The Green Arrow: Tegangan Kemanusiaan dan Heroisme

Engelbertus Viktor Daki

The Green Arrow: Tegangan Kemanusiaan dan Heroisme

The merupakan sebuah film yang dikembangkan oleh Greg Berienti, Andrew Kreisberg, dan Geoff Johns, bertolak dari , Green Arrow.

Ini merupakan film berseri yang terdiri dari delapan season dan seratus tujuh puluh episode. Film ini menawarkan kompleksitas kehidupan dalam ketegangan yang indah.

Tidak bertendensi menjudge ataupun menyederhanakan persoalan secara hitam-putih. Antara sisi kemanusiaan dan heroisme ditampilkan secara proporsional.

Sisi kemanusiaan setiap tokoh ditampilkan jujur, sambil terus menunjukkan betapa cinta, kepercayaan, kejujuran, pengampunan, dan pengorbanan selalu menjadi obat paling mujarab ketika manusia membentur luka kehidupan. 

Tokoh utama, Oliver Queen menampilkan peran sebagai yang pemanah handal, sambil tidak menyangkal sisi kemanusiaannya.

Film ini menuntun penonton untuk percaya bahwa manusia selalu punya hak untuk menentukan hidupnya.

Tak peduli seburuk apa masa lalu, beban, dan masalah hidupnya, ia berhak berjuang sampai titik darah penghabisan.

Bahkan jika ia melakukan kesalahan fatal. Oliver mengatakan, “Being Happy Doesn’t Mean You Don’t Have Issues.”

Film ini pun mendesak rasa kemanusiaan kita untuk percaya bahwa kebenaran itu penting.

Tentu, tidak mudah bagi setiap orang untuk terbuka tentang masa lalunya, terkhusus yang paling gelap, kelam, dan menyakitkan.

Namun, jika pada akhirnya orang belajar berdamai, mau terbuka, dan membiarkan diri dibantu oleh orang lain, dia akan selamat.

Oliver Queen merasakan kebenaran itu. Dari seorang yang tertutup, ia berbenah menjadi lebih terbuka.

Tidak mudah, tapi ia mencobanya. Karenanya, ketika saudaranya Thea Queen, ragu untuk terbuka tentang kebenaran, ia mengatakan, “You Have No Idea How Powerful The Truth Can Be.”

Oliver Queen menunjukkan, ditenah perjuangannya menjadi diri sendiri dan menghidupi panggilan sebagai hero, seluruh dinamika dan dimensi kehidupan perlu diterima dan dipeluk dengan sepenuh hati dan jujur.

Mengapa? Karena di sanalah manusia menjumpai sisi terbaik dirinya dan mampu menjadi bahagia.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi