Sejarah Perkembangan Media Online di Indonesia

fadhli

Sejarah Perkembangan Media Online di Indonesia

Perkembangan media online atau dalam jaringan (daring) tak dapat lepas dari penemuan teknologi serta komputer. Awal mula dari perkembangan media online ditandai oleh hadirnya World Wide Web (WWW) yang diciptakan oleh Tim Berners-Lee pada 1989.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada akhir tahun 1993, University of Florida meluncurkan laman web pertamanya pada bidang (Noci, 2013). Kemudian, pada Januari 1994, Palo Alto Weekly menjadi media cetak (surat kabar) pertama yang merambah ke media online

Setahun kemudian, pada tahun 1995 telah tercatat adanya 150 surat kabar yang diterbitkan sebagai media online pada World Wide Web (WWW).

Peningkatan yang pesat ini terjadi dikarenakan media konvensional berlomba-lomba masuk ke dalam ranah media online untuk menghindari menjadi media yang tertinggal dalam revolusi informasi (Elmer-Dewitt, 1995).

Perkembangan media online di Indonesia awalnya terjadi pada tahun 1990-an (Margianto & Syaefullah, 2012). Internet mulai populer pada masyarakat Indonesia ketika Indonet, yakni jasa layanan internet komersil pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1994.

Media Online Pertama di Indonesia

Sejarah Perkembangan Media Online di Indonesia

Media online pertama di Indonesia yang tercatat pertama hadir di internet yaitu Republika Online dengan situs web www.republika.co.id yang pertama kali rilis pada 17 Agustus 1994, satu tahun setelah Harian Republika terbit.

Selepas itu, Tempointeraktif.com (kini berubah menjadi Tempo.co) lahir pada 1996 setelah majalah Tempo dibredel oleh pemerintah Orde Baru pada 1994.

Setelah itu, mulai banyak bermunculkan media konvensional yang meluncurkan situs webnya sendiri, misalnya saja Bisnis Indonesia yang pertama kali meluncurkan situs webnya pada 2 September 1996, Harian Waspada di Sumatera Utama yang menghadirkan situs web Waspada Online dengan alamat www.waspada.co.id pada 11 Juli 1997, serta Harian Kompas yang melahirkan situs web Kompas Online dengan alamat www.kompas.com pada 22 Agustus 1997.

Meski sejumlah media yang di atas menjadi generasi pertama media online di Indonesia, namun sejatinya media-media tersebut tidak sepenuhnya berfokus menjalankan praktik jurnalisme sebagai media online.

Sebab, kebanyakan media online yang muncul pada tahun-tahun pertama perkembangan media online di Indonesia sebetulnya hanya salinan dari versi cetak media tersebut.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Vice Director PT Kompas Cyber Media, Edi Taslim, yang menyebut bahwa konsep awal dari Kompas Online sekadar untuk memindahkan konten dari surat kabar Harian Kompas ke internet.

 

Pelopor Media Online di Indonesia

Detik.com-lah dengan alamat web www.detik.com yang hadir sebagai pelopor media online di Indonesia, meski baru hadir pertama kali pada 9 Juli 1998, berjarak hampir empat tahun dari Republika Online yang pertama kali rilis pada 1994.

Mengapa Detik.com dikatakan sebagai pelopor media online di Indonesia? Hal tersebut karena Detik.com sebagai media online yang berdiri sendiri secara otonom tanpa adanya media cetak yang menjadi induknya.

Detik.com diciptakan oleh empat orang, yakni Budiono Darsono, Abdul Rahman, Yayan Sopyan, dan Didi Nugrahadi dengan modal awal Rp40 juta.

Meski Budiono dan yayan sebelumnya pernah bekerja sebagai editor di Tabloid Detik, namun Detik.com merupakan media terpisah yang tidak ada sangkut pautnya dengan tabloid tersebut.

 

Berubah atau Punah: Media Konvensional yang Beralih ke Media Online

Dalam masa disrupsi saat ini, untuk mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, media-media terdahulu (media cetak dan penyiaran) mulai menerjunkan diri ke dalam media online lewat berbagai macam bentuk digital.

Misalnya saja media penyiaran radio yang mulai merilis siniar (podcast) serta radio versi online, televisi yang mulai membuat layanan streaming video melalui aplikasi digital atau situs web, serta media cetak seperti surat kabar dan majalah yang kini juga menyediakan bentuk e-paper kepada pembaca.

Salah satu media terdahulu yang masih bertahan hingga sekarang dan merambah ke dalam berbagai bentuk digital paling populer saat ini adalah British Broadcasting Corporation (BBC).

BBC awalnya berasal dari stasiun radio pada tahun 1922 yang kemudian mulai masuk ke dalam dunia pertelevisian pada tahun 1936. Kemudian pada tahun 1997, BBC pertama kali meluncurkan situs web media online dengan alamat bbc.co.uk.

Sampai sekarang, BBC masih terus-menerus berkembang dan merambah berbagai macam media baru, misalnya saja televisi digital, podcast dan radio online, serta aplikasi digital.

Selain media konvensional yang melebarkan sayapnya ke media online dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya, terdapat juga berbagai media konvensional yang sepenuhnya beralih ke media online dengan memberhentikan media konvensionalnya.

Misalnya saja majalah anak muda HAI yang telah terbit dari tahun 1977.

Kini HAI berfokus mengembangkan media online dengan alamat hai.grid.id setelah mengumumkan telah berhenti cetak pada Juni 2017.

Contoh lainnya adalah Tabloid Bola yang mengakhiri edisi cetaknya pada tahun 2018 silam dan beralih ke media online dengan alamat BolaSport.com serta Tabloid Cek & Ricek yang resmi berhenti cetak pada 23 April 2019 dan kini beralih ke media online, yakni Ceknricek.com.

Pada masa ini, media online merupakan media yang paling baru lahir ketimbang media konvensional sebelumnya, yaitu media cetak dan media penyiaran.

Media online telah berkembang pesat beberapa dekade belakangan dan melahirkan teknologi baru yang terus-menerus muncul tiap tahunnya, dari mulai jurnalisme warga (citizen journalism) yang kini beralih ke jurnalisme warganet (netizen journalism) hingga penggunaan big data pada jurnalisme data (data-driven journalism).

Kemudian, kini media online juga mulai memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam metode pencarian informasi dan penyusunan berita yang disebut juga dengan istilah jurnalisme robot (robot journalism), dan masih ada banyak lagi teknologi baru yang berpotensi hadir dalam ranah jurnalisme pada masa yang akan datang.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi