Kembalinya kesuksesan Emo di kancah musik internasional tak lengkap jika tak menyeret My Chemical Romance, band yang mempopulerkan Emo.
Namun, Way selaku vokalis amat membenci pelabelan ini!
Gerard Way dan Keniscayaan
Gerard Way dalam wawancaranya dengan The Maine Campus pada September 2007 mengungkapkan ketidaksukaannya pada genre Emo.
Menurutnya Emo itu sampah dan omong kosong. Meski demikian, My Chemical Romance (selanjutnya akan disebut MCR) dengan Emo memang cukup melekat dan saling terikat satu sama lain.
Way juga menambahkan bahwa genre MCR tidak dapat digambarkan secara harfiah. Di website resmi MCR hanya tertulis kata ‘Rock’ sebagai definisi musik yang mereka usung.
Menurutnya orang-oranglah yang membuat label bahwa MCR merupakan band Emo, dan seiring berjalannya waktu, semua orang akhirnya satu suara dengan menyebut MCR adalah band Emo.
Stigma penikmat musik melabeli MCR sebagai band Emo bukan tanpa alasan. Band yang digawangi oleh Gerard Way, Ray Toro, Frank Iero, dan Mikey Way ini memang lekat dengan nuansa Emo.
Musik keras dengan alunan gitar melodic menjadi ciri khas MCR, ditambah dengan lirik emosional membuat MCR lekat dengan EMO.
Hal inilah yang membuat MCR dan Emo adalah sebuah keniscayaan.
Perkembangan Emo dari Masa ke Masa
Emo sering disalahpahami sebagai anak haram dalam genre musik Rock.
Mulanya band Emo adalah band Punk Hardcore yang menggunakan melodi dan lirik emosional tentang pencarian jati diri dan kepahitan hidup yang membuat band Emo berbeda dengan genre Rock pada umumnya yang mengungkapkan kemarahan dan kritik sosial.
Album Pet Sounds kepunyaan Beach Boy yang rilis tahun 1966 dianggap sebagai album Emo pertama, walau di tahun itu istilah Emo belum mengudara.
Emo pertama kali muncul saat Guy Picciotto membentuk band Rites of Spring di tahun 1984.
Mengusung musik Hardcore dengan gitar melodik dan lirik emosional membuat Rotes of Spring berbeda dengan band Hardcore pada umumnya.
Menjalani serangkaian konser di Washington DC, banyak penggemar yang menangis saat menonton konser mereka.
Lirik-lirik pencarian jati diri, keputusasaan, dan kepahitan hidup memunculkan istilah baru di belantika musik dunia, yakni Emotional Hardcore, yang seiring perkembangan zaman berubah menjadi Emocore dan dikenal dengan sebutan Emo di medio 2000an.
Embrace yang berdiri di tahun 1985 kemudian mengikuti jejak Rites of Spring dengan mengusung genre yang sama.
Emo pada awal kemunculannya adalah musik underground dan tidak masuk dalam skena musik mainstream.
Mereka naik ke panggung-panggung kecil dan tidak memasarkan musik mereka secara luas, band-band Emo hanya mengandalkan mulut ke mulut sebagai media promosi mereka.
Tahun 90an, Emo mulai menjamur di Amerika dengan Jawbreaker dan Sunny Day Real Estate membawa Emo ke arus musik mainstream.
Medio 2000an, nama Panic! at the Disco dan My Chemical Romance hadir meneruskan tongkat estafet Emo di Amerika.
Walau kenyataannya kedua band tersebut ogah disebut sebagai bagian dari Emo.
Emo dan Mental Health Issue
Kecenderungan para musisi enggan dilabeli sebagai bagian dari Emo karena stereotip terhadap genre tersebut terbilang buruk di kancah musik dunia.
Emo selalu dikaitkan dengan stereotip emosi, kepekaan, rasa malu dan kecemasan.
Stereotip lainnya yakni depresi, menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
Banyak orang menjelaskan bahwa orang-orang yang menggemari Emo membenci diri mereka sendiri dan mengagungkan self harm dan bunuh diri.
