4 Faktor Di Balik Kehancuran Kekaisaran Mongol

Koala Merah

4 Faktor Di Balik Kehancuran Kekaisaran Mongol

Digstraksi – Mongolia adalah nama sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Tengah.

Negeri ini berbatasan langsung dengan Federasi Rusia di utara dan Republik Rakyat Cina di selatan.

Walau dekat dengan Cina dan Rusia, nyatanya sangat jauh tertinggal dibanding para tetangganya tersebut.

Di bidang ekonomi, PDB Mongol hanya mencapai 43.174 miliar dolar atau berada di urutan ke 115. Sedang pendapatan perkapita penduduk hanya 4.09 dolar.

Selain itu, infrastruktur di negeri ini masih jauh dari mumpuni.

Ketersediaan listrik dan internet masih belum bisa dikatakan bagus. Padahal geliat wisata di sana sedang bagus-bagusnya.

Meski populasinya terbilang sedikit, yakni kurang dari 4 juta manusia, tetapi luas wilayahnya bisa dikatakan sangat besar. Mongolia merupakan negara terluas ke 18 di dunia.

Kejayaan Kekaisaran Mongol

4 Faktor Di Balik Kehancuran Kekaisaran Mongol

Di masa lalu, Kekaisaran Mongol merupakan salah satu entinitas politik paling menakutkan di dunia.

Ia memiliki banyak wilayah jajahan. Pesaingnya hanyalah imperium Britania alias Inggris.

Bahkan Mongolia di jaman para Khan Agung mampu melampaui pencapaian negara-negara kolonialis lainnya seperti Spanyol, Perancis, Persia bahkan Romawi.

 

Wilayah Kekuasaan Mongol

Wilayah jajahan Mongol tersebar di seantero Asia Timur, Eurasia, Asai Tengah, anak benua India bahkan Jazirah Arab.

Di Asia Timur, Mongol mampu mengontrol Cina daratan dan sempat melancarkan serangan ke Jepang, Korea, Indocina bahkan Jawa.

Kemenangan utama atas Dinasti Jin dan kurang perkasanya Song menahan laju militer negeri para Khan itu membuat Cina daratan menjadi jajahan Mongol selama waktu yang sangat lama.

Bahkan setelah mengalahkan Jin, Mongol membentuk apa yang dinamakan sebagai dinasti Yuan.

Jengis Khan menyebut dirinya sendiri sebagai pemegang mandat langit. Musuh utama di daratan Cina hanya Song. Ia bahkan mampu memperluas kekuasaan hingga Dali.

Di Eropa, Mongol mampu mengacak-acak pertahanan Ukraina dan Rusia.

Mereka membentuk atau gerombolan emas dan memerintah wilayah Eurasia untuk waktu yang tidak sedikit.

Di Asia Tengah, suku-suku Turkic bukan tandingan para prajurit berkuda Jengis Khan. Mereka mampu menguasai wilayah itu dengan cukup mudah.

Terlebih daerah itu memiliki kontur yang sama dengan bumi Mongolia, yaitu berpadang dan dataran. Sebuah hal yang amat disukai tentara kavaleri Khan.

Di India, Babur dari Mongol mengalahkan Sultan Delhi dan mendirikan Mughal. Ini adalah sebuah kerajaan penting yang cukup disegani baik di Asia Selatan maupun dunia.

Mughal juga merupakan cerminan betapa dinamisnya bangsa Mongol.

Tadinya merupakan penyembah dewa pagan dan pengikut Shamanisme atau Buddha, pemimpin Mughal justru mengadopsi .

Kejayaan Mongol juga terasa hingga timur tengah. Persia dan Arab luluh lantak disikat pasukan berkuda dari padang rumput ini.

Dengan menggunakan taktik datang dan hancurkan, kekaisaran Mongolia mampu menancapkan pengaruhnya di sana dan bahkan mendirikan pusat pemerintahan di Baghdad.

Untuk invasi selanjutnya yang mengincar Israel dan Mekkah berhasil digagalkan pasukan Mameluk Mesir. Mereka mati-matian bertempur menghalau pasukan mengerikan Khan dan sukses besar.

 

Para Khan

Jengis Khan bisa dikatakan sebagai bapak pendiri Mongol.

Pria tegap dengan pemikiran visioner itu telah berhasil menyatukan suku-suku Asia Tengah yang sebelumnya terserak-serak menjadi sebuah entinitas yang bersatu dan kuat.

Sejak pendiriannya di abad 12, Mongolia kemudian melakukan ekspansi besar-besaran. Mereka rajin memperluas wilayah kekuasaan.

Selain Jengis Khan, Kubilai Khan juga merupakan sosok yang sangat penting. Dialah pemimpin terakhir Mongol sebelum imperium itu mengalami kemunduran luar biasa.

Jengis Khan menguasai salah satu dari empat cabang utama kekaisaran Mongolia, yakni Cina daratan.

Ia berhasil melakukan ekspansi hingga ke Daili dan beberapa kali mencoba menaklukan wilayah-wilayah baru di Korea.

Jika Jengis Khan berkuasa di Asia Timur, maka Chagatai Khan menguasai Asia Tengah.

