Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
TULIS ARTIKEL
  • Beauty
  • Otaku
  • Film & Serial
  • Teknologi
  • Food
  • Traveling
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Hewan
  • Lifestyle
  • Relationship
  • Entertainment
Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
Home Cerpen

Semangkuk Bubur Ayam Spesial

oleh Permata_S
23/03/2021

Bubur lagi, Bu?” tanya anak perempuan sambil mengucek-ngucek matanya.

Seorang wanita yang sedang menata bubur di tikar usang itu menoleh. Dia tersenyum ramah kepada anak perempuan yang baru bangun tidur itu.

BacaJuga

IU dan Park Bo Gum Akan Bintangi Drama Terbaru I’ve Been Tricked

7 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Menikah

5 Tips Menabung untuk Mahasiswa

7 Drama Korea Tayang Februari 2023, Mana yang Paling Kamu Tunggu?

7 Aplikasi E-Wallet Terbaik di Indonesia Tahun 2023

Si ibu mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.

“Sekarang Nay mandi dulu. Setelah itu baru sarapan.”

“Siap, Bu!” jawab si anak sambil hormat.

Wanita itu tersenyum melihat anaknya tetap ceria. Kebahagiannya sangat sederhana bisa melihat kedua putrinya selalu ceria merupakan kebahagiaan tersendiri.

Setelah tiga mangkuk bubur dengan kecap dan kerupuk terhidang, Asih pun melihat putri bungsunya yang masih tidur.

“Lala, bangun, Nak.” Asih mengusap lembut pundak anaknya.

Lala pun menggeliat. Kemudian, mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia bangun dengan malas karena kantuk masih setia menemaninya.

“Lala masih ngantuk, Bu.” Gadis kecil berusia tujuh tahun itu memajukan bibirnya.

“Tapi sudah subuh, Lala harus bangun untuk salat.”

“Setelah Kak Nay selesai mandi, Lala mandi, ya.” Setelah mengatakan itu Asih kembali ke ruang tengah sekaligus ruang tamu yang hanya tersedia tikar usang dan meja kecil di pojok ruangan.

Asih adalah janda dengan dua orang putri. Suaminya telah meninggal tiga tahun yang lalu karena sakit. Keadaan ekonomi yang tidak mendukung membuatnya tak bisa mengobati sakit yang sudah lama diderita.

Acapkali Asih mengingat suaminya, dia meneteskan bulir bening. Bukan penyesalan menikahi laki-laki miskin, dia sedih karena suaminya bergitu cepat meninggalkannya bersama anak-anak.

“Ibu kenapa?” tanya Nay yang sudah duduk di depan Asih.

Asih buru-buru menghapus air matanya dan tersenyum kepada Nay. Dia tidak ingin anaknya tahu perihal kesedihannya.

“Enggak papa, ibu cuma kelilipan.”

“Beneran, Bu? Ibu enggak nangis kan?” Mata anak berusia sembilan tahun itu menatap penuh selidik mata ibunya.

“Nay, enggak usah khawatir, ibu baik-baik aja.”

“Adek mana, Bu?” Nay pun mencari-cari keberadaan adiknya.

“Lagi mandi mungkin.” Asih senang karena Nah tidak bertanya lebih lanjut.

Tak lama kemudian Lala datang dengan rambutnya yang masih basah. Binar di matanya redup ketika melihat sarapan yang tersaji di depannya. Dia bosan dengan menu makan yang tiap hari hanya bubur ditambah kecap dan kerupuk. Lala ingin makan seperti teman-temannya.

Asih yang melihat Lala yang cemberut menatap bubur hidangannya merasakan sesak di dada. Dia merasa belum menjadi ibu yang baik karena belum bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Bukan tak ingin Asih memberikan makanan yang bergizi untuk anak-anak, tetapi apa daya penghasilannya sebagai buruh cuci harian tak mencukupi. Dia bekerja hanya jika ada tetangga yang membutuhkan jasa cuci baju atau setrika. Itu sebabnya Asih memilih membuat bubur setiap harinya agar bisa menekan pengeluaran untuk membeli beras.

Selain kebutuhan sehari-hari, Asih juga harus mencukupi kebutuhan sekolah kedua putrinya, sehingga dia harus benar-benar mengalokasikan penghasilannya yang tak seberapa itu dengan baik agar kedua putrinya tetap bisa mengenyam pendidikan, tidak seperti dirinya yang sekolah dasar saja tidak tamat.

“Lala enggak suka, ya dengan sarapannya?” tanya Asih dengan perasaan sedih.

“Bukan itu, Bu. Lala hanya bosan jika setiap hari makan bubur.”

