Stefani Bella (Hujan Mimpi) dan Syahid Muhammad (Eleftheriawords) merupakan dua penulis muda yang dulunya aktif menulis di Tumblr. Stefani Bella menerbitkan buku pertamanya pada tahun 2017 dengan judul Sebatas Mimpi, sedangkan Syahid Muhammad, buku pertama hasil dari kolaborasi bersama Stefani Bella ini merupakan karya pertamanya.
Melalui akun Instagram-nya, Stefani Bella (@hujan_mimpi) bercerita bahwa mereka kali pertama kenal pada tahun 2015 karena sering reblog-an di Tumblr. Sebelum menerbitkan novel kolaborasi, ternyata Stefani Bella dan Syahid Muhammad pernah menggarap beberapa proyek bersama. Menariknya, meski pernah menggarap beberapa proyek bersama, mereka belum pernah bertemu secara tatap muka. Mereka hanya berkomunikasi melalui pesan teks, telepon, e-mail, ataupun media-media lain, bahkan hingga novel pertama dari kolaborasi mereka terbit.
Hingga saat ini, sudah ada 3 novel hasil dari kolaborasi antara Stefani Bella dan Syahid Muhammad, yaitu Kala (2017), Amor Fati (2017), dan 25 Jam (2019).
1. Kala
Kala merupakan novel pertama hasil dari kolaborasi antara Stefani Bella dan Syahid Muhammad yang diterbitkan oleh penerbit Gradien Mediatama pada tahun 2017. Awalnya, Kala berisi kumpulan prosa. Namun, setelah masuk ke penerbit dan mendapatkan banyak masukan, Kala kemudian diubah menjadi sebuah novel.
Yang menarik dari novel Kala ialah, Kala mengisahkan sebuah cerita dengan dua sudut pandang melalui tokoh Saka dan Lara. Hal tersebut menjadi menarik karena tokoh Saka dan Lara berhasil menggambarkan bagaimana tiap-tiap persona dalam menyikapi suatu cerita dalam hubungan romansa antara laki-laki dan perempuan.
Ada banyak hal yang membuat Kala begitu dekat dengan kisah-kisah pembaca. Cerita tentang dua orang yang saling jatuh cinta, cerita tentang dua orang yang saling menyakiti, cerita tentang dua orang yang saling berkaitan dengan kepergian, dan banyak cerita-cerita lain yang dikisahkan dalam dua sudut pandang yang rasanya sangat mewakili cerita dari banyak pembaca.
2. Amor Fati
Amor Fati merupakan buku kedua hasil dari kolaborasi antara Stefani Bella dan Syahid Muhammad yang terbit pada tahun 2017, beberapa bulan setelah Kala terbit. Amor Fati merupakan sekuel dari novel Kala. Cerita dalam novel Amor Fati masih mengisahkan sebuah cerita dengan dua sudut pandang melalui tokoh Saka dan Lara. Menceritakan tentang dua orang yang saling berkaitan dengan kepergian, dua orang yang saling kehilangan, hingga dua orang yang kembali saling menemukan.
Yang tampak membedakan antara Amor Fati dengan Kala ialah gaya penceritaannya. Prosa, kalimat-kalimat puitis, dan diksi-diksi kaku yang terdapat pada novel Kala tidak banyak ditemukan dalam novel Amor Fati. Gaya penceritaannya yang lebih cair membuat novel Amor Fati semakin tampak nyata dalam menggambarkan kisah antara Saka dan Lara yang barangkali ceritanya pernah dialami oleh sebagian banyak pembaca.
3. 25 Jam
Buku ketiga hasil dari kolaborasi antara Stefani Bella dan Syahid Muhammad adalah 25 Jam. 25 Jam terbit pada tahun 2019 yang diterbitkan oleh penerbit yang sama dengan dua novel sebelumnya.
25 Jam bukan merupakan sekuel dari dua novel sebelumnya. Novel ini menceritakan hal yang lebih kompleks daripada hubungan romansa antara Saka dan Lara. 25 Jam lebih banyak bercerita tentang persoalan hidup dan hubungan antara anak dengan orang tua.
Melalui tokoh Abimana dan Azalea, Syahid Muhammad dan Stefani Bella menceritakan dua tokoh yang tidak bersinggungan cerita dan memiliki persoalan hidup yang berbeda. Menariknya, meski tokoh Abimana dan Azalea sama sekali tidak memiliki singgungan cerita, tapi pada akhirnya, Stefani Bella dan Syahid Muhammad mempertemukan kedua tokoh tersebut untuk saling memberikan jawaban atas pelarian yang masing-masing sedang mereka lakukan.
Cerita dalam 25 Jam ini begitu dekat dengan persoalan yang biasa dialami oleh anak dan orang tua, sehingga setelah membaca novel ini, pembaca akan menemukan banyak hal untuk memperbaiki hubungan yang mungkin merenggang karena masalah-masalah yang begitu rumit dan pelik.
Itulah ketiga novel kolaborasi antara Stefani Bella dan Syahid Muhammad yang worth to read karena cerita-cerita yang dikisahkan dalam novel-novelnya begitu dekat dengan cerita-cerita di kehidupan kita. Banyak pembaca yang masih menginginkan mereka berdua kembali berkolaborasi untuk menciptakan karya-karya baru. Kita tunggu saja, ya.