Di sekolah ada teman yang sangat pendiam, orangnya sangat tertutup dan tidak pandai bergaul seperti teman – teman yang lainnya, tapi dia pandai sekali dalam pelajaran. Dia bernama Nia. Nia sering di jaili oleh temannya yang sangat usil sekali, dia suka menggangu Nia. Dia bernama Fatur dan Satya, Fatur dan Satya sering menggangunya bahkan menjailinya. Tapi, Nia tidak membalas perbuatan Fatur.
Tiba – tiba saja Nia di siram dengan air dengan tanah. “Bbblllluuuurrrrr.”
“Iiiihhh apa ini, kamu kok kamu gitu sih sama aku.” Kata Nia agak sedikit jengkel dan sakit hati.
“Hhaaa, ndak apa – apa dong kan ada hiburan kayak gini sih harus di manfaatkan, iya nggak temen –temen.” Kata Fatur.
Nia tidak bisa membalasnya, tapi ada orang yang membela Nia yaitu Indah. Indah adalah gadis yang tidak suka milih – milih teman kayak gitu, Indah kasihan sama Nia kan semua orang butuh teman.
“Hai, sudah dong jangan perlakukan Nia kayak gitu kasihan kan dia.” Kata Indah kemudian.
“Ngapai di kasihani.” Kata Satya sambil tertawa.
Tiba – tiba saja ada guru Bk yang melihat kejadian itu, Fatur sangat terpergok atas perbuatannya. Guru Bk bernama Bu Gina.
“Ada apa ini, kok ada ributan di sini apa yang terjadi sebenarannya. Mengapa bajunya Nia jadi kotor.” Kata Bu Gina.
“Ini Bu Fatur dan Satya.” Kata Indah kemudian.
“Fatur, Satya ikut ibu ke kantor sama Nia juga.” Kata Bu Gina.
“Iya.” Jawab Fatur dan Nia.
Setelah mereka bertiga sudah berada di kantor, Nia di suruh pulang dan Fatur dan Satya masih di hukum sama Bu Gina. Fatur di hukum membersihkan seluruh kelas sampai bersih dan Satya di suruh membersihkan kamar mandi. Indah yang melihat Nia keluar dari kantor. Indah langsung berkata.
“Ada apa Nia tadi kamu di suruh apa sama Bu Gina.”
“Suruh pulang.” Nia berkata singkat sekali.
Sore harinya Nia sudah berada di rumah, Nia merasa sedih atas perbuatan Fatur, tapi Nia selalu berdoa agar Fatur tidak nakal lagi. Tiba – tiba saja bel rumahnya berbunyi. Setelah di buka ternyata Indah.
“Ada apa kamu ke rumahku.” Kata Nia.
“Aku hanya memastikan kamu baik – baik saja.” Kata Indah.
“Aku baik – baik saja, oh silahkan masuk. In.” Kata Niakemudian.
“Makasih ya, Nia rumah kamu besar sekali.” Kata Indah kagum.
“Nggak juga.” Kata Nia (rendah hati).
“Bener kok, lebih luas rumahmu daripada rumahku, Ni.” Kata Indah.
“Setiap rumah sama saja tidak usah di lihat besar kecilnya tapi hati dan perbuatannya. Kalau kita melihat orang dari penampilan saja keren tapi hatinya tidak ada yang tahu.” Kata Nia yang menjelaskannya.
“Iya juga sih, tapi kamu tidak pernah bergaul sama teman – teman yang lainnya.” Kata Indah.
“Jadi gini soalnya aku tidak pernah bergaul dengan siapa pun apalagi curhat sama teman itu semua ada waktunya. Kalau aku bergaul aku bisa, kalau aku bisa mencari teman bisa –bisa saja tidak usah di cari nanti datang sendiri, kayak kamu.” Kata Nia kemudian.
“Kayak aku, berarti kamu menunggu seorang tanpa di undang gitu. Nanti orang itu yang datang dengan sedirinya. tapi kok kamu sering di ganggu sama Fatur dan Satya itu.” Kata Indah.
“Oh itu sebentar lagi dia akan sadar kok.” Kata Nia sambil tersenyum.
“Eh kamu buat apa tuh, kok lucu banget.
“Aku buat boneka dari kain panel, apa kamu mau coba.” Kata Nia.
“Boleh, kenapa kamu buat boneka apa tidak beli aja kan praktis.
“Iya sih, tapi kan enak buat sendiri terus kita jual sendiri.”Kata Nia kemudian.
Setelah Indah sudah tahu siapa Nia sebenarnya, sebenarnya Nia tuh orangnya asyik juga, tidak sombong. Baru ini Indah bertemu dengan orang yang selama ini pendiam, tapi dia sangat sederhana sekali meskipun orang kaya.
Pagi harinya….
Nia sudah berangkat sekolah, Indah yang melihat Nia tampak senang sekali sambil membawa boneka buatannya sendiri untuk di jual pada teman – temannya. Indah langsung menghampiri Nia.
“Hai, kamu jualan ya. Aku bantu ya.” Kata Indah.
“Bagus banget apa ini di jual.” Kata Maya.
“Iya ini di jual Cuma 25 ribu.”Kata Nia tersenyum.
“Murah sekali, aku mau beli dong.Ini uangnya.” Kata Maya sambil mengambil salah satu boneka.
“Iya sama – sama.” Kata Nia.
Tiba – tiba saja ada Fatur dan Satya datang dan mendekati Nia. Nia agak takut, tapi tetap tenang.
“Eh apa lho kesini pasti kamu mau ganggu Nia lagi iya kan.” Kata Indah.
“Aku tidak mengganggu Nia kok aku ingin meminta maaf pada Nia itu aja.” Kata Satya.
“Kalau itu baguslah.” Kata Indah.
“Nia kamu mau tidak maafi kami berdua soalnya aku mau mengatakan suatu padamu.” Kata Fatur.
“Sudah kok aku maafi, kamu mau mengatakan sesuatu ya ke aku apa.” Kata Nia Sambil tersenyum.
“Aaakku mau bilang tapi jangan marah ya.” Kata Fatur.
“Tidak marah kok bilang aja Fatur.
“Sebenarnya aku suka sama kamu tapi tidak tahu caranya.” Kata Fatur.
“Nggak apa – apa kok, sebaik kita berteman ya.” Kata Nia sambil tersenyum pada Fatur.
“Kamu nggak marah sama aku, aku kan sudah membuatmu sakit hati.” Kata Fatur.
“Kan kita kan teman tidak ada yang boleh menyakiti satu dengan yang lain, apalagi kamu tuh yang selalu usil tapi aku tidak marah. Kan kita teman, teman sebaiknya menolong teman yang lagi kesusahan. Eh, Kamu mau tidak bantui aku jualan boneka.” Kata Nia kemudian.
“Sekarang aku merasa bersalah Nia, selagi maafi aku ya. Boleh aku bantu.” Kata Fatur.
“ Boleh.” Kata Nia.
Akhirnya boneka nya laku terjual habis, Nia merasa senang sekali bisa berteman dengan Fatur dan Satya yang menjadi lebih baik lagi meskipun sedikit menyakitkan. Akhirnya mereka berteman dengan Nia dan menjadi sahabatnya selamanya.