Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban, berupa sapi, kambing maupun domba yang kemudian dibagikan kepada orang-orang yang kurang mampu.
Penyembelihan ini juga sebagai bentuk meneladani dan memeringati peristiwa Nabi Ibrahim yang merelakan putranya, Ismail untuk Allah sembelih yang kemudian digantikan dengan hewan domba.
Tapi, tahukah kalian jika di beberapa daerah lain, ada juga lho tradisi lain yang unik selain menyembelih hewan kurban.
Apa saja ya 7 tradisi unik tersebut dan berasal dari daerah mana? Simak yuk infonya di sini!
1. Mepe Kasur

Tradisi unik pertama bernama Mepe Kasur atau jemur kasur.
Tradisi ini berasal dari daerah Banyuwangi, tepatnya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Umumnya, kasur yang digunakan berwarna merah atau hitam.
Sebelum dimulai, biasanya diadakan tarian gandrung, tarian khas Banyuwangi sebagai perwujudan rasa syukur setelag panen.
Kasur yang dijemur, kemudian dipukul-pukul dengan sapu atau rotan untuk menghilangkan debu.
Tradisi unik ini dilakukan serentak pada pagi hari hingga sore hari dan dilakukan di depan rumah masing-masing.
2. Apitan

Lain halnya dengan Banyuwangi, Semarang juga punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idul Adha yakni Apitan.
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur warga atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Tradisi Apitan biasanya dimulai dengan pembacaan doa, kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan tani, dan ternak gunungan.
Hasil tani yang diarak ini nantinya akan diambil secara rebutan oleh masyarakat setempat.
Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi ini merupakan kebiasaan para Wali Songo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan Idul Adha.
Bahkan, bukan hanya arak-arakan saja, tetapi juga ada hiburan khas kearifan lokal.
3. Manten Sapi

Tradisi Manten Sapi atau pengantin sapi merupakan tradisi unik Idul Adha khas Pasuruan, Jawa Timur.
Tradisi ini digelar sebagai penghormatan untuk hewan kurban yang akan disembelih.
Uniknya, hewan yang akan disembelih akan didandani cantik seperti pengantin sebelum disembelih.
Acara dimulai dengan proses penghormatan, yakni memandikan sapi menggunakan air kembang hingga bersih, kemudian dikalungi bunga tujuh rupa dan dibalut dengan kain kafan, serban.
Setelahnya, hewan-hewan tersebut akan diarak menuju masjid setempat untuk disembelih dan dagingnya diolah untuk disantap bersama-sama.
4. Grebeg Gunungan

Selanjutnya ada tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta. Tradisi ini sepintas mirip dengan tradisi Apitan Semarang yakni mengarak hasil bumi.
Masyarakat muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi, berupa tiga buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayur mayur dan buah dari halaman Keraton hingga Masjid Gede Kauman.
Tradisi ini dilaksanakan tidak hanya saat Idul Adha, tetapi juga saat hari raya Idul Fitri yang disebut Grebeg Syawal.
Masyarakat setempat percaya, jika berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunungan tersebut, maka bisa mendatangkan rezeki.
5. Gamelan Sekaten

Gamelan Sekaten merupakan tradisi unik Idul Adha yang berasal dari Cirebon.
Tradisi ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai salah satu cara Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan dakwah agama Islam di tanah Cirebon.
Setiap perayaan hari besar agama Islam, yakni Idul Fitri dan Idul Adha, ansambel musik gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon akan dibunyikan.
Biasanya rangkaian gamelan ditabuh sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung sang Cipta Rasa.
Kebiasaan unik lainnya adalah, kebiasaan masyarakat yang mengunyah kinang berupa sekapur sirih dan rempah-rempah lainnya sambil menyaksikan pertunjukan gamelan tersebut.
Harapannya, agar diberikan kesehatan dan umur panjang sehingga bisa menyaksikan kembali tradisi Gamelan Sekaten di tahun berikutnya.
6. Meugang

Tradisi Meugang yang berasal dari kata Makmeugang merupakan tradisi asal Aceh yang identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama dengan beraneka ragam olahan masakan.
Tradisi ini berawal dari masa kerajaan Aceh yang melakukan pemotongan hewan kurban dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh.
7. Kaul dan Abda’u

Tradisi unik terakhir berasal dari Maluku Tengah, yaitu Kaul dan Abda’u.
Tradisi ini merupakan acara adat yang dilakukan dengan menggendong tiga kambing menggunakan kain oleh para pemuka adat dan agama setelah sholat Idul Adha.
Tiga kambing tersebut akan dibalut dengan kain seperti bayi kemudian diarak mengelilingi desa dengan diiringi sholawat dan alunan takbir menuju masjid Negeri Tulehu.
Penyembelihan ini langsung dilakukan oleh imam besar Masjid Negeri Tulehu.
Tradisi ini tercatat telah dilakukan sejak abad ke 17 dan masih dilakukan hingga saat ini.
Nah, itulah tradisi unik Idul Adha dari berbagai daerah di Indonesia yang menarik. Kalau di tempat kamu bagaimana?