Ungkapan itu yang akan saya dengar ketika saya bertanya tentang urusan jadwal dan program kerja harian kepada nenek dan kakek saya. Ya maklum saja pada tempo dulu di daerah kami jarang sekali orang yang menggunakan alat penunjuk waktu dalam bekerja. Bagaimana tidak, mayoritas orang tua kami dahulu berprofesi sebagai buruh tani. Pakai arloji pun percuma, karena hanya akan merusak perangkat itu di dalam pekatnya tanah pesawahan.
Lalu, apa itu wanci?
Wanci adalah kata dalam Bahasa sunda yang digunakan untuk menunjukan waktu dengan pedoman fenomena alam atau kebiasaan manusia. Layaknya dalam istilah istilah arab seperti waktu shubuh, syuruk, dhuha, maghrib dan sebagainya. Memang menurut kakek saya, pada jaman dahulu orang-orang sangat sensitive terhadap fenomena alam dan sangat disiplin dalam segala aktivitas sehingga waktu waktu tertentu bisa dijadikan patokan penunjuk waktu.
Berikut pembagian wanci yang saya ketahui:
1. Wanci Carangcang Tihang (sekitar pukul 06.00 WIB pagi) carangcang berati suatu pancaran sinar yang datang dari matahari dan Tihang berarti tiang. Wanci ini bisa dibayangkan adalah waktu ketika sinar matahari mulai terlihat diantara tegaknya batang-batang pepohonan.
2. Wanci Meletek Panonpoe (sekitar pukul 07.00 WIB pagi) Meletek berarti mekar atau menetas sedangkan panonpoe berarti matahari. Jadi meletek Panonpoe bisa diartikan waktu dimana matahari telah terbit secara sempurna.
3. Wanci Ngaluluh Taneuh (sekitar pukul 08.00 WIB pagi) Ngaluluh artinya proses mencangkul untuk menggemburkan, sedangkan taneuh artinya tanah. Jadi wanci ini merupakan acuan para petani untuk memulai aktivitas di sawah, atau lahan.
4. Wanci Haneut Moyan (sekitar pukul 09.00 WIB pagi) Haneut berati hangat, sedangkan moyan adalah berjemur. Jadi wanci ini adalah wanci terbaik jika digunakan untuk berjemur karena tidak akan terasa terlalu panas.
5. Wanci Rumangsang (sekitar pukul 10.00 WIB menjelang siang) Rumangsang secara harafiah berarti terangksang/merangsang. Namun dalam hal ini bisa diartikan sebagai ungkapan ketika merasakan keadaan udara yangmulai memasa dan membuat gerah atau dalam istilah basa inggris biasa disebut hot.
6. Wanci Pecat Sawed (sekitar pukul 11.00 WIB siang) Pecat berarti menyingkirkan/melepaskan sedangkan sawed merupakan bagian dari alat bajak sawah yang dikalungkan di leher kerbau. Jadi pecat sawed bermakna waktu untuk melepaskan alat bajak sawah dari kerbau untuk mengistirahatkan hewan tersebut.
7. Wanci Tangagé atau Manceran (sekitar pukul 12.00 WIB siang) Tangange berarti tengah hari sedangkan manceran berarti proses memancarkan. Istilah manceran dapat diartikan waktu dimana terik matahari benar benar memancar.
8. Wanci Lingsir Ngulon (sekitar pukul 13.00 WIB siang) Lingsir artinya lengser atau bergeser dan ngulon artinya ke arah barat. Wanci ini merujuk pada matahari sudah mulai bergeser ke arah barat.
9. Wanci Kalangkang Satangtung (sekitar pukul 14.00 WIB siang) Kalangkang berati bayangan, sedangkan satangtung berasal dari kata tangtung/nangtung yang berarti berdiri sedangakan inbuhan sa- berarti sama dengan satu. Jadi satangtung dapat diartikan “sama takarannya dengan tinggi yang berdiri”. Jadi, Wanci Kalangkang Satantung merupakan bisa diartikan waktu ketika bayangan orang yang terkena sinar matahari akan sama panjang dengan tinggi badannya saat dia berdiri.
10. Wanci Méngok (sekitar pukul 15.00 WIB sore)
Méngok merupakan istilah dalam wanci yang menjelaskan tentan letak posisi matahari sudah berjalan perlahan menuju arah barat untuk tenggelam. Atau bisa juga disebut bahwa arah matahari sudah menengok ke ufuk barat.
11. Wanci Tunggang Gunung (sekitar pukul 16.00 WIB sore) Tunggang berarti naik atau menunggang dan gunung berarti gunung. Jadi wanci tunggang gunung adalah gambaran di mana matahari sudah mulai berada di atas punggung gunung sebelum tenggelam di arah barat.
