Sejak dipromosikan sebagai pencegah penyakit covid-19, minyak kayu putih menjadi produk yang banyak diburu oleh masyarakat Indonesia. Meningkatnya animo masyarakat terhadap produk minyak kayu putih tersebut, juga memicu munculnya berbagai produk berkomposisi dan berlabel minyak kayu putih. Namun, ternyata ada ambiguitas terkait minyak kayu putih di masyarakat, diantaranya adalah banyak produk yang menggunakan label kayu putih untuk minyak Eucalyptus, padahal minyak Eucalyptus dan minyak kayu putih tersebut adalah dua minyak atsiri yang berbeda. Perbedaan keduanya sangat mencolok, namun jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kedua minyak ini dianggap sama dan dipromosikan sebagai “minyak kayu putih?”
Setidaknya terdapat dua alasan yang menyebabkan minyak kayu putih dan Eucalyptus dianggap sama, yaitu: karena kedua minyak tersebut sama-sama mengandung senyawa utama berupa 1.8 cyneole. Sehingga, minyak kayu putih dan eucalyptus juga disebut sebagai eucalyptol, cyneole, atau cajuputol. Senyawa tersebut biasanya digunakan sebagai bahan baku produk-produk farmasi, seperti produk perawatan mulut dan penyedap makanan. Selama pandemik, 1,8 cyneole tersebut digadang-gadang sebagai senyawa antivirus dari minyak “kayu putih”.
Selain itu, berdasarkan taxonomi, tanaman penghasil kayu putih dan eucalyptus, khususnya Eucalyptus globulus masih satu keluarga, yaitu keluarga myrtaceae. Hal ini karena selian genus Eucalytpus globulus, jenis lain eucalyptus adalah Eucalyptus radiata dan Eucalyptus calmadulensis.
Walaupun terdapat persamaan pada komponen kimia utama kedua minyak tersebut, secara keseluruhan, minyak kayu putih dan minyak eucalyptus memiliki beberapa perbedaan. Berikut perbedaan dari minyak kayu putih dan eucalyptus yang perlu kamu ketahui:
1. Nama ilmiah dan dagang
Minyak kayu putih yang dalam bahasa inggris di sebut cajuput oil, merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman kayu putih yang memiliki nama ilmiah Melaleuca leucadendron atau Melaleuca cajuputi. Tanaman tersebut banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan tanaman asli atau endemik Indonesia. Sentra utama tanaman ini ada di Pulau Buru. Tanaman tersebut kemudian dikembangkan dan dibudidayakan di seluruh Indonesia untuk tujuan komersial.
Sementara, Minyak eucalyptus yang juga disebut eucalyptus oil, merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman berspesies eucalyptus, terutama dari spesies dengan nama ilmiah Eucalyptus globulus. Tanaman ini merupakan tanaman asli Australia, namun juga dikembangkan di China. Oleh karena itu, kedua negara tersebut juga menjadi produsen utama dari minyak eucalyptus tersebut.
2. Morfologi Tanaman
Secara morfologi, tanaman penghasil minyak Eucalyptus dan kayu putih memiliki perbedaan yang mencolok, terutama jika ditinjau dari daun dan batangnya. Daun kayu putih umumnya berwana hijau muda hingga tua dengan ukuran yang kecil dan agak tebal serta bertangkai pendek. Sementara, daun eucalyptus (Eucalyptus globus) lebih besar dan panjang. Untuk batang, tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) memiliki batang dengan kulit berwarna putih hingga kelabu dan kulit tersebut berlapis-lapis. Adapun, batang pada tanaman Eucalyptus globulus adalah berwarna hijau hingga keabuan.
3. Komposisi kimia
Setiap minyak atsiri memiliki karateristik kimia yang berbeda, begitu pun dengan minyak kayu putih dan eucalyptus. Pada umumnya minyak kayu putih memiliki kandungan utama 1,8 cineole (3-60%) dan sesquiterpen alkohol, yaitu: globulol (s.d 9%), viridiflorol (s.d. 16%) dan spathulenol (s.d 30%). Komponen lainnya yang umum dijumpai dalam jumlah yang relatif sedikit adalah limonene (s.d 5%), β-caryophyllene (s.d. 4%), humulene (s.d. 2%), viridiflorene (0,5- 9%), α-teroineol (1-8%), α-selinene (0-3%), β-selinene (0-3%) dan caryophyllene oksida (s.d. 7%) (Rimbawanto dkk 2017). Sementara, pada minyak eucalyptus senyawa utama penyusunnya adalah 1.8 cyneole 65.4-83.9%, α-pinene 3.7-14.7%, (+)-limonene 1.8-9.0%, globulol 0-5.3%, (E) – pinocarveol 2,3-4,4%, p-cymene 1,2-3,5%, (+) aromadendrene 1.2-3.5% (Tisserand and young 2007).
Keseluruhan komponen kimia kedua minyak tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel perbedaan komponen kimia minyak kayu putih dan eucalyptus
Nama komponen | Kayu Putih (%) | Eucalyptus (%) |
1,8 cineole | 3-60% | 65.4-83.9% |
Globulol | s.d 9% | 0-5.3% |
Viridiflorol | s.d 16% | |
Spathulenol | s.d 30% | |
Limonene | s.d 5% | 1.8-9.0% |
β-caryophyllene | s.d. 4% | |
Humulene | s.d. 2% | |
α-teroineol | 1-8% | |
α-selinene | 0-3% | |
β-selinene | 0-3% | |
Caryophyllene oksida | s.d. 7% | |
α-pinene | 3.7-14.7% | |
(E) – pinocarveol | 2,3-4,4% | |
p-cymene | 1,2-3,5% | |
(+) aromadendrene | 1.2-3.5% | |
viridiflorene | 0,5- 9% |
Selain dari senyawa-senyawa diatas, terdapat sejumlah kecil senyawa lain yang berbeda dalam minyak kayu putih dan eucalyptus, yang turut berpengaruh pada perbedaan aroma dari kedua minyak tersebut. Tentunya setiap minyak atsiri memiliki aroma yang khas dan menjadi “fingerprint” dari minyak tersebut.
4. Karakteristik minyak
Secara fisik, karakteristik minyak kayu putih berdasarkan SNI adalah jernih hingga kuning kehijauan, beraroma khas kayu putih, memiliki bobot jenis sekitar 0.9-0.93, indeks bias 1,45-1,47, larut 1:1 hingga 1:10 jernih dalam alkohol 70%, dan memiliki putaran optik pada kisaran (-)4 hingga 0 derajat. Kadar 1.8 cyneol dalam minyak ini berkisar 50-65%. Sementara, minyak eucalyptus memiliki karakteristik fisik yaitu: tidak berwarna hingga kuning pucat, beraroma agak kapur barus, punget dan spicy. Minyak eucalyptus mengandung lebih dari 70% kadar cyneol, dengan bobot jenis 0,905-925, indeks bias 1.457-1.475, putaran optik +2 hingga 9.5 derajat dan mampu larut dalam etanol 70%, 1:1 hingga 1:10.
Pandemi corona belum juga berakhir dan kita mungkin akan terus berdampingan wabah tersebut. Tentunya selama corona masih ada, minyak kayu putih dan eucalyptus tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Kini kita telah tahu bahwa minyak kayu putih dan minyak eucalyptus adalah dua minyak yang berbeda. Semoga dengan adanya tulisannya ini, konsumen dapat teredukasi mengenai keberadaan perbedaan dari kedua minyak tersebut dan semakin jeli memilih minyak saat melakukan pembelian.