Attention-Deficit/Hyperactive Disorder atau sering kita singkat dengan ADHD adalah suatu nama yang biasanya diberikan kepada orang-orang baik untuk anak-anak, remaja, bahkan beberapa juga bisa terjadi pada orang dewasa yang mengalami kesulitan serta kurang mampu dalam memperhatikan sesuatu, biasanya disertai juga dengan over aktif, sangat mudah dikacaukan pikirannya serta juga implusif (Roshinah et al., 2014).
Menurut pandangan biopsikologi, penyebab ADHD kemungkinan yang pertama adalah faktor keturunan. Selain itu, kerusakan pada korteks prefontalis yang merupakan salah satu bagian otak dimana memiliki beberapa fungsi yakni untuk mengatur rencana, pemecahan masalah, membuat/mengatur strategi, melaksanakan pola perilaku tertentu, sebagai tempat penyimpanan dari memori jangka panjang, berperan dalam inteligensi serta dalam memahami akan bahasa hingga memproduksi suatu kata.
Ketika bagian ini mengalami kerusakan maka dapat menyebabkan kurangnya kemampuan dalam memerhatikan. Orang yang mengalami ADHD mudah sekali terganggu, hyperaktive, mudah sekali lupa dan kurang mampu dalam melakukan perencaan secara berulang.
Seiring berkembangnya jaman maka tentu saja juga berpengaruh pada perkembangan ilmu termasuk dalam dunia kesehatan. Beberapa metode pun sudah banyak muncul untuk membantu orang-orang yang mengalami ADHD, seperti pendekatan perilaku, metode multimodal, dan farmakologi. Tidak terlepas dari dunia kesehatan, dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Islam ternyata juga membahas mengenai proses penyembuhan dari penyakit mental, jasmani, spiritual yang disebut dengan psikoterapi Islam.
Psikoterapi Islam ialah suatu teknik atau metode yang dilakukan dengan berlandaskan Al-Qur’an dan sunah rasul yang diterapkan pada perawatan dan penyembuhan penyakit keruhanian dan kejiwaan dengan strategi mempengaruhi, merubah pikiran seseorang dan emosi (Wahidah, 2018). Pendekatan terapi kejiwaan ini sesuai dengan firman Allah pada surah Yunus ayat 57 yang berbunyi:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
Terjemahan:
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.
Dilansir dari sebuah jurnal “PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT HIPERAKTIF – IMPULSIF PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER (ADHD)” (Roshinah et al., 2014), membuktikkan bahwa terapi dengan menggunakan metode murrotal Qur’an dapat membantu mengurangi implusif serta hyperactive dari anak yang menderita ADHD. Tidak hanya itu, ternyata pembelajaran ini juga dapat membantu meningkatkan artikulasi pada anak-anak ADHD.
Pada sebuah berita dari Kumparan.com juga menyatakan bahwa dengan mendengarkan murrotal sesuai dengan anjuran dapat menenangkan anak-anak yang menderita ADHD. Bahkan ternyata, mereka mempunyai daya ingat yang luar biasa. Tetapi, tentu saja dalam prosesnya membutuhkan kesabaran yang ekstra.
Penanganan Psikoterapi Islam
1. Terapi Murrotal
Psikoterapi murrotal Qur’an adalah suatu metode dimana orang-orang yang menderita ADHD akan di pedengarkan ayat suci Al-Qur’an baik itu melewati media audio atau secara langsung oleh Qori. Tetapi tentu saja dalam pelaksanannya harus dilakukan secara sering dan berulang-ulang. Ketika dipedengarkan saat tenang biasanya anak ADHD pelan-pelan akan mulai mengingat dari ayat-ayat yang didengarkan atau dibacakan bahkan sekaligus dapat memperbaiki artikulasi mereka. Konsep dari metode ini adalah ketika stimulus yang tidak diharapkan terjadi maka akan di latih melalui pembelajaran dengan tujuan secara perlahan menghilangkan respon emosi dalam proses penyembuhannya.
2. Terapi Sholat
Selain dengan murrotal Qur’an, sholat juga dapat membantu dalam proses penyembuhan dari ADHD. Ketika kita mengejarkan sholat maka sebenarnya kita juga sekaligus melakukan olahraga. Karena sholat mengandung kegiatan fisik dan otot. Gerakan olahraga pada sholat dapat mengurangi kecemasan dalam jiwa. Terdapat empat aspek besar yang terkandung dalam sholat yaitu proses meditasi, relaksasi, autosugesti, perkumpulan komunitas.
1. Meditasi
Sholat yang dilakukan dengan khusyu’ juga dapat memberikan efek mediasi, karena shalat khusyu’ dapat menggetarkan hati melalui bacaan-bacaan dan ayat-ayat untuk dapat bermunajat dengan tuhan.
2. Relaksasi
Di saat kita bermunajat dengan Tuhan dengan khusyu’ maka perasaan kita akan menjadi tenang sehingga secara tidak langsung kita seperti merelaksasikan diri kita.
3. Autosugesti
Doa-doa yang dilantunkan dalam sholat juga menunjang autosugesti dalam diri. Ketika kita berdoa maka kita akan berusaha fokus untuk menumpahkan segala harapan melalui ayat-ayat yang di baca dengan maksud agar doa kita bisa terkabul.
4. Perkumpulan komunitas
Aspek yang terakhir, yaitu perkumpulan bersama komunitas. Komunitas disini maksudnya seperti berjamaah agar orang yang menderita ADHD tidak merasa terasingkan.
Referensi:
- Roshinah, F., Nursaliha, L., & Amri, S. (2014). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat Hiperaktif – Impulsif Pada Anak Attention Deficit Hyperactive Disorder (Adhd). Pelita – Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, 9(02), 141–145.
- Surabaya), B. (Berita A. (2019). Saat Alquran Jadi Terapi Hiperaktif untuk Azzam. Kumparan. (https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/saat-alquran-jadi-terapi-hiperaktif-untuk-azzam-1r6iQImm94R)
- Wahidah, E. Y. (2018). Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer. Millah: Jurnal Studi Agama, 17(2), 297–317.