Kegemaran masyarakat untuk berlomba-lomba meraih kejayaan di dunia merupakan kewajiban yang harus dituntaskan. Situasi di media sosial telah memberikan sebuah perspektif baru agar meraih kekayaan. Kejayaan dan kekayaan merupakan dua hal yang sangat berpengaruh atas perilaku seseorang. Sangatlah mengejutkan, jika melihat teman-teman kita yang kerja dari pagi ke pagi, bahkan menghancurkan kesehatan, hanya demi kekayaan sesaat.
Jika membayangkan hal ini, tentu saja sangat berhubungan dengan diri kita. Apalagi, memperenggang hubungan demi kekayaan merupakan makanan sehari-hari. Setiap hari kita melakukan permintaan kepada Yang Maha Kuasa demi kekayaan yang instan. Melakukan kejahatan di atas namakan agama, hidup bergelimang kemewahan sampai lupa diri. Bisa dikatakan, semuanya tidak takut neraka dan tidak bisa dipidana. Karena semuanya demi agama dan keluarga.
Hidup bermandikan kemewahan meningkatan keuntungan bagi dukun dan pemuka agama lainnya. Semua orang tentu saja ingin cepat kaya dengan cara yang instan, pergi ke dukun merupakan salah satu cara yang tepat untuk menggapai kekayaan. Menggapai kekayaan dengan tidak memiliki kemampuan sama sekali atau memiliki kesempatan yang sangat kecil adalah penyebab dari orang lebih memilih pergi ke dukun. Apalagi, dukun konvensional sudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Nalar dan akal sudah tersisihkan dalam melakukan sesuatu, semuanya mementingkan ego. Punya idealisme dan harga diri untuk menolak kekayaan yang instan, bagi orang itu bego. Jarang sekali, adanya orang yang memiliki harga diri dan idealisme dalam mencapai kejayaan dan kekayaan duniawi. Semuanya seperti piring kotor karena semua minta diangkat, namun pakai cara yang kotor.
Semuanya ingin menang, namun tidak semuanya ingin belajar dari kekalahan. Kejayaan datang dari orang yang berusaha dan belajar. Kejayaan bisa dijadikan sebagai simbol kepalsuan, namun masih saja ada yang keliru. Karena mereka tidak pernah belajar untuk mengerti, bahwa tidak semuanya kejayaan berasal dari hal yang mulia. Media sosial sendiri merupakan ladang kepalsuan seseorang yang memamerkan kekayaan.
Kejanggalan dari kejayaan dan kekayaan masih belum disadari oleh masyarakat. Mereka menganggap semuanya itu adalah motivasi. Namun, bagi saya itu, hanyalah sebuah intimidasi. Rajin memamerkan barang mahal dan liburan mewah, kalau kena kasus sewa pengacara. Siapa yang menyangka kalau hal ini hanya untuk menarik perhatian anda semua? Kita semua adalah kambing di ladang.
Tidak main-main dari efek yang dihasilkan, apabila tujuan hidup ini adalah mencapai kekayaan dan kejayaan. Semua orang melupakan esensi dari perjuangan kehidupan dan semuanya lebih memilih untuk mempermalukan diri sendiri. Lebih baik memilih jalur tanpa adanya jalan pintas karena dapat menentukan siapa yang pantas. Mengurus kertas dan pena di ruangan korporat, lama kelamaan hidup telah usang dan berkarat.
Hidup yang penuh kejutan dan tantangan, selalu memberikan kesempatan bagi yang bekerja keras. Layaknya seorang penguasa, kita hanyalah seorang budak. Uang menguasai diri kita sehingga dibutakan oleh materi. Menghalalkan segala cara dilakukan oleh budak demi kejayaan dan kekayaan sehingga bagi beberapa orang dengan menjilat atasan kita bisa mendapatkan keuntungan.
Dinamika kejayaan seseorang terlihat dari pengamatan masyarakat terhadap dia. Semua orang menciptakan pemasaran diri (personal branding) dalam menghadapi antusiasme masyarakat. Pemasaran diri dapat berbentuk isi informasi yang disediakan dalam akun media sosial. Semua orang dapat bergaya dan berbicara layaknya seorang penguasa atau orang yang paling terkaya demi sebuah ketenaran. Namun, kita tidak sadar bahwa itu hanya tipu daya manusia.