“Doakan ibu, ya agar rezeki ibu mengalir deras agar kalian bisa makan enak.”

“Aamiin,” sahut keduanya kompak.

“Ibu, enggak usah khawatir. Nay suka kok dengan semua masakan Ibu.”

“Lala juga.”

Asih sangat bersyukur karena dikaruniai kedua putri yang sangat pengertian. Dia tak pernah lupa melangitkan doa-doa di sepertiga malam untuk kedua putrinya.

Meskipun hidupnya tak bergelimang harta, Asih tak pernah mengeluh dengan keadaan. Dia selalu berusaha mensyukuri segala nikmat. Wanita itu emang sungguh tangguh.

“Bu, nanti Nay ke rumah Sita lagi, ya? Mau mengerjakan tugas bareng.”

Semenjak sekolah tatap muka dialihkan menjadi daring, Nay selalu mengerjakan tugas sekolah bersama Sita–tetanga depan rumah karena Nay tak memiliki telepon pintar.

“Iya, Nak. Maaf kan ibu yang belum bisa membelikanmu ponsel.”

“Tidak apa, Bu. Orang tuanya Sita juga baik.”

“Kamu jangan merepotkan mereka ya, Nak. Ibu tidak enak.”

“Siap, Bu.”

“Bu, Lala juga seperti biasa.”

Beruntung tetangganya masih banyak yang peduli dengan keadaan mereka. Nay dan Lala pun tetap bisa mengerjakan tugas dengan bantuan teman-temannya. Asih sangat bersyukur karena masih ada orang-orang baik seperti teman anak-anaknya.

“Lala juga jika tugasnya sudah selesai langsung pulang, ya.”

“Siap, Bu!

Selepas anak-anaknya pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah, Asih bersiap untuk mengantarkan pakaian yang sudah bersih dan wangi ke rumah tuannya.

Asih berharap hari ini banyak yang menggunakan jasanya agar dia bisa mewujudkan keinginan kedua anaknya yang sederhana, yaitu makan bubur lengkap dengan ayam suwir di atasnya. Selama ini mereka hanya makan bubur yang diberi kecap dan kerupuk.

“Assalamualaikum, Bu Nani,” panggil Asih sambil mengetuk pintu tetangganya.

“Waalaikumsalam, Bu.” Nani membuka pintu rumahnya.

“Ini pakaiannya, Bu.” Asih memberikan satu kantung pakaian bersih.

“Terima kasih, Bu Asih. Ini upahnya.”

“Sama-sama, Bu. Kalau bergitu saya pamit dulu.”

Asih pun berjalan untuk ke rumah tetangganya yang lain. Dia ingin menawarkan jasanya. Namun, sayang sudah beberapa rumah dia ketuk, tetapi mereka tak membutuhkan jasa Asih.

Matahari pun semakin semangat menampakan sinarnya. Asih mulai lelah berkeliling kampung. Dia pun memutuskan kembali ke rumah untuk istirahat sejenak.

Sesampainya di rumah Nay dan Lala sudah ada di rumah. Mereka sedang berbincang dengan asyik.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam, Ibu,” jawab keduanya.

“Ibu haus? Nay ambilkan air, ya?”

“Terima kasih, Nay. Kamu emang anak baik. Ibu bangga punya kalian.”

Nay pun mengambilkan air. Kemudian, kembali duduk bersama ibu dan adiknya.

“Nay dan Lala sudah mengerjakan tugasnya?”

“Sudah, Bu.”

“Lala juga sudah.”

IKLAN

Asih mengusap kepala putrinya bergantian. Harapannya kembali sirna untuk memberikan bubur ayam spesial karena hari ini tak ada yang membutuhkan jasanya, sedangkan uang di tangan tersisa tiga puluh ribu.

Kebutuhan dapurnya juga banyak, beras yang tersisa satu gelas, minyak goreng pun habis. Dia memandang kedua putrinya dengan hati yang perih.

Kedua putrinya tak meminta banyak hal, hanya semangkuk bubur ayam spesial, tetapi hal sederhana itu tak mudah untuk dipenuhi. Asih menghela napas berat.

“Ibu kok sedih?” tanya Nay. Anak itu memang peka.

“Maafkan ibu, ya. Hari ini ibu belum bisa memenuhi keinginan kalian untuk makan bubur ayam.” Asih menahan bulir bening di pelupuk matanya.

Nay dan Lala saling tatap sambil tersenyum membuat Asih mengernyitkan keningnya karena reaksi dua anak itu di luar dugaan. Nay pun mengisyaratkan Lala untuk mengambil sesuatu.

Tak lama kemudian Lala datang dengan menenteng sesuatu di tangannya sambil tersenyum senang.

