Belakangan ini, hidup berasa sedang dalam masa sulitnya. Ada banyak hal yang membuat hidup berasa sangat jauh dari kata baik-baik saja. Kabar kematian dari orang-orang terdekat, PHK dari tempat kerja, tabungan yang hanya cukup untuk bertahan seminggu, dan banyak lagi hal sulit yang rasanya tidak pantas untuk dikeluhkan di masa semua orang sedang berjuang untuk menjaga hidup dan kehidupannya.
Tanpa kita sadari, segala hal yang membuat kita berasa jauh dari kata baik-baik saja ini sangat memengaruhi kesehatan mental kita atau bahkan yang lebih parah dapat melukai batin kita. Luka batin dapat menyebabkan semacam trauma akibat dari suatu hal atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang terjadi secara terus menerus atau adanya tekanan yang luar biasa berat.
Sama halnya dengan luka fisik yang membutuhkan obat untuk menyembuhkannya, luka batin pun demikian. Pengobatan luka batin, khususnya yang disebabkan oleh masa-masa sulit ini, harus segera diupayakan agar tidak mengakibatkan kecemasan yang berlebihan dan tidak terkendali yang dapat memengaruhi rasionalitas kita yang sedang berjuang untuk mempertahankan hidup dan kehidupan ini. Salah satu hal sederhana yang dapat kita upayakan untuk menghindari terjadinya luka batin akibat situasi yang sangat jauh dari kata baik-baik saja ini adalah dengan melakukan self-healing.
Self-healing merupakan sebuah proses menyembuhkan luka batin dalam diri kita dengan hanya melibatkan kekuatan diri kita sendiri. Kita mungkin tidak sadar bahwa sebenarnya diri kita sangatlah kuat. Diri kita adalah obat dari luka kita. Yang perlu kita lakukan adalah melatihnya. Melatih diri kita agar dapat mengontrol, menyeimbangkan, bahkan menyembuhkan luka kita.
Self-healing merupakan sebuah proses yang hasilnya tidak dapat kentara hanya dalam waktu sehari-dua hari. Butuh waktu yang begitu panjang agar kita benar-benar mengenali kekuatan diri kita sebagai alat untuk mengontrol, menyeimbangkan, dan menyembuhkan luka kita. Proses self-healing dapat kita lakukan dalam aktivitas harian kita. Dengan melakukan journaling, misalnya.
Journaling merupakan proses menuangkan hal-hal dalam pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Sederhananya, journaling hampir mirip dengan menulis diary. Bedanya, journaling memiliki tingkatan manfaat yang lebih tinggi daripada menulis diary karena journaling bukan hanya sekadar menuliskan pengalaman atau kegiatan kita sehari-hari, melainkan juga sebagai terapeutik untuk memindahkan hal-hal negatif dalam pikiran dan perasaan kita pada hal-hal positif dan menjaga hal-hal positif untuk melindungi tubuh dan jiwa kita.
Di dalam proses journaling, kita akan belajar jujur terhadap diri kita sendiri atau bahkan lambat laun kita akan mampu menganalisis pikiran dan perasaan kita. Kemampuan menganalisis pikiran dan perasaan kita ini akan sangat membantu dalam mengontrol emosi kita. Dengan rutin menulis jurnal, dapat membantu kita menempatkan kesehatan mental kita dalam posisi yang paling baik.
Pada situasi saat ini, journaling menjadi sebuah self-healing yang dapat memberikan kekuatan. Keberanian untuk memilah dan memilih hal-hal yang paling dibutuhkan dan yang paling menguatkan. Membuang hal-hal yang hanya akan melemahkan dan meninggalkan luka pada batin kita. Bagi yang baru memulai journaling untuk self-healing, kamu dapat mengikuti beberapa langkah yang diberikan oleh Austin Hackney seperti berikut.
1. Memulai journaling dengan menuliskan pengalaman yang sedang terjadi
Untuk yang baru akan memulai journaling, akan jauh lebih mudah memulainya dengan menuliskan pengalaman yang sedang kamu rasakan. Kamu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai pemantiknya. Bagaimana perasaan kamu sekarang? Apa yang sedang ada dalam pikiran kamu? Apa tujuan kamu menulis jurnal? Apa hal-hal di sekitar kamu yang kiranya dapat menguatkan kamu? Apa hal-hal di sekitar kamu yang dapat melemahkan kamu? Merupakan beberapa contoh pertanyaan pemantik untuk self-healing melalui journaling.
2. Percaya pada tulisanmu
Tulisan yang kamu tuangkan pada jurnal merupakan cerminan tubuh dan jiwamu. Karena itulah kamu perlu jujur saat melakukan journaling agar segala hal yang ada di pikiran dan perasaan kamu dapat kamu kontrol dengan baik. Saat melakukan journaling, kamu bebas menuliskan apapun dengan gaya bahasa atau tulisan apapun. Jangan takut salah. Journaling merupakan proses self-healing untuk melatih kekuatan diri kita. Jadi, tidak ada yang namanya salah dan benar dalam menuangkan hal-hal dalam jurnal kamu.
3. Berdialog dengan diri sendiri
Self-healing dengan journaling dapat dilakukan dengan menuliskan dialog dengan diri sendiri. Contohnya saat kamu sedang merasa hal-hal di sekitar kamu sedang tidak mendukungmu, kamu dapat mulai menuliskannya dengan apa yang sedang kamu rasakan saat hal-hal di sekitarmu tidak mendukungmu. Kemudian pada bagian selanjutnya kamu dapat memberikan semacam jawaban, alasan, atau kata-kata bijak untuk menyikapi apa yang sudah kamu tuliskan tadi.
4. Bersyukur
Salah satu hal yang perlu dituliskan saat journaling untuk self-healing adalah bersyukur. Bersyukur dapat bermanfaat untuk memberikan tubuh kamu suntikan kekuatan. Bagian syukur ini dapat kamu tuliskan pada bagian akhir setiap journaling kamu.
Journaling untuk self-healing dalam situasi seperti sekarang ini mungkin tidak dapat sepenuhnya menghindarkan kita dari luka batin. Akan tetapi, self-healing dapat membantu kita meringankan kecemasan, kemarahan, dan perasaan tidak menentu, serta dapat membantu mengontrol emosi kita agar tetap bertahan dalam menjaga hidup dan kehidupan.