Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan penelitian kuantitatif untuk skripsi, diharuskan memiliki pengetahuan yang baik tentang cara-cara mengumpulkan data.
Kuesioner atau angket merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data dari sampel yang diteliti.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang disusun untuk meneliti sampel sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Banyak pedoman-pedoman pembuatan kuesioner di internet maupun buku tentang metode penelitian, juga pada contoh skripsi atau jurnal yang kalian baca.
Pernahkah kalian berpikir bahwa kalian bisa menggunakan kuesioner orang lain?
Satu atau dua kali, pastinya pernah. Meskipun begitu, dengan pedoman yang sudah kalian baca dari internet, buku, maupun contoh skripsi orang lain, kalian pasti berpikir bahwa kuesioner harus dibuat oleh diri kalian sendiri.
Kenyataannya tidak begitu.
Ada syarat yang harus terpenuhi jika kalian ingin membuat kuesioner sendiri, syarat itu adalah penelitian yang kalian lakukan harus benar-benar baru dan belum pernah diteliti oleh orang lain.
Jika penelitian kalian sudah pernah dilakukan oleh orang lain, apalagi oleh tokoh-tokoh terkemuka dalam bidangnya, dan penelitian yang dilakukan hanya berbeda tempat, lebih baik kalian menggunakan kuesioner orang lain daripada membuat kuesioner sendiri. Kenapa?
Alasan utamanya adalah untuk mengurangi kesalahan statistik.
Terdapat dua uji yang dilakukan setelah kalian membuat kuesioner, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
- Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tiap-tiap pertanyaan mampu merepresentasikan variabel yang ingin kalian teliti, dan
- Uji reliabilitas dilakukan pada keseluruhan item soal untuk mengetahui seberapa baik kuesioner tersebut dapat diandalkan.
Pada uji reliabilitas mungkin kuesioner mu dianggap bagus karena memiliki nilai Cronbach Alpha diatas 0,6, namun ternyata di uji validitas terdapat item-item soal yang gugur alias tidak valid. Dan kemungkinan itu sangat besar.
Jika kalian menggunakan kuesioner orang lain yang sudah terbukti valid dan reliabel, kalian juga bisa menghemat waktu karena tidak harus membuat soal baru (seandainya soal yang tidak valid banyak) dan menguji ulang soal-soal tersebut.
Sebagai contoh, jika kalian akan melakukan penelitian tentang kepuasan pelanggan. Sudah banyak penelitian tentang kepuasan pelanggan yang dilakukan.
Kalian bisa memilih kuesioner mana yang ingin kalian gunakan, dengan catatan cantumkan nama mereka sebagai pembuat kuesioner, dan cite jurnal/artikel/buku mereka.
Bagaimana jika kuesioner yang ada tidak sesuai dengan apa yang ingin kamu teliti?
Misalnya, kamu ingin meneliti minat terhadap suatu merek, namun contoh kuesioner tidak ada yang cocok dengan apa yang ingin kamu teliti.
Kenapa bisa demikian?
Mungkin saja kamu salah mengartikan definisi dari minat. Baca ulang definisi-definisi tentang apa yang ingin kamu teliti, catat bagian pentingnya, lalu renungkan kenapa kamu bisa berbeda pendapat.
Jika tidak juga menemukan definisi yang cocok dengan definisi yang sudah ada, konsultasilah pada dosen pembimbing kalian.
Bagaimana kalian melanjutkan penelitian? Apakah mengikuti definisi yang sudah ada atau kalian diperbolehkan menggunakan teori yang kalian miliki?
Kebanyakan dosen pembimbing mungkin akan menyerahkan pilihan pada kalian.
Namun jangan lupa bahwa dosen penguji akan selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan menjengkelkan seperti:
“Ini kamu — kata siapa kaya gini? Sumbernya mana?”Dosen penguji skripsi
Jadi, sebisa mungkin, carilah sumber yang memiliki teori yang sama atau mirip dengan kalian.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah:
- Lebih baik menggunakan kuesioner yang sudah ada daripada membuat kuesioner baru dengan banyak kemungkinan soal tidak valid dan tidak ada teori/definisi pendukung,
- Kamu bisa membuat kuesioner baru jika penelitan yang kamu lakukan benar-benar baru dan belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya.
Untuk para mahasiswa pejuang skripsi, SEMANGAT! Terimakasih banyak sudah membaca, semoga bermanfaat !