Virgil van Dijk, bek tengah andalan Liverpool FC, kemungkinan akan menjadi nama yang terlintas di banyak benak pecinta bola apabila ditanya siapa saja bek tengah terbaik saat ini.
Bek setinggi 1,93 meter ini bahkan disebut oleh penyerang Manchester City yang pernah mencetak rekor lompat berdiri, Erling Haaland, sebagai salah satu bek terbaik yang pernah melawannya.
Erling Haaland menilai, Virgil adalah seorang bek yang “cepat, kuat, dan nakal-cerdik”. Haaland juga menyebut bahwa Virgil memiliki perhitungan pengambilan keputusan atau timing yang akurat.

Bersama rekan setimnya di Liverpool FC, Virgil telah merengkuh berbagai trophy, di antaranya adalah gelar juara Premier League musim 2019-2020, FA Cup musim 2021-2022, EFL Cup musim 2021-2022, UEFA Champions League musim 2018–19, dan FIFA Club World Cup 2019.
Sementara penghargaan pribadi yang pernah dianugerahkan kepadanya misalnya adalah UEFA Champions League Defender of the Season musim 2018 – 2019, UEFA Men’s Player of the Year Award: 2018 – 2019, dan Premier League Player of the Season: 2018 – 2019.
Sebuah pencapaian yang luar biasa, bagi seorang bek yang saat muda pernah disebut pelatihnya menilai tidak akan mengalami perkembangan yang tinggi.
Masa Muda Virgil van Dijk
Virgil van Dijk lahir di kota Breda, Belanda, pada tanggal 8 Juli 1991. Ayah Virgil van Dijk adalah seorang pria Belanda, sementara ibunya adalah seorang wanita keturunan Suriname.
Sepakbola telah menjadi kegemaran Virgil van Dijk sejak kecil, ia bermain di mana ia bisa, baik di jalanan maupun di ruang sempit di antara gedung-gedung.
Virgil van Dijk sebelumnya bermain sebagai bek kanan, sebelum diubah posisinya ke bek tengah melihat pertumbuhan tingginya yang bertambah mencapai 18 cm.
Ketika menginjak usia 18 tahun-an, pada tahun 2009, Virgil van Dijk memulai petualangannya di sepakbola dengan bergabung bersama tim muda klub Willem II.

Pada masa itu, selain disibukkan dengan menimba ilmu sepakbola, Virgil van Dijk juga mengambil kerja paruh waktu sebagai pencuci piring.
Ketika itu, pelatih tim muda Willem II bernama Edwin Hermans memperkirakan Virgil van Dijk adalah pesepakbola yang akan sulit untuk berkembang.
Virgil van Dijk hanya bertahan selama 1 tahun di tim muda Willem II. Pada tahun 2010, Martin Koeman, pencari bakat dari FC Groningen melihat potensi van Dijk dan mampu membujuk agar van Dijk pindah ke FC Groningen.
Anomali Jersey & Virgil van Dijk keturunan Tionghoa (?)
Sebelum kita beralih menyoroti karier profesional Virgil van Dijk, ada sisi kehidupan dari bek ini yang menarik untuk dibahas, yaitu mengenai nama yang ia pakai di jersey dan mengenai garis keturunannya.
Untuk bahasan pertama, dapat kita terlebih dahulu perhatikan nama yang terpampang di jersey sepakbola, di bagian belakang di atas angka jersey.
Di atas angka “4” yang identik dengan pemain Belanda ini, baik di jersey klub Liverpool maupun di jersey timnas Belanda, akan terpampang nama pertamanya “Virgil” bukan nama keluarganya “van Dijk”.

Bila dibandingkan dengan kebanyakan pesepakbola lainnya, bisa dibilang pemilihan nama ini merupakan anomali.
Kebanyakan pesepakbola akan memilih menampilkan nama keluarga atau nama belakang di jersey yang mereka pakai. Sedikit contoh, Raheem Sterling menampilkan “Sterling”, Kylian Mbappe memilih “Mbappe”, Erling Haaland menggunakan nama “Haaland”, dan sebagainya.
Ternyata, pemilihan itu memang keinginan Virgil van Dijk sendiri. Ia sengaja tidak menampakkan nama keluarganya karena alasan pribadi.
Dituturkan oleh pamannya, Steven, Virgil pernah mengalami pertikaian keluarga ketika ayahnya yang bernama Ron van Dijk menelantarkan keluarga mereka saat Virgil masih kecil.
(*Untuk penghormatan pilihan Virgil, penulis artikel/konten ini juga memilih untuk menulis “Virgil van Dijk” atau “Virgil” saja*)
Selanjutnya, pembahasan mengenai garis keturunan Virgil van Dijk. Menurut beberapa media Tongkok, ibu Virgil van Dijk yang bernama Hellen Fo Sieeuw, memiliki darah keturunan Tionghoa.
Nama keluarga ‘Fo Sieeuw’ merupakan nama keluarga Tionghoa. Nama tersebut disebut berasal dari nama kakek buyut dari pihak ibu, Chin Fo Sieeuw (陈火秀).
Chin Fo Sieeuw yang beremigrasi dari Guangdong yang berada di daerah selatan Tiongkok, ke Suriname, negara di benua Amerika Selatan, pada sekitar tahun 1920.

Karier Klub Profesional Virgil Van Dijk
Setelah bermain untuk tim muda FC Groningen dari tahun 2010 hingga 2011, Virgil van Dijk berhasil naik ke tim senior mereka pada tahun 2011.
Selanjutnya Virgil berkarier sebagai pemain profesional Trots van het Noorden dari tahun 2011 hingga tahun 2013.
Pada tanggal 21 Juni 2013, Groningen menerima tawaran dari klub Skotlandia Glasgow Celtic untuk melepas Virgil dengan biaya transfer mencapai 2,6 juta poundsterling atau sekitar 42,6 milyar rupiah.

Terus mengasah bakat dan menunjukkan kemampuannya, market value pemain Belanda ini terus naik.
Pada tanggal 1 September 2015, klub Premier League Southampton resmi mengamankan jasa Virgil van Dijk dengan biaya mencapai 13 juta pounsterling atau setara dengan 213 milyar rupiah.
Kapabilitas Virgil van Dijk membuatnya dilirik oleh pelatih Jurgen Klopp. Pelatih asal Jerman itu berhasil meyakinkan manajemen Liverpool FC untuk membelinya.
Virgil van Dijk ditebus pada bursa transer musim dingin, dan bergabung dengan Liverpool pada tanggal 1 Januari 2018 dengan biaya transfer sebesar 75 juta pounsterling atau sekitar 1,228 trilyun rupiah.
Karier Tim Nasional Belanda
Virgil van Dijk telah satu kali dipanggil membela timnas Belanda U-19 pada tahun 2011. Di tahun yang sama hingga tahun 2013, ia terpilih tiga kali membela timnas Oranje U-21.
Kemudian, sejak tahun 2015, Virgil van Dijk menjadi salah satu anggota tetap timnas senior Belanda.