“Apa itu, La?” tanya Asih sambil mengernyitkan kening.

“Tara!” Lala membuka kantung plastik tersebut.

“Bubur?”

“Iya, Bu. Ibunya Sita yang memberikan,” jelas Nay dengan senang.

“Alhamdulillah, sampaikan terima kasih ibu, ya, Nay.”

“Iya, Bu. Buburnya ada tiga mangkuk.” Nay berucap dengan semangat.

“Alhamdulillah. Nay dan Lala harus selalu bersyukur, ya. Bubur ini akhirnya datang meskipun bukan ibu yang membelikan, tetapi pada dasarnya sama saja karena Allah yang memberikan rezeki lewat perantara orang tua Sita.”

“Iya, Bu. Nay senang, doa Nay dikabulkan. Benar kata Ibu Nay enggak boleh ngeluh dan harus selalu bersyukur apa pun keadaan kita.”

Baca Juga

Asnawi Mangkualam Bahar Jalani Tes Medis Jeonnam Dragons

Asnawi Mangkualam Bahar Jalani Tes Medis Jeonnam Dragons

oleh RK Awan
26 Januari 2023

...

Morgan Schneiderlin ex MU Diincar Klub Australia Western Sydney

Morgan Schneiderlin ex MU Diincar Klub Australia Western Sydney

oleh RK Awan
26 Januari 2023

...

Barcelona vs Real Sociedad di Perempat Final Copa del Rey 2023

Barcelona vs Real Sociedad, 1-0 di Perempat Final Copa del Rey 2023

oleh RK Awan
26 Januari 2023

...

Nottingham Forest vs MU di Carabao Cup Semifinal 2023

Nottingham Forest vs MU, 0-3 di Carabao Cup Semifinal 2023

oleh RK Awan
26 Januari 2023

...

Public Investment Fund Arab Saudi Bermitra dengan Samsung

Public Investment Fund Arab Saudi Bermitra dengan Samsung

oleh RK Awan
26 Januari 2023

...

Amazon Merilis Teaser The Silent Service, Film Kapal Selam Nuklir Jepang

Amazon Merilis Teaser The Silent Service, Film Kapal Selam Nuklir Jepang

oleh RK Awan
25 Januari 2023

...

Profil dan Biodata Natasha Wilona, Aktris Cantik Indonesia

Profil dan Biodata Natasha Wilona, Aktris Cantik Indonesia

oleh Salsabiela Meilawati
25 Januari 2023

...

Kylian Mbappe Dikabarkan Ingin PSG Merekrut Bernardo Silva

Kylian Mbappe Dikabarkan Ingin PSG Merekrut Bernardo Silva

oleh RK Awan
25 Januari 2023

...

Jadwal Penutupan Bursa Transfer Eropa di Bulan Januari 2023

Jadwal Penutupan Bursa Transfer Eropa di Bulan Januari 2023

oleh RK Awan
25 Januari 2023

...

7 Jenis Pisang di Indonesia!

7 Jenis Pisang di Indonesia!

oleh Salsabiela Meilawati
25 Januari 2023

...

Lainnya

Terbaru

Asnawi Mangkualam Gabung Jeonnam Dragons, Berapa Gajinya?

Asnawi Mangkualam Gabung Jeonnam Dragons, Berapa Gajinya?

27 Januari 2023
23 Arane Gaman Kewan atau Senjata Hewan dalam Bahasa Jawa

23 Arane Gaman Kewan atau Senjata Hewan dalam Bahasa Jawa

27 Januari 2023
Profil dan Biodata Chef Renatta, Juri MasterChef Indonesia

Profil dan Biodata Chef Renatta, Juri MasterChef Indonesia

27 Januari 2023
Resep Corn Dog Ala Drama Start Up

Resep Corn Dog Ala Drama Start Up

27 Januari 2023
Sinopsis Hate To Love You, Drama Korea Baru Tayang 10 Februari 2023

Sinopsis Hate To Love You, Drama Korea Baru Tayang 10 Februari 2023

27 Januari 2023
  • ABOUT
  • CONTACT US
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • BERITA GAME
© 2022 Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
  • Alam
  • Beauty
  • Biografi
  • Bisnis
  • Budaya
  • Buku
  • Edukasi
  • Entertainment
  • Fashion
  • Film & Serial
  • Finansial
  • Food
  • Gadget
  • Gaming
  • Hewan
  • Horor
  • Hukum
  • Humor
  • Karir
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Marketing
  • Misteri
  • Olahraga
  • Otaku
  • Otomotif
  • Parenting
  • Psikologi
  • Relationship
  • Sains
  • Seni
  • Sejarah
  • Sosial
  • Teknologi
  • Traveling

© 2022 Digstraksi