12. Wanci Sariak Layung (sekitar pukul 17.00 WIB sore) Sariak biasa diartikan sebagai sesuaitu yang bergerak perlahan seperti halnya riak air di sungai. Sedangkan layung berarti lembayung. Jadi wanci sariak layung bisa diartikan waktu lembayung bertebaran dan bergerak perlahan di langit.
13. Wanci Sareupna (sekitar pukul 18.00 WIB petang) Sareupna bersasal dari kata dasar “reup”. Kata reup sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan proses menutup mata. Jadi ketika ditambah imbuhan sa- dan -na memiliki arti “waktu memejamkan mata”. Maksudnya adalah sebagai kiasan bahwa matahari sedang memejam.
14. Wanci Harieum Beungeut (sekitar pukul 19.00 WIB malam) Harieum berasal dari kata “Hieum” yang berarti sangat teduh atau cenderung gelap, atau mirip seperti saat mendung. Sedangkan beungeut berarti wajah. Jadi wanci harieum beungeut berati waktu dimana wajah orang terlihat samar karena gelap, mengingat pada jaman dahulu belum adanya system penerangan yang mumpuni pada malam hari.
15. Wanci Sareureuh Budak (sekitar pukul 20.00 WIB malam) Sareureuh berasal dari kata “reureuh” yang berarti beristirahat. Sedangkan Budak dalam bahasa Sunda artinya anak kecil. Jadi wanci ini menggambarkan waktu dimana anak kecil mulai merasa kelelahan dan mulai beristirahat untuk tidur.
16. Wanci Tumoké (sekitar pukul 21.00 WIB malam) Tumoké adalah istilah yang menandakan tokek mulai berbunyi. Salah satu hewan yang masih bersaudara dengan cicak ini memang terkenal aktif di malam hari.
17. Wanci Sareureuh Kolot (sekitar pukul 22.00 WIB malam) Sareureuh berasal dari kata “reureuh” yang berarti beristirahat. Sedangkan Kolot dalam bahasa Sunda artinya Orang Tua atau Orang yang sudah dewasa. Jadi wanci ini menggambarkan waktu dimana para orang dewasa mulai merasa kelelahan dan mulai beristirahat untuk tidur.
18. Wanci Indung Peuting (sekitar pukul 23.00 WIB malam ) Indung berarti Ibu atau Induk sedangkan peuting berarti malam. Jadi Indung Peuting bisa dimaknai sebagai perumpamaan ketika bulan yang menerangi pada malam hari diartikan sebagai Ibu yang mengayomi bumi ketika cahaya gelap.
19. Wanci Tengah Peuting (sekitar pukul 24.00 WIB tepat tengah malam) Tengah peuting adalah satu waktu dimana waktu sudah menunjukan tepat berada di tengah malam.
20. Wanci Tumorek (sekitar pukul 01.00 WIB malam) Asal kata tumorek berasal dari kata torek, Yang artinya tidak bisa mendengar atau tuli. Wanci ini mengibaratkan jika diwaktu tersebut merupakan waktu dimana orang-orang sedang lelap-lelapnya tertidur sehingga tidak mendegar apapun yang mengeluarkan suara.
21. Wanci Janari Leutik (sekitar pukul 02.00 WIB dini hari) Janari memiliki arti Dini Hari sedangkan leutik memiliki arti kecil. Jadi janari leutik bisa dikatakan dini hari yang kecil. Entah mengapa diasosiasikan ke kecil, mungkin karena sebagian besarnya masih tengah malam.
22. Wanci Janari gedé (sekitar pukul 03.00 WIB dini hari) Janari memiliki arti Dini Hari sedangkan gede memiliki arti besar. Jadi janari besar bisa dikatakan dini hari yang besar.
23. Wanci Kongkorongok Hayam (sekitar pukul 04.00 subuh) Kongkorongok merupakan kata yang menggambarkan suara ayam jantan atau dalam lagu anak-anak dikatakan “kukuruyuk”. sedangkan hayam berarti ayam. Suara ayam ini dijadikan patokan wanci karena di pedesaan Sunda zaman dahulu banyak masyarakat setempat yang memelihara ayam dan berkokok secara bersahut sahutan di waktu tersebut.
24. Wanci Balébat (sekitar pukul 05.00 WIB pagi) Dalam Wanci Balébat dalam bahasa Sunda sama artinya denganfajar (subuh menjelang pagi) dan ditandai dengan membirunya langit dan munculnya sedikit cahaya kemerahan dari matahari di ufuk timur.
Nah itulah pembagian wanci di dalam budaya orang sunda yang saya ketahui melalui kakek saya. Namun bisa saja istilah yang digunakan di tatar sunda ini berbeda-beda tergantung adat kebiasaan daerah itu sendiri karena memang tujuannya hanya untuk menandai waktu dalam beraktivitas sehari-hari.