Berdasarkan hasil survey easy of doing bussines index yang dilakukan Bank Dunia terhadap 189 negara di dunia, bisnis Indonesia mengalami peningkatan 8 peringkat dan menduduki posisi ke-120.
Hasil survey tersebut cukup menggembirakan meskipun masih jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu contoh Singapura yang masih konsisten berada di peringkat pertama, atau Malaysia yang naik dari peringkat 8 ke peringkat 6.
Tujuan dari survey easy of doing index itu sendiri adalah untuk mengukur sejauh mana kemudahan yang didapat para investor dalam menjalankan bisnisnya di suatu Negara. Semakin tinggi peringkat yang diperoleh suatu Negara, artinya Negara tersebut memiliki iklim regulasi yang kondusif bagi investor dalam memulai dan menjalankan bisnisnya.
Selain itu, survey juga bertujuan untuk melacak perubahan regulasi yang memberipengaruh serta menunjang siklus bisnis di suatu Negara.
Posisi Indonesia yang masih berada di peringkat 120 menjadi satu indikator bahwa iklim bisnis Indonesia masih belum begitu menjanjikan bagi para investor untuk menanamkan modalnya atau memulai dan menjalankan usahanya.
Itu sebabnya, perlu adanya perubahan yang fundamental dari seluruh stakeholders yang ada, guna mendongkrak peringkat tersebut dengan cara merubah iklim bisnis yang berkembang di tanah air.
Faktor yang Mempengaruhi Iklim Bisnis
Untuk dapat merubah iklim bisnis di Indonesia, sudah barang tentu harus kita ketahui terlebih dahulu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi iklim bisnis tersebut. Inilah 6 faktor yang mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia:
1. Investasi
Investasi merupakan sumber untuk menciptakan modal baru. Melalui investasi, perusahaan akan memperoleh modal gunamembiaya operasional. Sementara fungsi dan pengaruh dari investasi bersifat multiplier, sehingga butuh berbagai cara dan metode untuk menggali investasi tersebut.
2. Pemerintah
Peran pemerintah sangat strategis dalam mengelola sistem bisnis melalui kebijakan fiskal atau moneter. Karena itu, melalui kebijakan yang dibuat, pemerintah harus berupaya agar apa yang diterima harus lebih besar dari apa yang dipinjam agar tidak mengalami defisit. Jika pembelanjaan negara sampai terjadi defisit, maka pengaruhnya akan langsung dirasakan oleh dunia bisnis.
3. Kondisi Negara
Kondisi sosial, ekonomi, politik, serta pertahanan dan keamanan Negara memberi pengaruh yang besar terhadap iklim bisnis, karena bisnis hanya akan dapat berjalan dengan baik di tengah-tengah kondisi Negara yang stabil.
4. Alam
Alam merupakan faktor penting untuk menunjang kegiatan bisnis, karena sebagus apapun bisnis yang dikembangkan, dapat hancur total disebabkan oleh faktor alam. Itu sebabnya, para inverstor cenderung menjauhi Negara-negara dengan kondisi alam yang kurang stabil, seperti kerap terjadi bencana banjir, longsor,dan sebagainya.
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Bisnis akan dapat berkembang dengan baik, jika ditangani oleh orang-orang yang memiliki kompetensi, inovasi, daya kreatifitas tinggi, serta berdaya saing. Itu sebabnya untuk meningkatkan iklim bisnis Indonesia, wajib didahului dengan peningkatan SDM baik lewat pendidikan maupun non-formal seperti pelatihan-pelatihan.
6. Lingkungan Politik dan Hukum
Kondisi politik dan hukum sangat berpengaruh terhadap kondusif tidaknya iklim bisnis, karena dilingkungan politik dan hukum itulah berbagai kebijakan yang menyangkut dunia ekonomi dan bisnis digodok, diolah dan digelontorkan berupa undang-undang dan aturan-aturan yang mendorong tumbuhkembangnya dunia perekonomian dan bisnis.
Jika lingkungan politik dan hukum tidak sehat, iklim bisnis pun juga tidak akan memberikan kenyamanan bagi para pelaku bisnis, karena aturan-aturan yang digelontorkan dapat menghambat perkembangan dan pengembangan/ekspansi dari bisnis yang mereka jalankan.
Itulah 6 faktor yang dapat mempengaruhi iklim bisnis. Jika kita berharap bisnis di Indonesia memiliki iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya dunia usaha, tidak ada jalan lain kecuali memperbaiki faktor-faktor tersebut di atas, serta faktor-faktor yang lain. (*)
[zombify_post]