Kontroversi tentang genre Emo yang kemudian menyeret nama MCR terjadi di tahun 2008.
The Daily Mail membuat tajuk berita tentang bahaya genre Emo yang dapat memicu aksi bunuh diri yang terdorong oleh lirik-lirik lagu yang kelam dan iringan musik yang melodik.
Di tahun yang sama, majalah Inggris, The Sun melaporkan remaja Hannah Bond ditemukan gantung diri di kamarnya.
Hannah juga dikenal sebagai penggemar Emo khususnya MCR. Hannah mengikuti ritual Emo dengan menyakiti diri sendiri dan mengagungkan bunuh diri.
The Sun pada 08 Mei 2008 merilis berita “Suicide of Hannah, the Secret Emo” yang menuding album The Black Parade milik MCR yang rilis tahun 2006 memiliki hubungan dengan bunuh diri itu dan meningkatnya kasus bunuh diri remaja setelah mendengar album yang membuat nama MCR melambung itu.
Album The Black Parade mengangkat kisah perjalanan menjelang kematian dan kenangan yang dimiliki selama hidupnya.
Gerard Way menjelaskan bahwa kematian menjemput seseorang dalam wujud kenangan terindah orang tersebut.
Melihat reaksi publik yang mencecar MCR, mereka bereaksi di website resmi band terhadap bunuh diri Hannah Bond: “Kami baru-baru ini mengetahui tentang bunuh diri dan kehilangan tragis Hannah Bond.
Kami ingin mengirimkan belasungkawa kami kepada keluarganya selama masa berkabung ini. Hati dan pikiran kami bersama mereka”.
MCR juga menegaskan bahwa mereka selalu vokal anti kekerasan dan anti bunuh diri.
Kontroversi lain hadir di tahun 2012 saat BBC melaporkan bahwa pada bulan Maret di tahun itu, milisi Syiah di Irak menembak atau memukuli hingga mati sebanyak 58 remaja yang menggemari musik Emo Irak muda.
Karena citra buruk yang selalu menaungi genre Emo, genre Rock lain seperti Punk dan Metal membenci aliran musik tersebut.
My Chemical Romance, Representasi Sempurna Emo
MCR pertama kali dibentuk oleh Gerard Way bersama Matt Pelissier di New Jersey tak lama setelah kejadian 11/09 yang mengguncang Amerika, MCR segera merilis album hanya 3 bulan setelah pembentukan band.
Matt Pelissier kemudian memutuskan hengkang dari band dan digantikan oleh Bob Byar yang juga memutuskan keluar di tahun 2010 dan James Dewees masuk sebagai pengganti.
MCR melahirkan 4 album. I Brought You My Bullets, You Brought Me Your Love sebagai album pertama.
Three Cheers for Sweet Revenge sebagai album yang kedua. The Black Parade hadir sebagai album ketiga dan tersukses mereka dengan menyabet beberapa penghargaan dan menduduki peringkat satu di UK Singles Chart pada Oktober 2006.
Bahkan banyak penggemar Emo yang mengungkapkan bahwa album tersebut sebagai Anthem Song genre Emo.
Setelah menjalani karier musik yang luar biasa, tahun 2013 MCR memutuskan bubar.
Namun Gerard Way mengkonfirmasi bahwa perpecahan dalam band bukan alasan pembubaran MCR.
Bagaimanapun juga, dengan segala prestasi dan kontroversi yang hadir dalam perjalanan genre Emo dan MCR, Gerard Way dkk.
merupakan representasi Emo paling fenomenal hingga saat ini.
Pada 31 Oktober 2019, MCR mengumumkan bahwa mereka akan bersatu kembali di Los Angeles pada 20 Desember dan akan melakukan sejumlah tur yang meliputi Australia, Jepang dan Selandia Baru.
Pertunjukan terjual habis dalam 4 menit meskipun harga tiket tinggi. Sayangnya akibat pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, tur dijadwalkan ulang dan akan kembali naik panggung di awal hingga akhir tahun ini.