Untuk memulai menulis, kita harus mampu mengerti macam-macam karangan dan tujuan dari masing-masing karangan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengklasifikasikan karangan yang kita tulis dengan karangan yang lain. Karangan sendiri merupakan sebuah karya tulis yang berisi gagasan atau ide dari seorang penulis untuk diungkapkan kepada pembacanya.
Tujuan Tulisan
- Deskripsi (sinkronik) adalah tulisan yang berisi paparan atau uraian tentang suatu obyek pada waktu tertentu (tergantung pada obyek yang dideskripsikan).
- Narasi (diakronik) adalah tulisan yang menyajikan proses berupa tingkatan maupun tahapan berdasarkan urutan kejadian.
- Argumentasi adalah tulisan yang menyajikan bukti atau alasan untuk mendukung dengan tujuan memengaruhi pembaca
- Eksposisi adalah tulisan yang menyajikan analisis suatu obyek berdasarkan penalaran. Tujuan dari adanya eksposisi adalah untuk memperoleh pengetahuan yang baru dan benar.
A. Deskripsi
Dalam menulis deksripsi ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Kemampuan menulis dan memahami realita obyek
- Kemampuan menulis dan mengungkapkan kembali kesan pesan yang diperoleh berdasarkan obyek yang dilihatnya
Pada deskripsi dibagi menjadi dua, yaitu:
Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif adalah deskripsi yang lebih mementingkan penghayatan dan bersifat imajinatif, misalnya ekspresi wajah, gaya bicara, gimik, dan sebagainya. Dimensi waktu dari deskripsi sugestif lebih singkat. Contoh dari deskripsi sigestif adalah karya sastra cerpen.
Deskripsi Ekspositoris/ teknis
Berbeda dengan deskripsi sugestif yang lebih mementingkan penghayatan. Deskripsi ekspositoris lebih menggunakan penalaran dalam tulisannya. Contoh dari deskripsi ini adalah laporan praktikum laboratorium.
Di dalam penulisan deskripsi kita harus memahami pendekatan-pendekatan yang dikenal dengan pendekatan deskripsi. Pendekatan deskripsi dibagi menjadi 3, yaitu :
- Obyektif, ditulis berdasarkan obyek, sesuai dengan kenyataan yang ada
- Impresionistis, ditulis untuk memberikan kesan pesan pembaca
- Sikap penulis
B. Narasi
Sama halnya dengan deskripsi, narasi juga dibagi menjadi 2, yaitu:
Narasi sugestif
Narasi sugestif dibuat dengan tujuan memancing imajnasi, menyampaikan suatu makna atau amanat tertentu, menyajikan kehidupan lahiriah dan batiniah secara lengkap. Dimensi waktu dari narasi sugestif lebih panjang karena menceritakan serangkaian cerita dari waktu ke waktu. Contoh dari narasi sugestif adalah karya sastra berupa novel, roman.
Narasi Ekspositoris/ teknis
Narasi Ekspositoris dibuat berdasarkan serangkaian peristiwa yang benar-benar nyata, menggunakan logika denga tujuan menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan pembaca menggunakan penalaran. Contoh dari narasi ekspositoris adalah biografi. Seperti yang kita tahu, pada biografi menuliskan capaian eseorang dari proses yang panjang maupun profil singkat saja.
C. Argumentasi
Pada Argumentasi ini memiliki tugas yang hampir sama dengan jasa, yaitu membebaskan/ menghukum seseorang dari tuntutan dengan bukti-bukti dan saksi. Dalam membuat argumentasi ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Penulis harus menguasai masalah yang disajikan
- Mengetahui dengan baik pendapat yang ada
- Bersedia mempertimbangkan pendapat-pendapat yang bertentangan denagn pendapat sendiri
- Menyajikan bukti yag dapat diyakini kebenaranya
Untuk meyakinkan orang lain atau pembaca dalam argumen yang kita buat, kita harus mengetahui cara-cara agar fakta dalam argumentasi dapat diyakini kebenaranya. Cara-cara itu terdiri dari 5 hal, yaitu:
- Mencari fakta sebanyak-banyaknya
- Mengamati secara langsung untuk fakta-fakta tertentu
- Meminta kesaksian dari orang yang melihat kejadian atau mengalami peristiwa secara langsung
- Meminta kesaksian dari otoritas (saksi ahli: dimintai kesaksian berdasarkan profesi, contohnya: psikolog, dokter)
D. Eksposisi
Eksposisi adalah penulisan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang baru dan benar dari obyek yang dibaca.Dalam menulis eksposisi ada 2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
- Harus ditulis secara ekspositoris/ teknis (berdasarkan penalaran)
- Menyajikan hukum kausalitas (sebab akibat) yang merupakan dasar pengembangan ilmu (ilmu tidak datang dengan sendiri, melainkan memiliki sebab akibat)