Neron istilah yang berasal dari bahasa daerah lembak, salah satu suku di Provinsi Bengkulu, yang berarti duduk sambil minum kopi atau teh sembari menikmati kue ataupun gorengan secara bersama-sama. kebiasaan ini sudah menjadi tradisi bengkulu sejak lama saat provinsi bengkulu terbentuk.
Di bengkulu sendiri masyarakat Lembak (suku Lembak), mendiami beberapa Kabupaten, diantaranya Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. Suku Lembak yang mendiami Kabupaten Rejang Lebong disebut Suku Beliti, sedangkan suku Lembak yang mendiami Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu disebut suku Lembak Delapan, yang terbagi atas tiga diantaranya, suku Lembak Tanjung Agung, suku Lembak Pedalaman dan suku Lembak Bulang (Haryani, 2013).
Suku Lembak mendiami daerah Bengkulu yang tersebar di lembah- lembah sungai dan pengunungan, di antaranya pada lembah sungai Bangkahulu, sungai Hitam, hilir sungai Babatan, serta Danau Dendam Tak Sudah. Di kota Bengkulu khususnya dikenal adanya suku Lembak Delapan, suku ini mendiami wilayah Tanjung Agung, Semarang, Tanjung Jaya, Bentiring serta Surabaya, sedangkan suku Lembak Bulang mendiami wilayah Panorama, Jembatan Kecil, Jalan Gadang dan Dusun Besar.
Neron biasanya dilakukan suku lembak saat pagi hari menjelang beraktifitas, betanak, betani, bekerjo ( kebiasaan yang dilakukan suku lembak dalam memasak, ke sawah, dan bekerja) pada saat itu.
Namun karena seiring perkembangan zaman neron pun bisa dilakukan kapan pun kita mau. mau itu di siang hari, sore hari ataupun malam hari. kebiasaan neron ini masih bisa ditelusuri dan ditemukan saat ada pesta pernikahan suku lembak, syukuran, tahlilan, acara maulid, menyambut bulan suci ramadhan ataupun sekedar berbincang dengan sanak saudara dan tetangga disekitar.
bagi suku lembak neron dilakukan untuk menghilangkan kepenatan karena aktivitas berdagang dan betani yang melelahkan. seperti penulis yang suka neron di pagi hari agar bisa menyiapkan pagi dengan semangat dan suka cita.
Dan juga untuk menghilangkan stress karena efek dari teh yang katanya menenangkan isi pikiran suku lembak. menurut ibu penulis, sehari tidak neron bisa membuat kepala pusing dan seperti ada yang kurang. yups benar sekali, neron sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan oleh suku lembak.
Neron juga menjadi wadah silaturahmi, bercengkerama dengan keluarga, bersenda gurau, dan sebagai filosofi kebersamaan dan kehangatan suku lembak. seperti di pagi hari, ibu akan memanggil penulis, ayah dan kakak untuk neron. biasanya penulis neron dengan gorengan bakwan, tahu dan pisang yang dibuat ibu. sambil kami bercerita kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan kemarin, saling berdiskusi bersama, dan juga tertawa jika topik yang dibahas lucu dan menyenangkan.
Neron pun menjadi salah satu ikon objek wisata kota bengkulu yaitu neron yuk di danau dendam tak sudah. Tertarik dengan neron yuk cobain, rasanya mantap betul hehehe
.