Manusia hanya menilai dari balik layar sehingga menciptakan peruntungan yang sangat besar bagi orang tersebut. Manusia selalu berhitung sehingga di dalam pikirannya hanya terdapat perkiraan yang tidak pasti. Terkadang perkiraannya membawa ke dalam kesialan, seperti mudah sekali tertipu. Di balik kejayaan seseorang terdapat topeng yang sedang dikenakan oleh pelaku tersebut.
Kejayaan dan kekayaan menciptakan perubahan gaya hidup seseorang, dari sederhana hingga luar biasa. Adapun begitu, gaya hidup seseorang dapat merubah hubungan dengan lingkungan. Kejayaan memberikan magnet bagi lingkungan sekitar sehingga orang-orang mulai tertarik dengan seseorang tersebut. Sisi keuntungannya, anda bisa memperalat mereka demi keuntungan anda. Jadi, bisa dikatakan ini merupakan gaya hidup, walaupun orang lain sudah mati gaya.
Pada akhirnya, manusia akan melakukan apa saja demi kejayaan dan kekayaan, namun tidak hanya itu, manusia juga ingin disamakan dengan kekuasaan penguasa tersebut. Seakan-akan, manusia sedang memanjat menara, demi melihat dari atas. Walaupun, semuanya hanya sementara, ketika sudah sampai di puncak kejayaan, ketakutan tetap menghampiri kita semua. Itulah alasannya mengapa para penguasa susah untuk memperhatikan yang di bawah karena adanya ketakutan tersendiri dalam menghadapi kesusahan.
Bila dunia adalah sekecil koin logam, tentu saja semuanya akan menggenggam dunia ini dengan mudah. Kejayaan dan kekayaan dengan mudahnya tercapai sehingga tetap berkuasa hingga kedepannya. Realita mematahkan impian seseorang dan reputasi tidak bisa membayar tagihan, semuanya berasal dari kerja keras dan usaha. Dunia berisikan tipu muslihat demi keuntungan hingga semua orang tertunduk. Semuanya, ahli hingga kita tidak bisa kenali.
Manusia dengan mudahnya selalu tidak bisa menerima keadaan yang ada di sekitar. Selalu menolak dan percaya dengan motivasi yang diberikan dalam media sosial, bahkan manusia lebih percaya dengan zodiak. Keuntungan dan kejayaan seseorang diukur dengan ukuran dari pikiran seseorang, termasuk hal yang tidak pasti. Langkah terbaik dari manusia adalah membohongi diri sendiri.
Manusia seringkali mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Rumitnya kehidupan membuat manusia lebih memilih untuk menjilat penguasa dan menjual harga diri demi meraup keuntungan dan kekuasaan. Kehilangan konsistensi dalam kehidupan manusia membuat untuk sulit dipercaya oleh masyarakat. Seperti di dalam kehidupan, jika kita melakukan kesalahan atau pelanggaran, pasti ada saja yang melapor ke pihak yang terkait.
Rasa kepercayaan sudah mulai pudar di antara kehidupan manusia sehingga kita tidak tahu harus percaya dengan siapa. Orang tersebut memiliki mulut seperti pedang bermata dua. Kejayaan yang diraih dengan hasil menjatuhkan orang lain akan segera jatuh juga dengan hal yang sama. Seperti ada kuasa, setiap perilaku atau kejahatan yang kita lakukan, hukum karma nyata adanya.
Memiliki upaya dalam menghadapi manusia yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan segala kekayaan dan kejayaan sangat patut untuk di pujii. Mereka adalah orang-orang yang terkuat dalam menghadapi hal tersebut dengan netral. Idealisme perlu dimiliki dalam meraih kekayaan dan kejayaan, agar tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan. Namun, apabila orang-orang mudah tertipu dan menilai dari luarnya saja dengan apa yang disediakan, demi keuntungan, menurut saya itulah kemenangan sejati.