Toxic parents itu, emang ada ya ?
Well, secara alamiah semua orang tua akan selalu berusaha untuk menyayangi, melindungi, dan memenuhi kebutuhan anak anaknya. Namun terkadang rasa sayang itu diinterprestasikan dengan ekspresi yang salah. Tidak ada orang tua yang memiliki niat untuk menjadi toxic dalam kehidupan anaknya. Hanya saja mungkin type parentingnya yang tidak tepat, padahal maksud dan tujuannya baik. Dengan begitu anak akan merasa bahwa orang tuanya hadir sebagai orang tua yang toxic dalam hidupnya. Secara garis besar orang tua yang dikatakan toxic itu memiliki ciri tidak memberikan kasih sayang dan rasa aman terhadap anaknya, selalu menyalahkan apapun hal ataupun keputusan yang dilakukan anaknya, suka membanding bandingkan dengan anak anak yang lain. Tujuan orang tua seperti itu adalah agar anak menjadi versi terbaik dari yang orang tuanya inginkan. Tanpa menyadari bahwa hal tersebut telah membuat mental mereka carut marut terombang ambingkan oleh ego orang tuanya.
Nah, apa seharusnya kamu lakukan apabila berada dalam cirle tersebut ?
Pertama, Kalian Harus Menyadari dan Menerima Pola Asuh yang diberikan Orang Tua
Toxic parents ataupun toxic parenting ini tidak akan bisa kita hindari. Kita tidak akan pernah bisa keluar dari lingakaran itu. Bagaimanapun orang tua adalah segalanya bagi kita. Bagaimanapun mereka adalah orang tua yang telah dengan susah payah merawat kita. Salah satu cara untuk survive dalam circle ini adalah kita harus menyadari dan menerima pola asuh yang diberikan orang tua kepada kita, meskipun kita tidak menyukainya. Karena kita tidak pernah bisa memilih siapa orang tua kita saat akan dilahirkan di dunia, maka sastu satunya cara yang bisa dilakukan adalah menerimanya dengan penuh kesadaran dan keihklasan.
Kedua, Maafkan Mereka
Maafkan mereka apabila selama ini kasih sayang yang diberikan mereka ada beberapa yang tidak sesuai dengan hatimu, atau bahkan menyakitimu. Maafkan mereka atas nama kamu sebagai anak yang ingin berbakti kepada orang tuanya. Hal itu dilakukan mungkin mereka kawatir pada masa depanmu yang harus jauh lebih baik dari mereka. Mungkin juga mereka kawatir kamu tidak memanfaatkan masa mudamu dengan baik. Maafkan mereka dan yakini bahwa mereka sedang melakukan yang terbaik buat kamu. Terkadang mereka mendidikmu dengan keras dengan melihat keberhasilan anak anak yang lain, terlepas dari dampak apa yang terjadi mereka lebih memikirkan bagaimana membuatmu menjadi anak yang jauh lebih baik dari anak anak yang lain. Orang tuamu hanya ingin kamu menjadi anak yang hebat. Selain itu memaafkan orang tua akan menciptakan sebuah kedamaian dalam hatimu sehingga hidup terasa lebih ringan.
Ketiga, Membatasi Ruang Gerak
Dengan sudah memaafkan pola asuh yang harus kita terima dari orang tua, bukan berarti kita lantas menerima dan nyaman dalam circle itu serta tidak membatasi ruang gerak kita. Artinya, bukan bukan berati jaga jarak namun kita harus bisa memilah kata kata yang mana yang harus kita terima ataupun kita tolak. Dalam artian kita harus memiliki barier dalam diri kita.
Keempat, Berikan Sikap Asertif
Asertifitas sangat penting untuk mengungkapkan apa yang ingin kita sampaikan tanpa melukai orang tua, tapi mereka harus tau bahwa kita terluka dengan cara mereka memberikan perlakuan terhadap kita. Jangan sampai kamu berlaku pasif atau diam dalam hal ini. Karena itu menciptakan luka batin yang tidak akan ada sembuhnya. Komunikasikan dengan jelas dan jujur apa yang sedang kamu rasakan. Contohnya, apabila kamu dibanding bandingkan dengan anaknya paman yang sudah sukses dan pintar mencari uang, maka jelaskan pada mereka bahwa saat inipun kamu juga sedang berusaha untuk bisa meraih posisi itu, namun rejeki orang berbeda beda. Ada yang bisa mendapat kesuksesanya dengan mudah ada juga yang susah. Sampaikan bahwa dengan dibanding bandingkan seperti itu akan melukai hatimu dan membuatmu patah semangat. Katakan pada orang tua bahwa dukungan dan do’anya sangat berarti dalam perjuanganmu. Apabila komunikasi asertif tidak memungkinkan dilakukan pada saat itu juga maka carilah jeda waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan orang tuamu.
Terakhir, Kamu Harus Sadar Bahwa Hidupmu Sepenuhnya ada dalam Kendalimu Sendiri
Kita memiliki kendali utuh atas hidup kita sendiri, tidak ada orang lain yang bisa mengendalikannya termasuk orang tuamu sendiri. Mungkin dalam kondisi tertentu sesekali kita mengiyakan kehendak orang tua namun dalam sepenuhnya waktu yang kamu miliki itu berada dalam kendalimu. Kamu sendiri pula yang bisa mengatur bagaimana kamu harus membuat mentalmu tetap baik baik saja.
Itulah beberapa cara agar kamu bisa tetap survive dalam lingkaran orang tua yang toxic tanpa melukai mentalmu. Semoga bermanfaat ya, dan jangan lupa bahwa Surgamu terletak pada Ibumu begitu pula hidupmu tergantung pula oleh ridho orang tuamu. Tetap sayangi dan doakan mereka setiap hari.