Ia mengalahkan suku-suku Turkic, Kazak dan barbar lalu mendirikan imperiumnya. Ia dikalahkan oleh Timurleng alias Timur Khan, seorang jenderal muslim yang sebenarnya masih kerabatnya.

Khan lain yang juga cukup penting dibahas adalah Hulagu Khan, saudara Kubilai Khan.

Ia mampu memporak-porandakan kekuatan Islam di Timur Tengah dan mendirikan imperiumnya di Baghdad. Serangannya ke Irak juga merupakan alasan bagi kehancuran Kekhalifahan Abbasiyah.

 

Faktor Penyebab Kehancuran Mongol

Ada banyak faktor dan dugaan seputar kemunduran dari imperium maha besar ini. Bagaimana mungkin kekaisaran seperti Mongol akhirnya tampak lenyap tak berbekas?

Dari semua hipotesa yang ada, 4 alasan berikut merupakan faktor yang paling penting yang bisa menjadi penyebab kehancuran kekaisaran Mongol.

Perang Saudara

4 Faktor Di Balik Kehancuran Kekaisaran Mongol

Jenghis Khan merasa kelelahan mengatur Mongol yang begitu luas. Ia kemudian membagi imperium itu menjadi empat : yakni Yuan (Cina), Kekhanan Chagatai (Asia Tengah), Ikhanate (Timur Tengah) dan The Golden Horde (Eropa).

Keempat kerajaan itu diperintah oleh anak dan kerabat Jenghis Khan.

Sayang ada banyak sekali persaingan tidak sehat bahkan saling telikung yang berujung perang.

Sebagai contoh, Hulagu Khan yang merupakan penguasa Bahgdad nyaris memperluas pengaruhnya ke Arab Saudi dan Israel.

Namun gangguan dari Berke Khan yang sebenarnya juga orang Mongol membuatnya hancur lebur.

Di Asia Tengah, keadaan juga sama gentingnya.

Chagatai Khan juga menghadapi perang besar melawan jenderal hebat yang ambisius bernama Timurleng. Keduanya juga masih bangsa Mongol.

 

Pemberontakan

Dengan wilayah yang begitu luas, pantas saja terjadi banyak kesulitan untuk melakukan kontrol terlebih pada jaman dahulu, sarana transportasi dan komunikasi sangat terbatas.

Maka ketika terjadi pemberontakan, terlebih dalam skala besar, suatu wilayah harus berjuang sendiri terlebih dahulu sebelum mendapatkan bantuan dari pusat atau daerah lain.

Mongol mengalami banyak sekali pemberontakan.

Di Cina, mereka harus berjuang menghadapi pemberontakan jenderal dan petani Han yang muak pada pemerintahan mereka yang kejam.

Di Eropa, orang-orang Rusia, Ukraina, Hungaria dan Bulgaria melakukan perlawanan yang tak putus-putusnya. Sesuatu yang membuat hegemoni Mongol akhirnya lenyap seperti tak bersisa.

Bahkan ketika Rusia bangkit, mereka menyapu sisa-sisa kekuataan Khan yang ada. Mereka kini hanya tersisa dalam bentuk suku Tartar.

Di Arabpun demikian. Bahkan para bangsawan Mongol yang kemudian menjadi Muslim juga sering melakukan perebutan kekuasaan. Sesuatu yang akhirnya membuat Mongol hancur lebur.

 

Perubahan Visi

Pada saat menguasai suatu daerah, Mongol lebih suka memberikan kehancuran total daripada memerintahnya. Ia merupakan taktik jitu yang membuat calon musuhnya ketakutan luar biasa.

Tetapi kemudian, Mongol mengubah visi.

Mereka membagi kekaisaran menjadi empat dan kemudian mendirikan pemerintahan yang stabil. Walau kenyataannya hal tersebut susah dilakukan.

Di Cina, Mongol menjadi sama seperti bangsa Han.

Mereka bahkan juga turut menyerap kepercayaan orang Cina, seperti ajaran Konfunsianisme, Taoisme ataupun Buddha, dan meninggalkan Shamanisme, Tengirisme ataupun ajaran pagan asli nenek moyang mereka.

Di India, Asia Tengah dan Persia, orang Mongol justru menjadi Muslim.

Mereka bahkan berjasa besar dalam mengembangkan kerajaan-kerajaan bercorak Islan selanjutnya di wilayah tersebut.

Akhirnya semua itu tidak hanya menjadi alasan kemunduran Mongol di bidang politik, secara budaya, bangsa Mongol sudah menjadi sangat berbeda.

Identitas mereka memudar seiring berjalannya waktu.

 

Bangkitnya Kekuatan Baru

4 Faktor Di Balik Kehancuran Kekaisaran Mongol

Seiring berjalannya waktu, Mongol menghadapi munculnya kekuatan baru di wilayahnya. Di Eropa, Tsar Rusia berhasil menyatukan negaranya. Mengusir The Goldern Horde nampaknya juga menjadi prioritas utama.

Di tempat lain, bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam, khususnya Ottoman, membuat Mongol serasa terhapus.

Bahkan di Cina, Dinasti Ming muncul untuk menggantikan Dinasti Yuan yang sering disebut pemerintahan asing, karena berakar dari Mongol.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi