Bagi pecinta mie instan tentunya sudah tak asing lagi di telinga jika pelopor mie instan ini diawali dari produk mie instan pertama di Indonesia bernama seperti Supermie, Indomie, dan Sarimie.
Ketiganya memang begitu populer tidak hanya dikenal sebagai produk mie instan saja , namun juga lebih populer sebagai pemyebutan mie instan dimana meskipun produknya bukan Sarimie ketika orang makan mie instan kebanyakan orang lebih menyebutnya dengan makan Sarimi.
Bahkan di masyarakat pedesaan, kebanyakan orang memang menyebut dengan kata Supermie, Indomie, atau Sarimi, karena lebih banyak orang yang menghafal ketiganya, ketimbang mie instan yang kelihatannya susah di katakan.

Ketiganya menjadi cikal bakal berdirinya mie instan yang populer di masyarakat pada umumnya, dan meskipun sekarang ini masyakarakt sudah mengenal berbagai macam jenis produk mie instan yang kian banyak di pasaran.
Lalu kapan ketiga mie instan ini mulai diperkenalkan dan bagaimana sejarahnya hingga dikenal sebagai nama mie instan yang sering kita dengar.
Sejarah
Berbicara mengenai sejarah ketiga produk mie instan ini, selain nama Indomie dan Supermie lebih dulu membayangi persaingan mie instan di Indonesia, Indomie dan Supermie telah lebih dahulu lahir sebagai pesaing berat Sarimi.
Keduanya lahir dari hasil kerja keras membangun produk yang siap di minati oleh masyarakat dan ramai di pasaran. Tidak hanya citarasanya, namun juga nama produknya.
Supermie lahir dan diperkenalkan pada tahun sekitar 1969 an, sementara Indomie pada tahun 1971 an. Keduanya dibangun atas dasar persaingan yang sehat, meskipun akhirnya pada era tahun 1980, munculah pesaing baru atau nama baru bernama Sarimie, yang dikembangkan oleh Salim Group.
Meskipun masyakarat selain menyebut Indomie dan Supermie, masyarakat juga sering lebih banyak yang menyebutkan kata Sarimi, namun sarimi ini sebenarnya sudah ada setelah Indomie dan Supermie lahir sebagai produk mie instan yang juga populer di Indonesia.
Sarimie ini merupakan produk mie instan yang sebenarnya juga mulai diperkenalkan lebih akhir, yaitu pada tahun 1982, atau berjarak sepuluh tahun setelah Indomie dan empat belas tahun setelah Supermie.
Sarimie ini dikembangkan oleh Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, yang juga memproduksi Supermie dan Indomie, yang merupakan perusahaan besar yang sukses memberikan kontribusi besar terhadap kejayaan dan eksistensi mie instan di Indonesia.
Sementara sarimi bernama PT Sarimi Asli Jaya yang memang memproduksi mie instan oleh Grup Salim yang saat itu memang Indonesia sedang gencar-gencarnya mengimpor beras besar-besaran ketika masa Presiden Soeharto, kemudian Salim dengan perusahaan Bogasari dengan tepung terigunya, mulai memperoduksi produk mie instan bernama Sarimi sepertinya diambil dari nama Salim kemudian digabung dengan kata Mie.
Eksistensi
Sarimi sendiri memang generasi ke beberapa mie instan yang telah lebih dahulu ada, seperti Supermie dan Indomie, yang sudah ada sejak puluhan tahun sebelumnya, namun ketiganya memiliki peran besar atas kejayaan mie instan yang banyak diminati tentunya dikalangan pecinta mie instan di Indonesia.
Meskipun ketiganya memang menjadi andalan pada masanya, ketiganya memang mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan jaman, kemudian pada era tahun 2003 munculah Mie Sedaap, yang kemudian menjadi momok yang mampu bersaing dengan pendahulunya.
Setelah munculnya Mie Sedap menjadi pesaing atau kompetitor besar Indomie, Supermie, dan Sarimi, sarimie pun akhirnya kini berada di urutan ke empat sebagai brand mie instan yang sebenarnya orang dimasayarakat juga banyak mengenal Indomie atau Sarimie.
Dari keempat produk mie instan tersebut, memang lidah orang Indonesia berbeda-beda, dan pastinya mereka memiliki selera yang berbeda-beda pula. Namun sejarah mengatakan, jika orang lebih banyak mengenal nama produknya ketimbang nama mie instan.
Jadi itu merupakan kebiasaan masyakarat dalam penyebutan kata nama produk, karena dirasa lebih mudah dihafal, ketimbang nama mie instan.