Keanekaragaman spesies merupakan suatu komunitas berbagai macam organisme berbeda yang menyusun komunitas.
Keanekaragaman spesies di wilayah tropis seperti negara Asia Tenggara memiliki berbagai keanekaragaman hewan, tumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah subtropis. Kok bisa?

Sekitar tahun 1805-an, Charles Darwin dan Alfred Wallace menyatakan bahwa di daerah tropis, kehidupan tumbuhan dan hewan umumnya menunjukkan kelimpahan dan beranekaragam.
Sejak saat itu, para peneliti di seluruh dunia telah membuktikan pengamatan tersebut.
Salah satu peneliti membuktikan bahwa di wilayah tropis tepatnya Malaysia membuat sebuah plot seluas 6,6 hektare (1 ha = 10.000 m2), yaitu mengandung 711 spesies pohon.
Sementara, hutan di Michigan plot seluas 2 ha mengandung 10 sampai 15 spesies pohon. Lalu, di seluruh Eropa Barat di sebelah utara pegunungan Alpen, hanya terdapat 50 spesies.
Keanekaragaman spesies mungkin meningkat dalam suatu komunitas seiring semakin banyak peristiwa yang terjadi.
Komunitas tropis umumnya lebih tua daripada daripada komunitas di wilayah beriklim sedang atau kutub.
Perbedaan umur ini dikarenakan oleh fakta bahwa musim tumbuh sekitar lima kali lebih Panjang di hutan tropis daripada di di hutan tundra di garis lintang tinggi.
Akibatnya, selang antara antara peristiwa spesiasi, berlangsung kira-kira lima kali lebih cepat di wilayah tropis daripada di kutub
Mengingat bahwa sebagian besar wilayah Bumi 80 juta tahun yang lalu adalah tropis, wilayah tropis menjadi lebih kaya karena usia wilayah yang terdiversifikasi berlangsung kira-kira lima kali lebih cepat di wilayah tropis daripada di kutub.
Selain itu, banyak komunitas kutub dan beriklm sedang yang harus ‘mulai lagi’ berulang-ulang akibat gangguan besar dalam bentuk glasiasi.
Para ahli juga menunjukkan bahwa migrasi spesies menjadi simetris dari waktu ke waktu dan cenderung bermigrasi “di luar” daripada “di dalam” di wilayah tropis.
Menurut Mongabay-situs berita lingkungan, terdapat hipotesis mengapa di Kawasan tropis memiliki spesies lebih beragam dan banyak dibanding wilayah yang lebih dingin, yaitu adanya perbedaan antara tingkat kemunculan spesies-spesies baru dan tingkat kepunahan mereka.
Namun, terdapat sebuah publikasi yang menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara tingkat keragaman dan ketinggian wilayah.
Iklim merupakan salah satu penyebab utama gradien garis lintang dalam keanekaragaman hayati.
Pada kondisi darat, terdapat dua faktor iklim yang berkorelasi dengan keanekaragaman hayati, yaitu cahaya matahari dan ketersedian air.
Di wilayah tropis faktor cahaya matahari dan ketersedian air relatif lebih tinggi daripada wilayah subtropis.
Evapotranspirasi, fungsi dari radiasi surya, suhu, dan ketersedian air, jauh lebih tinggi di wilayah panas bercurah hujan tinggi daripada di daerah bersuhu rendah atau berpresipitasi rendah.