Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini semua serba instan, salah satunya adalah gawai. Gawai dapat membuat segala aktivitas sehari-hari semakin mudah.
Mulai dari sistem pembelajaran, baca berita, pesan makanan, membeli barang, pesan ojek online hingga berkomunikasi dengan orang lain.
Zaman sekarang gawai seolah menjadi ‘belahan jiwanya’ manusia dan menjadi penyalur keluh kesah paling efektif sampai-sampai lupa memilih mana privasi dan mana yang bukan privasi.
Hingga akhirnya, beberapa orang menggunakan gawai hanya untuk mengumbar berbagai cerita pribadinya atau biasa disebut dengan oversharing.
Apa sih oversharing itu?
Nah kalian pernah denger istilah ‘Oversharing’? Oversharing merupakan perilaku membagikan informasi pribadinya melalui media sosial secara berlebihan.
Informasi yang dibagikan bisa berupa foto, video, atau informasi pribadi dan berkaitan dengan aktivitas anda sehari-hari.
Misalnya terlalu banyak membagikan kehidupan pribadi di laman media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok, Facebook atau media sosial lainnya.
Saking asiknya share postingan di media sosial tanpa disadari bahwa anda sudah mempublikasikan informasi pribadi yang dinamakan oversharing.
Perusahaan software dibidang keamanan, Tessian, melaporkan bahwa terdapat 84% orang mengunggah kiriman ke media sosial setiap minggunya.
Meski terdengar umum, dari beberapa persen tersebut unggahannya mengandung data-data pribadi.
Data tersebut bisa disalahgunakan untuk hal-hal kejahatan seperti penipuan berbasis online, pinjaman online, serta peretasan jika anda tidak mewaspadainya.
Perilaku oversharing kadang-kadang bisa disebabkan oleh perasaan fear of missing out (FOMO) atau takut ketinggalan.
Misalnya, melihat teman anda mengunggah kehidupan pribadinya yang jauh lebih baik daripada kehidupan diri sendiri.
Anda tidak mau ketertinggalan atau kalah saing dengan teman anda sendiri sehingga tergiur untuk mengikuti jejak yang lebih update di media sosial tanpa memikirkan resikonya.
Bagaimana cara mencegahnya?
Jangan sampai anda menjadi menyesal karena terlalu sering mengunggah hal-hal yang tidak seharusnya diunggah.
Sama seperti pedang bermata dua, media sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif.
Ada banyak cara yang anda bisa lakukan untuk terhindar dari oversharing atau membagikan sesuatu secara berlebihan ke media sosial, diantaranya :
- Memisahkan antara akun pribadi dan professional
Memiliki akun media sosial lebih dari satu akun memang bukan masalah jika anda mempergunakannya dengan baik dan bijak. Pikirkan baik-baik sebelum anda mulai mengetik dan memposting sesuatu pada akun yang dituju agar tidak salah sasaran.
- Memilah kembali secara bijak unggahan yang ingin anda bagikan di media sosial
Ketika hendak mengunggah berupa foto, video atau tulisan anda harus bisa memisahkan jenis postingan anda privasi atau bukan.
Anda juga dapat melakukan kontrol terhadap siapa saja yang dapat melihat postingan anda. Ada baiknya jika anda mengunggah yang bersifat positif agar dapat kesan yang baik.
- Mengetahui batasan
Sebetulnya selain menimbulkan dampak negatif, oversharing juga dapat menimbulkan dampak positif misalnya mendapatkan informasi yang lebih luas.
Namun, tetap perlu mengetahui batasan saat anda bermain gawai, tidak semua hal harus anda umbar ke laman media sosial karena anda tidak pernah tau siapa yang melihat dan menggunakannya di kemudian hari.
Saat anda sedang berada di fase bosan, galau atau ingin marah, sebaiknya anda menjauh dulu dari gawai atau media sosial.
Anda bisa meredam masalahnya dengan membaca buku, berjalan-jalan, atau berbincang dengan teman dekat anda.
Bijaklah dalam melakukan sesuatu seperti peribahasa “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.