mereka. Hadiahnya cukup fantastis yakni sekitar $2.500-$70.000 (36jt-1 Milyar) per bug yang di temukan. Ternyata Bug Bounty Program ini tidak menghalangi para hacker untuk tetap mengeksploitasi sistem keamanan dari sistem PlayStation, hingga saat ini firmware PS4 yang bisa di eksploitasi adalah versi 7.55 membuat para pemain game bajakan “hampir” bisa menikmati game-game PS4 terbaru. PlayStation 4 menghentikan produksi consolenya pada 5 Januari 2021 (8 tahun) *kecuali PS4 Slim .
PlayStation 5 (Terjual 13.4 juta unit *masih berlanjut)
PS5 di release pada 2020, di bobol ?? tahun setelahnya. Ini merupakan babak baru peperangan antara pihak PlayStation dan para hacker. PS5 sudah belajar dari dua pendahulunya, di mana PS5 sekarang tidak menggunakan/menyembunyikan web browser, supaya tidak di eksploitasi lagi melalui Webkit-nya. Namun pada 8 November 2021 kemarin sebuah tweet di posting grup hacker bernama Fail0verflow, menunjukkan hasil tangkapan gambar, yang mana mereka berhasil menemukan root keys yang ada di PS5. Root keys sendiri biasanya digunakan oleh hacker untuk merekayasa ulang sistem firmware yang ada di sebuah console, sehingga hacker tersebut bisa melakukan eksploitasi dengan membuat program tertentu /homebrew, yang bisa berjalan dalam console tanpa memerlukan izin dari sistem yang sedang berjalan.
Hal ini merupakan kabar gembira bagi penggiat game bajakan, karena ada setitik harapan PS5 akan terbajak. Namun tentunya ini lagi-lagi menjadi kabar buruk untuk pihak PlayStation dan para game developer. Umur PS5 baru seujung jagung, misal PS5 sudah ter bajak di awal-awal perilisannya, maka saya tidak bisa membayangkan apakah semua library game dari PS4 juga bisa di eksploitasi dan di mainkan di PS5, karena firmware PS5 terakhir 21.02-04.03.00 bisa memainkan sebagian besar game-game PS4.
Namun temuan ini masih sebuah awal, masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah PS5 akan segera ke bajak atau tidak. Saya pribadi berharap para hacker melaporkan bug ini ke pihak PlayStation. Saya malah berpikir dengan hacker publish temuan ini ke Twitter, merupakan sebuah gertakan ke pihak PlayStation untuk membayar tebusan lebih di PlayStation Bug Bounty Program.
Pada akhirnya peperangan antara dua kubu ini tidak akan pernah berhenti hingga kapan pun, dulu saat saya memulai memainkan game original di era PS3, saya sadar kalau pembajakan itu tidak benar, saat saya bekerja dan menghasilkan sebuah karya, tentunya saya ingin hasil karya saya itu di hargai oleh orang lain. Ternyata dengan memainkan game original, saya menemukan sebuah “kedamaian” dalam memainkan game tersebut, saya bisa jauh lebih menghargai dan menikmati game tersebut dari lubuk hati saya paling dalam.
Saya sangat ingat, saat di awal PS4 ke bajak saya sangat marah dan tidak suka dengan para pengguna console bajakan, tentunya ini karena idealisme saya di atas, namun dengan seiringnya waktu, semakin saya dewasa saya sadar kalau memainkan game bajakan adalah hak mereka, apa pun yang saya katakan tidak akan bisa merubah apa pun, dari sini saya mulai berdamai dan mulai mengikuti arus yang sudah ada. Selama saya menentang maka rasanya akan semakin sakit, maka ikuti saja arah arusnya. Bahwa setiap cahaya pasti di ikuti dengan sebuah bayangan, ada game original pasti ada game bajakan. Namun terlepas dari itu semua, saya pribadi akan selalu mencoba untuk sedikit memberikan cahaya di tempat yang gelap tersebut.
Di internet ada sebuah argumen, “Saat kita membeli sebuah console apakah console itu menjadi milik kita?”, kalau iya maka, kita berhak untuk melakukan apa pun terhadap console yang sudah kita beli dong, karena itu sudah menjadi hak milik kita. Atau argumen satu lagi adalah “Apakah kita hanya menyewa console tersebut dari pihak PlayStation?”, sehingga kita hanya boleh menggunakan console tersebut sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh pihak PlayStation. Pada akhirnya kita harus bisa menghormati apa pun keputusan seseorang untuk memilih memainkan game bajakan atau original. Kita tidak tau latar belakang dan alasan orang tersebut untuk memilih memainkan game bajakan.
Saya sangat yakin kalau pihak PlayStation sadar akan hal ini, sadar kalau mereka tidak akan pernah memenangkan “peperangan” ini. yang bisa mereka lakukan adalah memberikan sebuah sistem layanan / program bermain game yang sangat terjangkau untuk semua kalangan gamer. Semisal meningkatkan mutu layanan PS+ dan PS Now. Ini merupakan strategi yang juga di lakukan oleh platform Xbox & Steam, di mana dengan memberikan game yang terjangkau untuk sebagian besar gamer, maka pembajakan akan hilang sedikit demi sedikit. Narasi yang di ciptakan adalah “Ngapain main game bajakan kalau game original saja harganya murah??”.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat. terima kasih.