Tim Nam Do-San atau Han Ji-Pyeong? : “Memetik Makna Dari Drakor Start-Up”

Muhammad Rausan Fikri

Tim Nam Do-San atau Han Ji-Pyeong? : “Memetik Makna Dari Drakor Start-Up”

Baru-baru ini perbucinan Indonesia digemparkan oleh kemunculan Drama Korea Start-Up. Rilis di tahun 2020 drama korea yang bertajuk asmara, mengangkat cerita mengenai perbisnisan yang kemudian didramatisir dengan kisah percintaan dalam setiap alur ceritanya, menyuguhkan konflik yang menarik sehingga sangat dinanti tiap episodenya. Hal inilah yang menjadikan drama ini sangat populer dan banyak digemari kaum milenial.

Selain dari konflik yang disuguhkan sangat menarik, pemeran-pemeran dalam Drama Korea Start-Up tersebut sangat menjiwa karakter tiap tokohnya. Misalkan saja salah satu karakternya adalah Seo Dal-Mi, Seo Dal-Mi merupakan tokoh utama dalam cerita ini, digambarkan sebagai gadis remaja yang periang tapi memiliki masa lalu yang cukup menyedihkan, saat di bangku sekolah dia harus dihadapkan pada konflik perceraian orang tuanya yang mengharuskannya berpisah dengan kakak yang sangat dikaguminya yaitu Seo In-Jae.

In-Jae kakak nya memilih pergi bersama ibunya, sementara Dal-Mi memilih tinggal bersama ayahnya. Waktupun berlalu, kesedihan Dal-Mi bertambah tatkala mendapat kabar bahwa ibunya menikah lagi dengan seorang pengusaha kaya sehingga mengharuskan ibu dan kakaknya pergi ke Amerika. Puncaknya, Dal-Mi harus menerima kenyataan bahwa ayah yang dicintainya meninggal, tinggalah Dal-Mi bersama neneknya.

Meskipun begitu, tak ada penyesalan sedikitpun dari Dal-Mi. Dia tidak menyesal karena memilih ayahnya dibanding ibunya, kata-katanya yang terkenal adalah “Aku tidak pernah menyesali keputusanku.” Tokoh lain yang tak kalah penting yang membuat drama ini semakin menarik adalah sosok Han-Ji Pyeong, Han Ji Pyeong adalah pemuda miskin yang hidup sebatang kara, meskipun begitu dia sangat gigih sehingga berhasil sukses dan menjadi kaya raya.

Satu tokoh lagi yang sangat penting dalam cerita ini muncul pada episode ke-dua, adalah Nam Do-San, anak muda berprestasi tapi tidak memiliki kepercayaan diri. Do-San pernah menjadi juara pertama pada olimpiade matematika saat masih duduk di sekolah dasar. Prestasinya yang gemilang ini ternyata tidak menjadikannya mudah menghadapi masa depan, di masa remajanya dia harus hidup prihatin bersama dua orang sahabatnya. Do-San mendirikan sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi yang diberinama “Samsan Tech”,  masalah perusahaan rintisannya ini adalah sulit mendapatkan investor .

Singkat cerita, tiga orang ini ditakdirkan bertemu dengan cara yang menarik dan mengaduk-aduk emosi penontonya. Seo Dal-Mi dan Nam-Do San pada akhirnya menjalani bisnis bersama di Sand Box, sementara Han-Ji Pyeong yang telah lebih dahulu sukses di Sand Box pada akhirnya menjadi mentor dari perusahaan rintisan Samsan Tech, yang merupakan perusahaannya Dal-Mi dan Do-San bersama tiga orang lainnya. Disinilah scene-scene menarik terjadi.

Dal-Mi wanita cantik ambisius lulusan SMA yang minim pengalaman dan pengetahuan di bidang teknologi harus menjadi CEO dari perusahaan rintisan (Samsan tech) yang berpokus justru pada bidang teknologi yang tidak begitu dikuasainya, tapi berkat usaha dan kegigihan serta kepercayaan penuh dari rekan-rekan timnya, Dal-Mi mampu menjadi CEO yang baik. Karakternya yang selalu optimis dan ceria menambah daya tarik sosok Dal-Mi.

