Istilah speleologi mungkin merupakan istilah yang asing bagi para pembaca, apalagi menebak kaitan istilah tersebut dengan gua.
Bisa jadi, pembaca yang baru mengenal istilah ini akan terfokus pada suku kata”spe-le” yang ada dalam kata speleologi.
Penulis menebak membaca “spele” akan membuat beberapa pembaca teringat kepada kata “sepele”, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai makna “remeh”, “enteng”, dan “tidak penting”.
Makna Speleologi
Apa itu speleologi? Speleologi adalah sebuah istilah yang berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata “spelaion” yang berarti “gua”, dan kata “logos” yang berarti “ilmu”.

Jadi, secara harafiah speleologi dapat diterjemahkan sebagai ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan gua.
Menurut Trevor D. Ford dan Cullingford C.H.D (1976), speleologi dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah mengenai gua, di mana semua disiplin ilmu dari semua aspek yang berlaku untuk gua serta isinya.
Ilmu Speleologi
Namun, tentu saja, speleologi bukanlah ilmu yang sepele. Untuk memahami speleologi, diperlukan pengetahuan yang dalam di berbagai lingkup ilmu.
Speleologi merupakan bidang lintas disiplin yang menggabungkan pengetahuan anthropologi, biologi, fisika, geologi, meteorologi, minerologi, kartografi, kimia, dan sedimentologi untuk memahami gua sebagai sistem yang kompleks dan berkembang.
Speleologi juga menyangkut bidang ilmu yang bersifat sosial, seperti ilmu ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, turisme, bahkan mistik dan legenda.
Perlu diketahui, istilah speleologi juga kadang-kadang menjadi istilah untuk menyebut kegiatan rekreasi menjelajahi gua.
Namun, kegiatan rekreasi menjelajah gua ini lebih dikenal sebagai caving, spelunking, atau potholing pada bahasa British English.
Sementara, dalam bahasa Indonesia kegiatan rekreasi menjelajahi gua disebut sebagai kegiatan susur gua.
Speleologi dan susur gua seringkali berhubungan, karena ketrampilan fisik sama-sama dibtuhkan baik dalam kegiatan rekreasi ataupun kegiatan untuk keperluan studi in situ.
Batas Kajian Speleologi
Berdasarkan karya tulis berjudul “Ekologi Gua Wisata: Dampak Aktivitas Wisata terhadap Lingkungan dan Kehidupan Biota Gua serta Upaya Konservasinya”, speleologi hanya mengkaji bagian fisik dari gua melalui kegiatan susur gua.
Pustaka karya Isma Dwi Kurniawan dan Cahyo Rahmadi yang diterbitkan pada tahun 2019 oleh penerbit Graha Ilmu di Yogyakarta itu juga memberi contoh apa yang dimaksud dengan bagian fisik gua.
Bagian fisik gua misalnya jenis dan umur batuan, bentuk dan ukuran lorong, ada atau tidaknya sumber air di dalamnya, dan bagaimana keadaan airnya.
Penerapan Lain Speleologi selain di Gua
Bukan hanya berguna untuk penelitan dan penyingkapan tabir misteri gua, ilmu speleolog juga dapat bergfungsi untuk penelitan lainnya.
Misalnya, para speleolog dapat bekerjasama dengan arkeolog dalam mempelajari reruntuhan bawah tanah, terowongan, selokan dan saluran air.

Reruntuhan bawah tanah itu misalnya adalah berbagai inlet dan outlet yang terletak dalam Cloaca Maxima di kota Roma.
Cloaca Maxima sendiri adalah salah satu sistem pembuangan limbah dunia terawal di dunia, yang berdasarkan catatan tradisi dibuat sekitar tahun 600 Sebelum Masehi, pada zaman Romawi Kuno.