Baru-baru ini band surf rock kontemporer asal Jatinangor, The Panturas telah merilis single terbaru mereka yang berjudul Tafsir Mistik.
Sebelum lebih lanjut membahas single terbaru mereka Tafsir Mistik, alangkah lebih arifnya mengenal siapa si The Panturas ini. The Panturas merupakan Band asal Jatinangor yang beranggotakan Rizal (Ijal) sebagai gitaris, Surya (Kuya) sebagai drummer, Bagus (Gogon) sebagai bassis, dan yang terakhir adalah Abyan (Acin) merangkap fokalis sekaligus gitaris.
Dari rillisan pertama mereka yang bertajuk Fisherman’s Slut hingga paling baru dari mereka Tafsir Mistik, The Panturas telah mengantongi satu album yang bertajuk Mabuk Laut dan beberapa single, entah itu berbentuk kolaborasi ataupun mandiri. Untuk urusan genre musik The Paturas menganut aliran surf rock kontemporer yang kental dengan unsur-unsur kelautan, walaupun band ini dibentuk pada daerah tak ada lautnya.
Ngomong-ngomong soal single terbaru mereka yaitu Tafsir Mistik, The Panturas kembali menyuguhkan nuansa baru kepada para pendengarnya. kali ini mereka memasukkan unsur Melayu yang cukup kental pada lagu mereka. Tak berhenti di situ saja, mereka juga memasukkan unsur musik Gipsi/Balkan pada bagian tengah lagunya. Walaupun begitu mereka masih menjaga ciri khasnya dengan tetap memasukkan suara gitar mereka yang khas. Jadi jangan kaget saat mendengarkan single ini, mereka berubah menjadi lebih selow dibandingkan single-single sebelumnya.
Kalau dibandingkan dengan single mereka sebelumnya yang bertajuk Balada Semburan Naga yang berkolaborasi dengan Adipati “The Kuda” bisa dibilang terlihat cukup kontras dengan Tafsir Mistik. Dalam single Balada Semburan Naga mereka memasukkan unsur musik Mandarin serta celotehan khas Betawi, sedangkan dalam single Tafsir Mistik mereka memasukkan unsur Melayu dan musik Gipsi/Balkan.
Sebanding lurus dengan tajuk Tafsir Mistik, lirik pada single ini juga mengangkat lirik kemistikan-kemistikan yang ada disekitar kita. Bukan berarti itu aneh, malahan itu menjadi sangat bagus dan unik bagi saya. Pengangkatan kemistikan membuat lagu ini cukup releate bagi saya sendiri yang sedari bocah sudah dicekoki buku-buku komik siksa kubur hingga cerita mistis.
Tafsir Mistik juga mengigatkan saya pada OM PMR (Orkes Moral Pengantar Minum Racun) dengan Malam Jumat Kliwon-nya. Dengan lirik yang eksentrik dan lucu serta bumbu elemen mistis, jadi tak ayal Malam Jumat Kliwon menjadi dikenal pada khalayak luas pada saat itu. Hal itu pula yang menjadikan saya suka dengan Tafsir Mistik karena masih ada sedikit benang dengan Malam Jumat Kliwon-nya OM PMR.
Terlepas dari liriknya bertema mistis, hal yang menbuat saya suka dengan Tafsir Mistik adalah liriknya. Entah ini cuma sekedar perasaan saya atau itu memang benar, saya rasa penulisan lirik dari single kali ini seperti membawa unsur dari karya sastra lama, entah itu dari diksinya atau pesan yang dibawakan. Walaupun enggak bener-bener plek, tetapi ada rasa “woh iki koyok sastra lama”. Apa mungkin ini gara-gara musik yang dibawakannya melayu ya Jadi terkesan seperti itu?.
Entah mendapat pikiran dari mana, saya sempat berpikir kalau lagu ini cocok untuk menjadi musik pengantar Ramadan. Terdengar cukup nyeleneh memang, tapi kalau dipikirkan dengan cukup masak-masak, ternyata lagu ini cocok-cocok juga dijadikan musik pengantar Ramadan. Kan inti musik pengantar Ramadan adalah pembawa pesan kebaikan dan mawas diri. Menurut saya Tafsir Mistik bisa masuk, dari musik melayu-nya sudah budaya kita banget dari makna lagunya juga sudah bagus, lalu apa lagi yang masih kurang?.