Belakangan ini, netizen tengah dihebohkan dengan fenomena kepemilikan spirit doll atau boneka arwah. Mengapa demikian? Beberapa artis Indonesia mulai mengadopsi boneka arwah seperti Ivan Gunawan, Ruben Onsu, Celine Evangelista, selebgram Furi Harun pun makin menjadi sorotan publik.
Biasanya boneka arwah atau spirited doll ini memiliki bentuk yang serupa dengan manusia, biasanya selalu mirip dengan anak kecil atau bayi. Beberapa podcast yang membahas tentang spirit doll, mereka percaya bahwa boneka arwah ini cenderung memiliki aura positif karena sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Alhasil, aura dan energi antara boneka dan pemiliknya akan menyatu, saling berkesinambungan, dan membuat pemiliknya lebih bahagia. Ada beberapa hal yang dapat dipelajari adopsi spirit doll seperti setiap orang memiliki cara berpikir dan memiliki level kesenangan sendiri. Meskipun begitu, pengadopsi spirit doll menunjukkan ekspresi bahagia atas apa yang dilakukan.
Namun, bagaimana jadinya jika boneka spirit doll membawa kesialan? Film Vietnam The Guardian atau Thiên Than Ho Menh telah dirilis di Netflix menceritakan sisi gelap seorang artis yang memiliki spirit doll, Khumantong. Film dengan genre horror thriller ini membawa kesan gelap dibalik industri musik yang glamor. Film ini berkisah tentang penyanyi latar yang ingin mendapatkan ketenaran melalui cara yang instan.
Cerita berawal dari seorang penyanyi pop terkenal bernama Phuong yang meninggal di masa kejayaannya pada usia 25 tahun akibat bunuh diri setelah video seksualnya tersebar di internet. Hal yang janggal adalah Phuong meninggal memegang boneka Khumantong yang diberi nama Yuki, sehingga banyak media yang berspekulasi mengapa Phuong meninggal secara misterius.
Disisi lain, penyanyi latar Phuong yang bernama Nguyen Mai Ly juga memiliki boneka yang serupa. Saat investigasi awal dari polisi berlangsung, Ly memberitahu detektif terkait SMS yang ada di telepon Phuong. Berdasarkan bukti yang ada, Ly bersama Phuong berada di pesta dalam keadaan dibius, diperkosa, dan direkam. Namun, polisi seakan buntu dalam menangkap pelaku Phuong karena pengakuan Ly ia tidak ingat apapun sewaktu kejadian.
Kemudian, Ly menghadiri upacara pemakaman Phuong dan bertemu dengan ayah Phuong, Tran Ngoc. Ia memohon kepada Ly untuk bersikap koopeatif dan mau bekerjasama dengan polisi. Namun, Ly tetap tidak merasa kasihan dan pergi begitu saja. Tiba-tiba, Ly mendapatkan pesan misterius dari orang tak dikenal. Dalam pesan itu, Ly diancam dan disuruh untuk menutup rahasia kematian Phuong rapat-rapat.
Enam bulan kemudian, Ly mengikuti kontes menyanyi, tetapi ia kalah. Namun disisi lain, Ly bertemu dengan seorang wanita yang sangat kaya, Ny. Tam. Nyonya Tam memuji penampilan Ly dan memberitahu bahwa boneka Kumanthong yang dibawa Ly akan mengubah hidupnya apabila boneka itu dimasukkan spirit kebaikan pada biksu.
Dalam kepercayaan Thailand, boneka Khumantong akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Meskipun ada keraguan, Ly memutuskan untuk membawa bonekanya untuk mengunjungi dukun besar Vietnam.
Boneka tersebut diberi arwah, seakan jiwa Ly terhubung dengan boneka Kumanthong Na. Para biksu tersebut mengatakan bahwa kekuatan pada boneka akan manjur apabila pemiliknya mengadopsi seperti anak-anak mereka sendiri, dan dapat membantu usaha yang sedang diraih.
Kalau di Indonesia, ini seperti memelihara tuyul. Beberapa waktu setelahnya, Ly menjadi bintang mengikuti jejak idola terdahulu, Phuong. Namun, semua kebaikan tidak bertahan lama. Inilah awal mula dari kengerian mulai menghantui hidup Ly.
Boneka Khumantong yang asli dibuat oleh biksu Thailand untuk menyimpan arwah dari bayi yang telah diaborsi maupun bayi yang mati dalam keadaan prematur. Mereka percaya bahwa arwah tersebut dapat reinkarnasi ke tempat yang layak. Beberapa biksu menggunakan mantra dalam ritualnya untuk membesarkan boneka Kumanthong, dimana mereka membaginya dalam dua istilah “anak penurut” dan “anak iblis”.
Film ini menyajikan unsur balas dendam dengan ending yang plot twist, sehingga membuat penonton akan terjebak dalam spekulasi dan ekspektasi sendiri. Transisi boneka Ly yang awalnya penurut, kini berubah menjadi boneka iblis seakan-akan membuat penonton bergidik ngeri.
Akhir dalam film ini hanyalah sebuah skenario rencana besar dari keluarga Phuong untuk membalaskan rasa dendamnya akan kematian anaknya. Boneka tersebut hanyalah alat untuk membohongi Ly, karena ia menutupi kebenaran yang asli. Meskipun begitu, rasa penyesalan dan obsesi dapat digambarkan dengan baik dalam film ini.