Mungkin diantara anda masih ada yang belum pernah mendengar kata “hypergamy“. Bagi anda yang baru saja mendengarnya, disini penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan hypergamy.
Hypergamy adalah perilaku wanita dalam memilih pasangan, dimana hanya tertarik pada pria yang memiliki privelege yang lebih tinggi darinya.
Sederhananya, wanita tidak mau menikah dengan pria yang di bawah status atau kelas sosialnya.
Praktik hypergamy ini tentu memiliki dampak pada keberlangsungan hidup manusia, dimana hypergamy telah menjadi seleksi alam pada pria dalam mendapatkan wanita yang diinginkanya.
Sisi positif dari hypergamy
1. Dengan adanya hypergamy maka kehidupan perempuan dan keturunanya kelak akan lebih terjamin dalam hal pangan, papan, sandang dan kebutuhan tersier lainya.
2. Hypergamy memungkinkan menghasilkan genarasi unggul yang pintar dan kuat secara fisik.
Karena anak yang lahir dari proses hypergamy sudah pasti terpenuhi oleh gizi yang baik, makanan yang sehat dan lingkungan yang nyaman.
3. Hypergamy membuat laki-laki lebih berusaha memaksimalkan kemampuanya untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya, baik dalam hal ekonomi, fisik, bakat dan lain-lain.
Sisi negatif dari hypergamy
1. Para wanita akan fokus bersaing dengan wanita lainya untuk mendapatkan pria yang sudah mapan secara financial sehingga lupa bahwa kekayaan dan kenyamanan yang mereka cari tersebut, bisa juga mereka peroleh pada laki-laki biasa yang belum mapan yang juga sedang berusaha meningkatkan kualitas dirinya, hal ini tentu dilema antara mau kaya instan atau ikut berproses bersama-sama.
2. Dikarenakan perempuan lebih memilih pria yang lebih mapan secara ekonomi, sehingga mengesampingka laki-laki yang baik secara sifat tapi kalah dalam kasta.
Hal ini mengakibatkan laki-laki lebih memperbaiki kualiatas ekonominya di banding dengan kualitas empati atau keterampilan sosialnya.
3. Hypergamy membuat wanita rentan selingkuh dengan pria lain yang lebih kaya dari suami atau pasanganya.
Hal ini akan merusak keharmonisan dalam berkeluarga, yang berakibat perceraian dan kerusakan mental pada anak-anak apabila disaat yang sama sudah memiliki anak.
Kembali lagi pada kita sendiri, bagaimana baiknya dalam menyikapi fenomena di tengah lingkungan kita.
Bagi laki-laki yang masih single, cobalah memperbaiki kualitas diri, mulai dari bentuk fisik, attitude, karir atau keuangan untuk mendongkrak value anda.