Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
TULIS ARTIKEL
  • Beauty
  • Otaku
  • Entertainment
  • Film & Serial
  • Teknologi
  • Food
  • Traveling
  • Kesehatan
  • Hewan
  • Lifestyle
  • Lainnya
    • Alam
    • Bisnis
    • Biografi
    • Budaya
    • Buku
    • Edukasi
    • Esport
    • Finansial
    • Fashion
    • Gadget
    • Gaming
    • Horor
    • Hukum
    • Humor
    • Karir
    • Kriminal
    • Marketing
    • Misteri
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Parenting
    • Psikologi
    • Relationship
    • Sains
    • Sejarah
    • Seni
    • Sosial
Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
Home Sosial

Terjebak dalam Budaya Konsumerisme Berkedok Self Healing

oleh Rahmita Zahra Oktiawalia
09/07/2022

Self healing merupakan sebuah penyebutan ketika sedang melakukan proses penyembuhan dari gangguan luka batin dan gangguan emosi yang ada dalam diri sendiri. Luka batin yang terdapat di dalam diri bisa terjadi dalam jangka waktu yang tidak sebentar dan akan berdampak pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

Dalam hal ini, beberapa orang tentunya pernah merasakan keadaan lelah secara emosional atau memiliki luka batin. Luka batin bisa terjadi ketika memiliki perasaan sedih yang mendalam dan berkepanjangan, perasaan cemas yang terus menerus, gagal dalam mencapai sesuatu, ditinggalkan oleh orang yang terkasih, dan sebagainya.

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan ketika ingin melakukan self healing, tergantung dari keinginan masing-masing orang. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan masyarakat ketika sedang ingin self healing adalah pergi ke beberapa tempat yang dirasa bisa untuk melepaskan rasa sedihnya dan berbelanja atau membeli sesuatu, seperti makanan, minuman, dan barang-barang. Apalagi di zaman sekarang, tempat-tempat untuk berbelanja tersebut sudah sangat mudah ditemukan, seperti berbelanja secara online ataupun secara langsung. Di mana akses berbelanja tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja pada semua kalangan umur.

Hal ini tidak dipermasalahkan karena umumnya bertujuan untuk menghibur dan menyenangkan diri sendiri, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan. Jika melakukan kegiatan bepergian dan berbelanja secara berlebihan oleh sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan, akan menimbulkan budaya konsumerisme.

Konsumerisme adalah sebuah paham atau ideologi berupa seseorang atau sekelompok orang yang melakukan dan menjalankan suatu proses mengonsumsi barang-barang hasil produksi secara berlebihan yang sepantasnya tidak dilakukan, tetapi dilakukan secara sadar dan terus berkelanjutan. Konsumerisme merupakan suatu budaya.

Budaya ini umumnya disadari oleh beberapa masyarakat bahwa hal yang dilakukannya tidak baik dan boros, tetapi orang-orang cenderung mengabaikannya dan terus melakukan kegiatan membeli sesuatu secara berlebihan. Hal yang paling parah adalah makin lama akan makin bergantungan dengan membeli atau berbelanja secara berlebihan ketika orang tersebut sedang merasa penat atau stres.

BacaJuga

Tidak ada artikel tersedia

Terlebih lagi didukung oleh tempat perbelanjaan yang sering melakukan diskon besar-besaran, promo, gratis ongkir, dan potongan harga yang sangat banyak. Segala macam penawaran telah dilakukan untuk menggiurkan masyarakat. Selain itu, mudahnya transaksi belanja yang dilakukan, terutama berbelanja secara online yang menerapkan sistem COD atau membayar ketika barang sudah sampai. Sangat mudah dan membuat masyarakat tergiur.

Sudah banyak sekali tempat yang menyediakan penjualan dengan banyak promo yang dapat menggiurkan hampir seluruh kalangan masyarakat, sehingga orang tersebut menjadi pecandu belanja dari suatu produk yang mengakibatkan ketergantungan dan merasa ada yang kurang jika belum berbelanja hal-hal yang kurang penting untuk dibeli. Belanja tersebut bukan suatu kebutuhan yang penting, tetapi hanya untuk memberikan kepuasan bagi dirinya dengan mengatakan bahwa hal ini sebagai self healing.