Han Ji-Pyeong dan Nam Do-San dihadapkan pada situasi persaingan emosional untuk mendapatkan hati Dal-Mi. Dengan menjalani peran yang berbeda, Do-San sebagai partner Dal-Mi sementara Ji Pyeong sebagai mentor Dal-mi dan Do-San. Keduanya bersaing mendapatkan perhatian Dal-Mi dengan menjalani perannya masing-masing. Tapi pada pada akhirnya Ji-Pyeong tetap menjadi sad boy sampai akhir ceritanya, di episode 12.

Sebagai seorang mentor Ji-Pyeong tampil sebagai sosok yang realistis, pintar dan bijak dalam mengambil keputusan. Nenek Dal-Mi memanggilnya “anak baik” meskipun dia tidak suka dipanggil dengan sebutan itu. Karakternya yang realistis dan penuh pertimbangan menjadikannya suka mengkritik orang lain terlebih jika orang itu adalah tanggung jawabnya.

Kritikan pedas tapi membangun adalah ciri kas tokoh Ji-Pyeong ini, bahkan Dal-Mi pernah diberi nasihat oleh Ji-Pyeong pada saat bisnis yang dipimpin Dal-Mi hancur (bubar), nasihatnya yang terkenal “Jika kamu tidak bisa mengalahkan musuhmu, jadilah pasukannya.” Dal-Mi menerima nasihat ini dan terbukti Dal-Mi mampu bangkit memulai semuanya dari awal, dengan bergabung dengan perusahaan kakaknya In-Jae yang merupakan rival bisnisnya.

Sementara itu Do-San si jenius teknologi merupakan tokoh yang digambarkan pintar tapi tidak memiliki kepercayaan diri, berkat bantuan Dal-Mi dan teman-temannya, Do-San mampu membuktikan kapasitas dirinya, yang kemudian Do-San berhasil mengembangkan teknologi baru bernama “Noon-Gil” yakni perangkat aplikasi pintar untuk membantu tunanetra.

Prestasinya ini akhirnya diakui seluruh dunia, bahkan kejeniusan Do-San menarik minat sebuah perusahaan teknologi yang terkenal di Amerika. Do-san pun memutuskan untuk pergi ke Amerika menerima tawaran kerja dari perusaan besar itu dan kembali ke Korea tiga tahun kemudian dengan keadaan yang sangat sukses dan kaya raya.

Dari drama ini ada pelajaran penting yang bisa kita ambil, yakni dari kegigihan tiga tokoh utama cerita ini. Drama inipun berakhir dengan happy ending, semua tokoh bisa mencapai harapan yang dicita-citakannya, menjadi sukses dan kaya. Nilai-nilai ini yang mesti dibangun saat memulai usaha, berupa optimisme, kepercayaan diri, semangat dan motivasi, kerja sama tim serta tekad yang kuat.

Kamu bisa memilih seperti karakter Do-San yang berhasil mengalahkan rasa takutnya, ketidak percayaan dirinya dan mampu membuktikan kapabilitasnya sebagai seorang jenius. Kamu mungkin mengalami hal yang sama seperti Do-San, Jika kamu suka mengeluhkan diri sendiri, kadang merasa lemah, payah dan tak berarti, catat dan ingat baik-baik, itu bukan karena kamu bodoh, tapi karena kamu belum menemukan dan mengenali potensi yang kamu miliki.

Jika kamu merasa seperti karakter Ji-Pyong, yang ambisius akan kesuksesan tapi merasa kecil karena kamu bukan siapa-siapa, Ji-Pyeong yang hidup sebatang kara sejak kecilpun merasakan hal yang sama, tapi kegigihan dan kemauan untuk terus belajar mampu menjadikannya kuat untuk mengubur kekelaman masa lalunya. Nasihat penulis untukmu “Yang terpenting Bukan darimana kamu berasal, tapi kemana kamu menuju.”

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi