Insecure adalah sebuah perasaan tidak aman yang dapat dialami setiap orang. Rasa tidak aman bisa Karena khawatir, malu, ataupun tidak percaya diri (menurut Arunawati). Dan alaminya rasa tidak aman akan menghambat atau membatasi tindak tanduk seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Singkatnya insecure adalah sebuah rasa kalah saing dengan orang lain.
Dia memiliki badan yang tinggi sedangkan aku pendek, hidungnya mancung dan aku pesek, dia kurus dan aku buncit, alis nya tebal sedangkan aku hanyalah sebongkah daging yang tumbuh tanpa alis.
Anyways, Poinnya adalah seseorang yang insecure selalu memandangi dirinya sebagai sosok yang serba kurang. Sebenarnya Insecure tanpa kita sadari akan membangun sebuah standard yang tinggi bagi dirinya sendiri. Maksudnya adalah, Insecure tidak akan membandingkan dirinya dengan kelemahan orang, insecure hanya akan membuka matanya terhadap hal-hal yang tak ia punya.
Insecure akan terus berputar didalam tong setan, tidak ada akhir. Sebab manusia memiliki sifat “tidak pernah puas”, dengan demikian sangat tidak mungkin insecure bisa hilang dimuka bumi ini.
Mungkin insecure memang tidak akan hilang sebelum thanos menjentikan jarinya, tapi insecure bisa untuk di redamkan. Ini menjadi jawaban tentang pertanyaan mengapa insecure tidak terjadi terhadap semua orang, bukankah Insecure tidak bisa hilang dari peradaban?.
Sebab Insecure adalah suatu bentuk dari perasaan, insecure sama dengan marah, sedih, galau, dilema, bingung, dan kawan-kawanya. Insecure adalah bentuk alamiah dari emosi. Jadi kita analogikan rasa insecure sama dengan rasa marah, semua orang memiliki amarah, tapi tidak setiap orang yang marah-marah setiap hari. Dan rasa marah juga tidak bisa hilang dari muka bumi. So kesimpulannya ada pada pengendalian emosi tiap individu.
Emosi yang tidak bisa dihandle dengan bijak adalah bentuk kompleks dari insecure. Oleh karena itu, Insecure kebanyakan besar hanya terjadi kepada anak-anak muda atau fase menuju kedewasaan.
Dan ketika kita berbicara tentang anak muda. Saat ini anak muda adalah sosok fondasi untuk pengembangan paling potensial. Potensi anak muda untuk mengembangkan generasi selanjutnya sangatlah besar.
Namun yang tidak boleh dilupakan adalah tentang hambatan dan tantangan yang muncul pada anak muda sekarang. Proses pendewasaan diri menjadi faktor yang sangat penting, sebab diera globalisasi seperti sekarang semuanya sudah serba instan.
Dan pertanyaanya selanjutnya muncul “ ada apa dengan generasi muda ini?”
Pada dasarnya benda akan mudah rapuh jika struktur bagian itu tidak keras dan kokoh. Pedang tidak akan kuat berkelana dimedan perang jika tidak ditempa berkali-kali. Pisau tidak akan tajam jika tidak diasah bolak-balik.
Begitu juga dengan kita, manusia butuh tempaan, manusia butuh diasah, manusia butuh diolah menjadi bahan yang lebih siap dan lebih kokoh.
Ini permasalahan kita.
Kita tidak anti dengan kerapuhan !
Dunia telah mendapatkan Kenyamanan, kenikmatan, kebebasan, dan keterbukaan. Semuanya telah menjadi instan dizaman ini. Hidup yang lebih mudah, akan berakibat terhadap individu yang lebih rapuh. Ini adalah hukumnya.
Semakin tidak nyaman kondisi itu, secara alami ia akan memacu dirinya untuk berusaha dan berjuang, hanya untuk satu tujuan yaitu Survive. Ketika lingkungan hadir dengan segala kenikmatan yang sudah jauh dengan kata ketidaknyamanan, maka zona nyaman terbentuk dan yah antirapuh sudah mengakar disana.
Disaat anak usia 18 Tahun saat ini disibukan dengan pertanyaan “poni ku lebih cocok ke kiri atau kekanan?”, Nenekku saat umur 18 sudah disibukan dengan pertanyaan “bagaimana cara ternak Babi?”, “bagaimana survive dari kejaran belanda?”, dan “bagaimana cara mengobati patah tulang?”.
Generasi biskuit, adalah ungkapan yang tepat. Sebab kita rapuh, mudah patah, mudah rusak, mudah robek, dan mudah pecah. Kita adalah Biskuit dalam kaleng Khong Guan.