Tidak hanya penawaran berbelanja besar-besaran yang menyebabkan orang tergiur untuk membeli, terdapat kegiatan-kegiatan budaya konsumerisme lainnya yang biasanya dilakukan oleh masyarakat. Ketika sedang merasa penat dan stres, ia membeli makanan atau minuman yang tidak sesuai dengan budget atau anggaran yang dimilikinya dan tidak memikirkan hal tersebut, tujuannya hanya untuk melepaskan rasa sedih di hati. Harga-harga yang dibelanjakan pun tidak murah. Terlebih lagi oleh tawaran diskon-diskon yang sebenarnya masih tidak sesuai dengan anggaran yang dipunyai jika membeli produk tersebut.

Kegiatan lainnya adalah sering pergi ke tempat-tempat yang dirasa cocok untuk melepaskan penat dari masalah-masalah yang ada. Hal ini secara tidak langsung dapat membuat emosi negatif keluar dengan sendirinya, seperti kesedihan, kekecewaan, hingga kemarahan. Namun, jika sudah menimbulkan kecanduan dan ketergantungan akan pergi ke tempat-tempat yang tidak sesuai dengan anggaran yang dimiliki tersebut juga menimbulkan budaya konsumerisme.

Dampak negatif dari budaya konsumerisme adalah mengurangi kesempatan dalam menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan tidak digunakan sesuai dengan kebutuhan. Konsumerisme juga menimbulkan dampak untuk malas menabung dan memilih untuk membelanjakannya.

Konsumerisme juga akan berdampak pada peningkatan potensi kemiskinan karena masyarakat yang konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal yang paling berbahaya adalah menyangkut masa depan karena budaya konsumerisme hanya memikirkan membeli sesuatu secara boros tanpa berpikir kebutuhan penting di masa tuanya.

Oleh karena itu, jika ingin melakukan self healing, lakukan dengan sewajarnya dan tidak dilakukan secara boros karena untuk kepentingan masa depan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan ketika seseorang telah lelah secara emosional dan ingin melakukan self healing, di antaranya adalah dengan meluangkan waktu untuk beristirahat yang cukup.

Istirahat yang dimaksud adalah berhenti sementara dari padatnya aktivitas atau segala sesuatu yang membuat stres. Hal yang dapat dilakukan adalah tidur yang cukup, berolahraga dengan rutin, menulis di buku harian atau jurnal, serta makan yang cukup dan bergizi. Hal ini dapat menjadikan pikiran lebih tenang dan mengurangi emosi yang terpendam. Jika dirasa butuh bantuan dari profesional, segera hubungi untuk menyampaikan masalahmu.

Tag: budaya konsumerismekedok self healing

Baca Juga

Tidak ada artikel tersedia

Terbaru

Victor Osimhen Jadi Buruan Chelsea, Tukar Tambah Pulisic?

Victor Osimhen Jadi Buruan Chelsea, Tukar Tambah Pulisic?

20 Maret 2023
Cara Nonton Gratis Jinnys Kitchen Episode 1-4 Sub Indo, Klik Di Sini!

Cara Nonton Gratis Jinny’s Kitchen Episode 1-4 Sub Indo, Klik Di Sini!

20 Maret 2023
Cara Nonton Gratis In The Name of God A Holy Betrayal Episode 1-8 Sub Indo!

Cara Nonton Gratis In The Name of God A Holy Betrayal Episode 1-8 Sub Indo!

20 Maret 2023
Link Nonton Our Blooming Youth Episode 13 Sub Indo, Klik Di Sini!

Link Nonton Our Blooming Youth Episode 13 Sub Indo, Klik Di Sini!

20 Maret 2023
Link Nonton Our Blooming Youth Episode 12 Sub Indo, Klik Di Sini!

Link Nonton Our Blooming Youth Episode 12 Sub Indo, Klik Di Sini!

20 Maret 2023
  • ABOUT
  • CONTACT US
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • BERITA GAME
© 2023 Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
  • Alam
  • Beauty
  • Biografi
  • Bisnis
  • Budaya
  • Buku
  • Edukasi
  • Entertainment
  • Fashion
  • Film & Serial
  • Finansial
  • Food
  • Gadget
  • Gaming
  • Hewan
  • Horor
  • Hukum
  • Humor
  • Karir
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Marketing
  • Misteri
  • Olahraga
  • Otaku
  • Otomotif
  • Parenting
  • Psikologi
  • Relationship
  • Sains
  • Seni
  • Sejarah
  • Sosial
  • Teknologi
  • Traveling

© 2023 Digstraksi